Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Tetap eksis meski sudah ada sejak 1922, produksi Rot Widoro khas Sukoharjo pernah mengalami pasang surut.
Usaha Roti Widoro yang berloksi di Dusun Widoro, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Nguter, Sukoharjo itu kini sudah dilanjutkan oleh generasi ketiga.
Pengelola Roti Widoro generasi ke tiga, Sri Hatnanto Yuwono (52) mengatakan setiap usaha pasti ada pasang surutnya.
"Pasti ada (Jatuh Bangun). Biasa orang usaha, kalau ada makanan sedang naik daun pasti kami surut," ujar Anto, Selasa (21/1/2025).
Meski sempat mengalami jatuh bangun pihaknya tetap mengutamakan kualitas makanan.
Sebab, kualitas makanan sebagai bentuk kepercayaan dirinya kepada costumer langganannya.
"Jatuh bangunnya kapan saya kurang tahu, karena saya generasi ke tiga, mungkin jatuh bangun waktu awal-awal berdirinya roti Widoro," paparnya.
Menurutnya semua usaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bakal mengalami jatuh bangun atau kesulitan.
"Namanya orang usaha seperti itu. Misal saya contohkan ada orang penjual bakso baru yang sedang naik daun otomatis costumer bakal pindah di tempat itu,"
"Tetapi kalau kita menjaga kualitas usaha kita pasti orang kembali lagi ketempat kita," terangnya.
Lebih lanjut, Anto menjelaskan Roti Widoro awalnya dikenal sebagai hidangan oleh-oleh bagi tamu yang datang di suatu hajatan.
"Dulu roti ini sering sekali digunakan untuk hajatan. Berjalannya waktu Roti Widoro menjadi pusat kuliner oleh-oleh khas Sukoharjo," terangnya.
Ia menyebut, Roti Widoro ini pun juga diolah tanpa bahan kimia hanya menggunakan murni dari bahan baku.
"Bahan baku yang pertama itu telur bebek pilihan tidak menggunakan telur ayam, khusus telur bebek, terus gula pasir dan tepung terigu bahan utama itu," lanjutnya.
(*)