TRIBUNNEWS.COM - Inilah Kunci Jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia halaman 96 Kelas 10 SMA/MA.
Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 96 Kurikulum Merdeka Edisi Revisi.
Siswa diminta mengerjakan soal Bahasa Indonesia kelas 10 halaman 96.
Di halaman 96 siswa diminta belajar membandingkan karakterisasi dan plot pada hikayat dan cerpen
Terdapat 3 pertanyaan yang harus siswa jawab di Kegiatan 1.
Selengkapnya, inilah Kunci Jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia halaman 95 Kelas 10 SMA/MA.
Kali ini, kalian akan belajar membandingkan karakterisasi dan plot pada hikayat dan cerpen.
Sebelum itu, bacalah cerpen "Tarian Pena" berikut.
Setelah itu, bandingkanlah karakterisasi dan plot antara cerita "Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak", "Hikayat si Miskin", dan cerpen "Tarian Pena".
Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai pemantik.
1. Bagaimana latar belakang tokoh memengaruhi cerita?
2. Sudut pandang apa yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan cerita?
3. Bagaimana alur dibangun dalam cerita?
Cerpen "Tarian Pena": Latar belakang tokoh utama, seorang penulis muda yang sedang berjuang dalam karirnya, memengaruhi cerita dengan cara menggambarkan pergulatan batin dan perjalanan emosional tokoh dalam menulis cerita.
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak: Latar belakang tokoh Sa-ijaan, seorang pahlawan muda yang memiliki sifat pemberani dan jujur, memengaruhi jalannya cerita yang berfokus pada petualangan dan kepahlawanan. Sa-ijaan yang berasal dari keluarga biasa menjadi tokoh yang memiliki tugas mulia untuk menyelamatkan rakyat dari ancaman ikan todak. Keberanian dan kebaikan hatinya yang murni menjadi faktor penting yang mendorong alur cerita dan membawanya ke dalam konflik dan klimaks cerita yang penuh aksi.
Hikayat Si Miskin: Latar belakang tokoh Si Miskin yang berasal dari keluarga miskin tetapi memiliki hati yang baik, serta pengabdiannya kepada orang lain, sangat memengaruhi cerita. Sikap kebaikan hati Si Miskin menjadi kunci untuk mengatasi berbagai tantangan yang ia hadapi. Cerita ini mengajarkan nilai moral tentang keikhlasan dan kesetiaan, yang menciptakan alur cerita yang berpusat pada ujian moral dan perubahan nasib tokoh utama.
Cerpen "Tarian Pena": Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama (aku) yang memungkinkan pembaca melihat perasaan dan pikiran tokoh utama secara langsung.
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak: Hikayat ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang lebih objektif, di mana penulis hanya menyampaikan cerita dari luar tanpa memasuki pikiran dan perasaan tokoh. Sudut pandang ini memungkinkan pembaca untuk melihat keseluruhan cerita, termasuk aksi dan perjalanan fisik Sa-ijaan tanpa terlalu fokus pada kedalaman psikologis karakter. Hal ini sesuai dengan karakteristik hikayat yang lebih bersifat epik dan objektif.
Hikayat Si Miskin: Seperti hikayat lainnya, Hikayat Si Miskin juga menggunakan sudut pandang orang ketiga, mengisahkan perjalanan hidup tokoh utama yang berjuang dari kemiskinan menuju keberuntungan. Sudut pandang ini memungkinkan narator untuk menyampaikan cerita secara lebih luas dan mencakup seluruh kejadian yang terjadi pada tokoh, baik dari segi tindakan maupun hasil dari kebaikan yang dilakukan tokoh utama.
Cerpen "Tarian Pena": Alur dalam cerpen ini dibangun dengan cara alur maju yang mengikuti perjalanan tokoh utama dalam menulis dan meraih harapan. Alur dibangun secara emosional dengan penekanan pada perasaan tokoh utama, serta konflik internal yang dihadapinya. Tidak banyak peristiwa besar dalam cerpen ini, namun konflik batin dan perasaan tokoh yang berjuang dengan ketidakpastian hidupnya menjadi inti dari alur cerita.
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak: Alur hikayat ini dibangun dengan pola alur linear yang mengikuti perjalanan heroik Sa-ijaan dalam menghadapi ikan todak. Cerita dimulai dengan pengenalan tokoh, kemudian diikuti dengan petualangan dan pertempuran besar, dan berakhir dengan kemenangan. Alur yang jelas dan terarah ini menekankan pada nilai kepahlawanan dan keberanian, serta mengarah pada penyelesaian yang memuaskan.
Hikayat Si Miskin: Alur dalam hikayat ini dibangun dengan alur yang sederhana dan jelas. Cerita dimulai dengan keadaan Si Miskin yang menderita kemiskinan, diikuti dengan serangkaian ujian dan tantangan yang harus ia hadapi, hingga akhirnya dia mendapatkan keberuntungan berkat kebaikan hati dan ketulusannya. Alur ini menekankan perubahan nasib tokoh utama dari kesulitan menuju kebahagiaan berkat nilai moral yang diusung.
Secara keseluruhan, perbandingan karakterisasi dan plot pada hikayat dan cerpen menunjukkan perbedaan yang jelas dalam cara kedua jenis teks ini menyampaikan cerita. Hikayat lebih menekankan pada karakter yang ideal dan alur yang terstruktur jelas, sementara cerpen lebih fokus pada kedalaman karakter dan alur yang lebih kompleks, yang berfokus pada pergulatan batin atau tema-tema emosional.
*) Disclaimer:
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)