TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Ribuan masyarakat memadati kawasan Pasar Gede dan Pelataran Balai Kota Solo, Sabtu (18/1/2025) malam, dalam rangka menyambut Perayaan Imlek.
Sepanjang Jalan Mayor Kusmanto hingga Jalan Jenderal Urip Sumoharjo dihiasi lampion berbagai bentuk, mulai dari tradisional hingga karakter shio dan dewa. Deretan pelaku UMKM juga memadati jalan, menawarkan beragam kuliner khas.
Di depan Kelenteng Tien Kok Sie, enam barongsai tampil menghibur pengunjung. Henry Susanto, panitia Grebeg Sudiro, menyebut kesenian barongsai akan hadir setiap malam hingga 27 Januari 2025, bergantian dari enam komunitas barongsai.
"Mereka siap tampil setiap malam untuk menghibur masyarakat," ujarnya.
Henry menambahkan, Grebeg Sudiro juga menampilkan kesenian lain yang melibatkan pelajar untuk memeriahkan acara.
Pengunjung asal Kebumen, Alif Rizki Rahmawati (23), mengatakan kemeriahan Perayaan Imlek di Pasar Gede sangat terasa.
"Di Kebumen tidak sebesar ini. Suasana di Solo menunjukkan kentalnya toleransi masyarakat," ujarnya.
Pengunjung lainnya, Idarothul Musarofah (20), terkesan dengan kuliner khas yang tersedia di kawasan ini.
"Kuliner di Solo lebih beragam dibandingkan di Kebumen," ungkapnya.
Henry menjelaskan, Grebeg Sudiro juga menjadi simbol toleransi di Kota Solo yang majemuk.
"Ketika Natal, ada ornamen Natal. Saat Idul Fitri, ornamen ketupat dan masjid. Saat Imlek, ornamen tradisional menghiasi. Ini bukti Solo sebagai kota yang menerima perbedaan," katanya.
Henry berharap Perayaan Imlek tahun ini dimaknai dengan kerja keras dan semangat kebersamaan untuk kemajuan Indonesia.