TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Muji Lestari, kepergianmu begitu cepat dan mengagetkan kita semua. Selama ini kamu tak pernah mengeluhkan tentang sakitmu karena enggan merepotkan orang lain.
Kamu hanya mengatakan punya maag dan lambung yang tak kunjung membaik.
Namun virus itu begitu jahat. Dalam hitungan hari sejak dokter mendiagnosis TBC telah bersarang di parumu pada 6 Januari 2025 lalu, kondisi fisikmu semakin menurun.
Selama sakit, kamu tak pernah mengeluh dan terus berjuang melawan penyakit, sembari terus bekerja dari kamar kosmu di Kota Bogor.
Sejak kelas 2 sekolah dasar, ibundamu lebih dulu berpulang. Ayahandamu meninggal 6 tahun kemudian, saat kamu masih remaja yang sedang butuh-butuhnya perhatian.
Gadis bertubuh mungil tanpa saudara kandung ini terus melanjutkan hidup bersama Mamang, Bibi, Uwak dan nenek serta sepupu di ParungKuda , Kabupaten Sukabumi.
Kamu terus berjuang keras dan menjadi pribadi ulet untuk meraih citamu menjadi jurnalis. Sekitar 4 tahun lalu, tak lama setelah lulus Universitas Pakuan Bogor, TribunJakarta mengajakmu membesarkan mimpi menjadi penulis andal.
Di pusaramu yang masih basah pada Minggu (19/1/2025) pagi, seorang pemuda sesegukan setelah semua para pelayat meninggalkan makammu. Pemuda itu berniat melamarmu tahun ini dengan segala kelebihan serta kekuranganmu.
Harusnya di tahun ini kamu bisa mewujudkan mimpimu traveling ke Australia, Thailand dan menjelajahi gunung, sungai seperti hobimu selama ini.
Takdir berkata lain, Sang Khalik Yang Maha Kuasa memanggilmu pada Sabtu, 18 Januari 2025 tepat pukul 20.22 WIB di usiamu masih 27 tahun. Semua sakitmu dilepaskan lalu diajak ke surga-Nya.
Selamat Jalan Muji Lestari Binti Suroto. Surga menantimu. Kami akan selalu mengenang dan mendoakanmu.
Seorang teman sekantor mengenalmu begitu dekat. Baginya, kamu selalu mengajarkan tentang seperti apa kita akan dikenang kelak. Sosokmu membuat teman ini iri.
Sehari-hari bertemu di kantor, bekerja sama dan berkawan, kamu tidak meninggalkan sedikitpun kesan buruk. Masih teringat langkah kecilmu setiap kali masuk ruang redaksi.
Kadang kamu memakai rompi balon warna ungu mencolok, atau hoodie yang menutupi kepalamu. Kamu lantas tenggelam di depan desktop, menjejali headset di telinga kiri dna kanan.
Dari meja kerjanya yang dekat tembok, tawamu bisa tiba-tiba memecah keheningan teman-teman yang lagi khusyuk menulis paragraf per paragraf, atau pusing mencari judul untuk artikel beritanya.
Bisa jadi kamu tenggelam dengan tontonan di sela kerjaanmu. Kadang, kamu membagikan video singkat lucu hingga teman-teman yang lain ikut gembira.
Setiap hari, kamu hampir tak pernah absen merepost konten kocak di Instagramnya @mujiles. Mengisi senggang di rumah, story kamu selalu jadi hiburan. Dengan pembawaannya yang santai, dunia seperti berputar tanpa halangan bagimu. Semua tugas yang rasanya berat, tandas saja dia kerjakan.
Selama ini kamu spesialis menulis artikel berbasis Search Engine Optimization (SEO). Teman-teman angkat topi, karena sedikit orang yang mau menulis SEO. Penulis SEO ibaratnya punya kesabaran di atas rata-rata orang, tapi hasilnya tulisanmu lumayan menjadi tulang punggung buat TribunJakarta.
Muji selalu bisa mengikuti perkembangan dan memberi penjelasan lewat tulisannya. Konten "how to" buatannya sering kali berguna tidak hanya bagi pembaca TribunJakarta, tapi juga teman-temannya.
Bukan saja menulis, TribunJakarta yang sedang mencoba membuat platform video sketsa informatif juga berhutang banyak dengan Muji.
Dia bisa diandalkan soal syuting bertema serius atau komedi. Berperan apa saja kamu bisa, bahkan membantu proses pembuatan story linenya. Tidak ada yang susah rasanya buat Muji.
Tahu-tahu di ujung weekend, foto pemandangan di pantai mana, atau di gunung mana terpampang di Instagramnya. Itu kesenangan Muji, bepergian dari gunung sampai laut. Hidupnya yang singkat benar-benar dinikmati. Itu yang membuat iri.
Muji sosok yang menyenangkan. Tidak pernah merendahkan orang lain dan mudah untuk mengobrol dengannya. Orang yang pertama mengenalnya mungkin menyangka sosoknya pendiam. Memang begitulah sehari-hari, tapi asyik diajak mengobrol.
Hampir setiap hari bertemu di kantor empat tahun terakhir, Muji tak pernah merepotkan. Sebaik-baiknya kawan adalah yang tidak merepotkan. Begitu kata orang, begitu juga prinsip ini dipegang teguh Muji.
Memasuki 2025, redaksi TribunJakarta.com sudah memiliki proyeksi lain untuk Muji. Kemampuannya menganalisis, kendati belum pernah menorehkan pengalaman reportase di lapangan, Muji bisa menjadi teman tukar pikiran untuk program baru.
Tahun ini, rencananya Muji akan diproyeksikan sebagai media sosial spesialis. Kesukaannya dengan manga, membuat imajinasinya bagus, permainan komposisi warna dalam desainnya menghadirkan sebuah feed lebih bernyawa dan bermakna.
Qodarullah, garis jodoh, hidup, dan mati sudah Allah Yang Maha Kuasa atur buat kita semua. Semoga semua karya Muji selama ini menjadi amal jariyahnya sampai Yaumil Akhir.
Dedikasi, loyalitas, sharing ide dan masukan kini tinggal cerita. Muji, selamat jalan dan doa kami selalu membersamaimu. Kami yakin, kamu teman dan saudari baik kami. Semoga amal ibadahmu Allah terima. Alfatihah buat almarhumah Muji Lestari.