SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Bukit Lemparan di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat kini menjadi tempat wisata kekinian.
Banyak anak muda datang ke lokasi ini untuk menikmati keindahan alamnya.
Padahal sebelumnya kawasan ini menjadi lokasi para peternak sapi mencari rumput.
Bukit lemparan sebenarnya adalah lereng sebelah timur Gunung Budheg.
Sebelumnya Gunung Budheg sudah lebih dulu dikenal sebagai lokasi wisata alam yang menawarkan keindahan puncaknya di pagi hari.
Menurut Zaenudin, seorang warga setempat, bukit lemparan baru dikenal di akhir Desember 2024 lalu.
Bermula dari unggahan di TikTok dari seorang pengunjung asal Boyolangu dan seorang warga Desa Tanggung.
"Setelah naik di TikTok mulai banyak yang datang. Terutama Sabtu dan Minggu," ucapnya.
Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung bisa berpatokan Makam Tumenggung Surontani di Dukuh Sendang.
Jalannya ada di sebelah selatan wisata Gunung Budheg, masuk ke arah timur.
Dari Makam Tumenggung Surontani, jalannya naik ke lereng bagian timur.
Jalannya menanjak namun tidak ekstrem, bisa ditempuh jalan kaki 20-30 menit tergantung kondisi fisik.
Namun yang malas berkeringat, ada jasa ojek yang mangkal di sekitar Makam Tumenggung Surontani.
Tarifnya hanya Rp 10.000 untuk sekali jalan.
Sinyal telepon di Bukit Lemparan juga bagus sehingga bisa memanggil ojek jika hendak turun.
Mereka yang terbiasa dengan media sosial juga bisa unggah konten dari lokasi ini.
"Malam Minggu biasanya banyak yang ngecamp (berkemah). Asal tidak hujan mesti ramai," tambah Zaenudin.
Dari bukit lemparan bisa menikmati matahari terbit (sunrise) dengan susana berkabut.
Sore hari juga bisa menikmati matahari terbenam (sunset).
Dari lokasi ini bisa menikmati pemandangan puncak Gunung Budheg yang menjulang.
Ke arah utara adalah pemandangan wilayah Kecamatan Boyolangu hingga kota Tulungagung.
Sementara di selatan perkampungan dan area persawahan.
Selebihnya, di sekeliling lokasi ini dikelilingi perbukitan yang hijau.
Ketua LMDH Desa Tanggung, Agus Utomo, mengatakan Bukit Lemparan sering menjadi korban kebakaran hutan di saat musim kemarau.
"Sering sekali kawasan itu mengalami kebakaran. Kalau musim hujan memang hijau," ujarnya.
Menurut Agus, kawasan Bukit Lemparan sebenarnya butuh reboisasi.
Karena selalu terbakar, tanaman yang memungkinkan adalah pohon jati.
Saat ini pihaknya masih mengumpulkan bibit pohon untuk ditanam di area Bukit Lemparan.
"Ini rencananya ada 200 siswa dari sekolah kejuruan yang akan mendahului melakukan penanaman pohon. Kami akan siapkan sekitar 2.000 pohon," katanya.
Agus berharap penghijauan kawasan ini membuahkan hasil karena menyangkut sumber air di selatan Gunung Budheg.
Saat ini sejumlah mata air di sekitar Makam Tumenggung Surontani mati karena kurangnya pepohonan.
Pilihnya vegetasi di kawasan ini diyakini tidak hanya melindungi dari bencana, namun juga menunjang wisata.
"Yang paling penting harus dipulihkan pepohonannya. Wisata akan menyesuaikan," tandasnya. (David Yohanes)