TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Seorang ibu rumah tangga berinisial DW, warga Kota Medan, diduga menjadi korban penipuan modus bisa meluluskan anaknya ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Medan.

Anaknya sempat dijanjikan akan lulus ke Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) setelah membayar Rp 200 juta.

Namun nyatanya, setelah mengikuti ujian pada Maret 2024 lalu, anaknya gagal.

DW menyebut, terduga pelakunya ialah pihak sekolah Boarding School SMA Jabal Rahmah Mulia, kepala sekolah yang kini sudah tidak menjabat lagi, bernama Ahcmad Sulu dan pihak Bimbingan Belajar (Bimbel) Genza Education yang bekerjasama dengan sekolah.

Kerugian korban mencapai Rp 200 juta, yang dikirim melalui transfer secara bertahap ke Ahcmad Sulu, Kepala Sekolah yang saat itu menjabat dan perwakilan Bimbel Genza Education Ringroad bernama Fika Yolanda Ramadhani, yang dikenalkan kepala sekolah.

"Total uang yang sudah saya kirim sebesar Rp 200 juta dengan rincian ke Ahcmad Sulu yang kemarin menjabat kepala sekolah sebesar Rp 80 juta dan sisanya Rp 120 juta ke Fika Yolanda Ramadhani, pihak Bimbel. Dikirim secara bertahap,"kata DW, Jumat (24/1/2025).

Wanita berusia 40 tahun ini menceritakan, dugaan penipuan berkedok bisa meluluskan ke Perguruan Tinggi Negeri bermula pada Desember 2023 lalu.

Saat itu anaknya yang duduk di kelas 3 SMA takut kalau dirinya gak bisa masuk perguruan tinggi negeri, sehingga ia mengadu ke DW pihak sekolah bisa membantu.

Kemudian DW berkomunikasi dengan terduga pelaku bernama Ahcmad Sulu, yang saat itu menjabat sebagai kepala sekolah.

Achmad menawarkan kalau dirinya kenal dengan kepala cabang di Bimbel Genza bernama Fika Yolanda Ramadhani, yang bisa meluluskan anaknya, yang kala itu kelas 3 SMA ke Fakultas Kedokteran USU dengan membayar sebesar Rp 200 juta.

Kalau tidak lulus, maka uang DW akan dikembalikan 100 persen.

Setelah mendapat iming-iming dari Ahcmad, ia berkonsultasi dengan suaminya, dan ia setuju membayar sebesar Rp 200 juta.

Pembayaran pertama sebesar Rp 80 juta sebagai uang muka dikirim ke rekening Ahcmad Sulu Kurniawan pada 8 Desember 2023 lalu.

Usai pembayaran, keesokan harinya 9 Desember barulah muncul surat undangan yang dikirim ke grup berisi Kepsek, Wakil dan wali murid berisi sosialisasi program masuk perguruan tinggi.

Surat undangan sosialisasi berkepala surat dari Boarding School SMA Plus Jabal Rahmah Mulia, bernomor 079/A/BSSMAJRM/XII/2023, berstempel sekolah yang ditandatangani Ahcmad Sulu.

"Menurut perjanjian sebagai tanda kesanggupan kita, kita harus menunjukkan bahwa kita punya uang sebesar Rp 200 juta. Tapi jumlah yang mereka pegang hanya Rp 80 juta, dan Rp 120 juta dikembalikan dengan dalih kita berikan lagi ketika anak dinyatakan lulus,"ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, ternyata seorang terduga pelaku bernama Fika Yolanda Ramadhani meminta supaya korban membayar sisa Rp 120 juta dengan alasan pihak Universitas Sumatera Utara minta dilunasi.

Sebelum mengirim ke Fika Yolanda, DW berkonsultasi dengan Ahcmad Sulu dan ia mengiyakan kalau DW harus mengirim uang ke Fika.

"Tapi kemudian si Fika, Bimbel membuat alibi supaya uang kita disetorkan semua dengan dari pihak dari USU meminta pelunasan."

Pada Maret 2024, anak korban mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) namun dinyatakan gagal.

Sehingga DW mempertanyakan kepada Fika Yolanda kenapa anaknya tidak lulus.

Namun Fika beralasan di Universitas Sumatera Utara (USU) lagi jadi sorotan sehingga tidak bisa meluluskan anaknya.

Lantas Fika menyarankan anak korban masuk ke Fakultas Kedokteran USU melalui jalur mandiri.

Setelah ikut saran Fika, rupanya anak DW tetap dinyatakan tidak lulus.

"Kemudian dia memberikan masukan supaya kita ikut jalur mandiri. Setelah ikut jalur mandiri ternyata juga mengecewakan, anak saya tidak lulus."

Mulai merasa janggal, lantas korban meminta Fika supaya mengembalikan uangnya. Namun Fika banyak alasan, dan kerap mengulur waktu sampai akhirnya tak bisa dihubungi lagi.

Ahcmad Sulu, orang yang menawarkan, menjanjikan dan menerima uang Rp 80 juta, saat diminta bertanggungjawab berdalih dirinya tak menerima sepeserpun karena uang diberi ke Fika.

Sedangkan pihak sekolah disebut buang badan ke Ahcmad Sulu. Padahal undangan sosialisasi berkepala surat resmi, yang seharusnya diketahui yayasan.

Sampai akhirnya pada 12 Agustus 2024 lalu korban resmi membuat laporan dugaan penipuan ke Polda Sumut dengan terlapor Fika Yolanda Ramadhani.

Ia berharap Polisi menangkap sindikat penipuan modus bisa meluluskan masuk ke perguruan tinggi negeri.

Sebab kata DW, korban yang diketahui sejauh ini ada 7 orangtua siswa di Boarding School SMA Plus Jabal Rahmah Mulia.

