Pernahkah kamu melihat guiding block? Guiding block atau blok pemandu merupakan salah satu fasilitas umum yang berfungsi sebagai pemandu jalan bagi para penyandang disabilitas, khususnya tunanetra.
Blok ini dibuat dengan material khusus berbentuk persegi berwarna kuning dengan tekstur menonjol dan pola tertentu yang dapat dirasakan dengan tongkat.
Pola bertekstur pada blok pemandu tentunya memiliki arti tersendiri, seperti pola garis lurus yang menandakan untuk jalan terus atau pola bulatan-bulatan timbul yang menandakan peringatan atau perubahan arah.
Keberadaan guiding block membantu penyandang tunanetra untuk tetap berada pada jalur prioritas mereka. Namun, meskipun kegunaannya sangat penting, di beberapa tempat, masih ditemukan guiding block yang tidak memenuhi standar, baik karena hancur, rusak, ataupun terhalang pohon atau fasilitas lainnya yang justru berisiko menimbulkan bahaya bagi penggunanya.
Permasalahan mengenai guiding block yang terdegradasi ini umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kurangnya Kesadaran tentang Kesetaraan Aksesibilitas
Banyak pihak belum sepenuhnya menyadari mengenai pentingnya kesetaraan akses bagi penyandang tunanetra. Kurangnya pemahaman mengenai peran guiding block dalam memenuhi kebutuhan aksesibilitas, menyebabkan perwujudan fungsinya belum maksimal bagi para penyandang tunanetra.
2. Pemeliharaan dan Perawatan yang Minim
Tanpa pemeliharaan yang rutin, guiding block bisa saja mengalami keretakan ataupun terhalangi jalurnya oleh kendaraan parkir, sampah, dan tanaman. Pengguna guiding block bisa saja menyalahartikan pola dikarenakan blok pada lantai mengalami keretakan. Apabila pemeriksaan tidak dilakukan secara berkala, kemungkinan terjadi kerusakan pada guiding block akan meningkat, sehingga mengurangi fungsi utamanya sebagai alat penunjang mobilitas penyandang tunanetra.
3. Penggunaan yang Tidak Sesuai dengan Fungsi
Aktivitas yang padat di atas trotoar seringkali membuat peran guiding block dialihfungsikan. Penggunaan yang tidak sesuai dengan fungsi aslinya, seperti, menjadi area parkir kendaraan atau tempat untuk memasang iklan, papan reklame, dan barang dagangan menjadikan guiding block tidak lagi bebas akses bagi para penyandang tunanetra. Dengan objek-objek yang menghalangi blok pemandu, para pengguna terpaksa untuk berjalan keluar dari jalur yang justru berpotensi menimbulkan bahaya.
Seperti yang dikatakan oleh Emma Thompson, 'Menjadi difabel tidak berarti didiskualifikasi dari berbagai aspek kehidupan.' Kurangnya kesadaran akan kesetaraan aksesibilitas, pemeliharaan yang minim, dan penggunaan yang tidak sesuai fungsi dapat mengurangi efektivitas guiding block sebagai pendukung mobilitas penyandang tunanetra. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan fokus terhadap perawatan fasilitas publik ini sebagai upaya fundamental untuk menghadirkan guiding block yang lebih ideal bagi para penyandang tunanetra.
Baca Lebih Lanjut
Kapolsek Kutalimbaru Deliserdang Beri Bantuan dan Semangat kepada Siswa Penyandang Disabilitas
Muhammad Tazli
Trotoar di Jaksel Jadi Parkir Liar, Pemprov DKI Ingatkan Pihak Restoran-Kafe
Detik
Pemprov Jakarta Akan Terbitkan Edaran Larang Kendaraan Parkir di Trotoar
KumparanNEWS
Trotoar di Bitung Sulawesi Utara Rusak, Dampak Cuaca Ekstrem
Rizali Posumah
Bina Marga Jakarta Bakal Rapikan Kabel Menjuntai di Trotoar Tebet
Detik
Pengusaha Restoran Diminta Sediakan Lahan Parkir, Jangan Pakai Trotoar dan Bahu Jalan
Dian Anditya Mutiara
Trotoar Ambrol dan Dibongkar di Jalan Solo-Tawangmangu Karanganyar Dulunya Jalur Irigasi Sawah
Vincentius Jyestha Candraditya
Tak Kuat Menahan Air hingga Ambrol, Trotoar di Jalan Solo-Tawangmangu Karanganyar Dibongkar
Vincentius Jyestha Candraditya
Dana Perbaikan Trotoar yang Ambrol di Jalan Solo-Tawangmangu Karanganyar Capai Rp200 Juta
Vincentius Jyestha Candraditya
Dorong Ekonomi Hijau, Program BNI BUMI Salurkan Pembiayaan Rp38,9 Miliar