Mereka mengalami dugaan penipuan modusnya hampir serupa.

Diperkirakan, dari 7 korban ini kerugiannya ditaksir mencapai Rp 1,6 Miliar.

Untuk korban lainnya, 5 orang dikabarkan melapor ke Polda Sumut, 1 orang ke Polres Labuhanbatu Selatan dan 1 orang melapor ke Polrestabes Medan.

"Kita minta tanggung jawab ke pihak sekolah, tapi mereka buang badan ke Sulu dan ustaz Sulu buang ke Bimbel. Katanya semua uangnya ke Fika dan gak ada mengambil sepeserpun."

M Fikri Alhairi, staf akademik Genza Cabang Tanjung Sari (Sebelumnya Genza Education Ringroad) mengakui ada kerjasama dengan SMA Plus Jabal Rahmah Mulia Medan Sunggal tahun 2022, 2023 dan 2024.

Akan tetapi, dalam kesepakatan kerjasama tidak ada disebut jika siswa ingin masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) harus bayar.

"Hanya kerjasama sosialisasi perguruan tinggi, ujian dan kelas pendampingan. Itu hanya dilakukan mbak Fika sebagai oknum. Kita disini sama sekali gak tahu,"katanya.

"Intinya Genza seluruh Indonesia tidak ada berbayar seperti itu. Dan itu murni mbak Fika yang melakukan aksinya mengatasnamakan Genza,"sambungnya.

Terkait Fika Yolanda Ramadhani, Fikri mengatakan memang sempat menjabat sebagai manager Bimbel Genza Education Ringroad.

Namun sejak kasus dugaan penipuan terbongkar dan banyak yang menuntutnya mengembalikan uang yang diminta, Fika tak lagi bekerja dan melarikan diri.

Bahkan, Fika Yolanda membawa kabur uang khas Bimbel senilai ratusan juta.

Modusnya serupa, yakni menjanjikan kepada orang tua siswa anaknya bisa masuk perguruan tinggi negeri setelah membayar.

Fika diduga menipu untuk menguntungkan dirinya sendiri karena hampir seluruh uang dari korban dikirim ke rekening pribadinya.

Selain ke rekening pribadi, ia juga menggunakan rekening suaminya yang disebut sebagai orang dalam dari universitas yang ditujukan.

"Dia mulai tidak bekerja kurang lebih bulan Juli 2024 dan si Fika sudah gak ada kabar, sama juga suaminya kabur.Jadi uang itu dikirim ke rekening Fika dan suaminya.Suaminya seperti dijadikan sebagai orang dalam USU."

Fikri mengatakan, sudah banyak orang tua murid yang komplain dan minta ganti rugi kepada pihak bimbel.

Semua yang dijanjikan Fika anaknya tidak ada yang lulus, meski sudah membayar ratusan juta.

Sehingga manajemen Bimbel Genza menyebut penipuan modus bisa meluluskan masuk ke Perguruan Tinggi (PTN) akal-akalan Fika dan komplotannya.

Bahkan disebut uang khas Bimbel senilai ratusan juta turut dibawa kabur.

"Uang khas kami sekitar 200 juta juga digelapkan."

Terkait kasus ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Sumaryono mengatakan laporan DW masih proses penyelidikan dan terus didalami.

Sedangkan untuk laporan korban atas nama YR, yang melapor pada 19 Agustus 2024 lalu, rencananya Polisi akan meningkatkan laporan dari penyelidikan ke tahap penyidikan.

"Masih diselidiki. Untuk laporan yang satu lagi rencananya tanggal 3 Februari gelar perkara naik ke penyidikan,"kata Sumaryono, Jumat (24/1/2025).

Tribun Medan sudah mendatangi langsung Boarding School SMA Jabal Rahmah Mulia di Medan Sunggal untuk wawancara dengan Kepala Sekolah, yayasan maupun Wakil Kepala Sekolah. Namun semuanya tidak berada di tempat.

Pesan singkat, panggilan telepon juga sudah dikirim kepada Kepala Sekolah yang baru atau saat ini menjabat, namun belum direspon.

(Cr25/Tribun-medan.com)

Baca Lebih Lanjut
Waspada Modus Jebakan Arisan Online Bodong di Cimahi, Korban Dijanjikan Untung 30 Persen
Muhamad Syarif Abdussalam
Wanita di Tanah Abang Jakpus Jadi Korban Penipuan Tiket Pesawat, Uang Rp 77,8 Juta Raib
Erik S
Prof. dr. Diantha Soemantri, M.Med.Ed, Ph.D.
Siti Nurjannah Wulandari
BRI Cabang Bondowoso Didemo Seratusan Warga, Diduga Permainkan Dana KUR
Timesindonesia
Wanita Resah Calon Mertua Tuntut Rp 98 Juta, Ancam Tak Datangi Pernikahan Jika Tak Dapat: ini Salah
Mujib Anwar
Sosok Wenni Silitonga Mahasiswi UI yang Viral Jadi Tukang Parkir, Ternyata Adiknya Juga Berprestasi
Hilda Rubiah
Ferry Juliantono Minta Alumni Kedokteran UNPAD Berperan Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Acos Abdul Qodir
BPS: Lulusan SMK Cenderung Kerja Setelah Lulus, Kebanyakan di Sektor Blue Collar
KumparanBISNIS
Arisan Bodong Online Lewat Instagram di Cimahi, Korban Alami Kerugian Ratusan Juta
Januar Pribadi Hamel
Janji Manis ke Selandia Baru, 21 Calon Pekerja Migran Jawa Tengah Malah Kena Tipu Hingga Rp 1 Miliar
Raka f pujangga