TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Siapa sangka, berawal dari belajar secara otodidak, Helena Alfionitasari Suryawijaya (27) kini telah mengembangkan bisnis Utapes Paint, sebuah usaha melukis sepatu yang telah melayani pesanan hingga ke luar negeri.
Helena, yang berdomisili di Kota Malang, Jawa Timur, mengungkapkan bisnis kreatif ini dimulai sejak masih duduk di bangku SMAK Frateran pada tahun 2014 lalu.
"Dulu, saya mulai dari garasi rumah," kenang Helena saat berbincang dengan SURYAMALANG.COM (Tribun Network), belum lama ini.
Dari sebuah garasi, kini Helena berhasil mengubah lantai dua rumahnya menjadi tempat kerja yang rapi, dipenuhi dengan meja lukis, cat, kuas, serta sepatu-sepatu yang menunggu untuk mendapatkan sentuhan seni.
Kisah Awal
Awal mula ide melukis sepatu datang saat Helena mengikuti pelajaran seni rupa di sekolah.
“Saya iseng mencoba melukis di atas sepatu kanvas, kebetulan waktu itu tren melukis di sepatu sedang viral,” ujarnya.
Setelah mendapat saran dari teman-temannya, Helena pun mulai menawarkan jasanya secara online lewat Facebook.
Ternyata respons dari masyarakat sangat positif, dan bisnis ini berkembang pesat.
“Awalnya saya hanya melayani sepatu baru, tetapi lama kelamaan banyak pelanggan yang meminta saya melukis sepatu lama mereka yang sudah kusam atau rusak, dan sebagainya," jelas wanita asal Blitar ini.
Untuk memenuhi permintaan pelanggan, Helena menggandeng pihak lain yang ahli dalam memperbaiki sepatu yang rusak.
Setelah sepatu diperbaiki dan dicuci, barulah Helena melanjutkan tahap pelukisan.
"Saya itu free cleaning. Saya real melukisnya. Mungkin bagi pemiliknya, sepatu itu punya banyak kenangan atau cerita. Jadi, saya perbaiki penampilannya," imbuhnya.
Harga Fleksibel
Helena memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk memilih desain lukisan yang mereka inginkan.
Ia tidak mematok harga tetap untuk setiap lukisan.
"Saya memang tidak mematok harga."
"Harga tergantung kemampuan pemesan."
"Biasanya saya tanyakan berapa budget-nya, baru kemudian saya buatkan gambarnya," urainya.
Harga lukisan sepatu bervariasi. Misalnya lukisan wayang dengan detail tinggi bisa mencapai Rp 950.000.
“Karena gambar wayang itu cukup rumit."
"Ditambah warna-warna metalik seperti emas dan perak, harga cat juga lebih mahal,” jelas lulusan S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Harga pelukisan tersebut memang mahal karena harga catnya juga mahal.
Helena pun menyiapkan pilihan cat impor dan cat lokal untuk media pelukisan.
Meskipun menggunakan cat lokal, Helena memastikan gambar tersebut akan awet di atas sepatu.
"Biasanya saya perbandingkan kualitasnya, dan saya tunjukkan kualitasnya kepada konsumen," tuturnya.
Tantangan Melukis di Berbagai Jenis Sepatu
Salah satu tantangan terbesar Helena adalah melukis di sepatu berbahan kulit.
Helena pun harus menyesuaikan jenis cat yang digunakan dengan bahan sepatu.
"Setiap bahan sepatu itu punya khas sendiri. Sepatu dari suade itu perlu cat khusus. Kalau cat lokal, kadang cepat mengelupas. Jadi sebelum melukis, saya lihat dulu jenis atau bahan sepatunya," imbuhnya.
Helena tidak sendirian dalam menjalankan bisnisnya.
Sejak 2016, ia dibantu oleh Muhammad Rafi, seorang seniman lukis yang juga mengerjakan pesanan sepatu.
Meskipun keduanya sama-sama melukis, mereka memiliki spesialisasi yang berbeda.
“Saya lebih suka menggambar desain abstrak, sementara Mbak Helena lebih sering melukis gambar real," ujar Rafi.
Rafi menilai bisnis Helena semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun.
"Karena sudah banyak pemesanan, kadang sampai overload."
"Bahkan konsumen sering bertanya 'kapan sepatunya jadi?" tambahnya.
Untuk perawatan sepatu lukis, Helena menyebut biasa.
Ia membeberkan tips-nya.
Jika di sepatu kulit harus pakai brush ata sikat yang halus.
Tapi bisa juga pakai sikat biasa agar gambar tidak mengelupas. Jangan dijemur langsung kena matahari karena akan mudah pudar warnanya.
Sedang lama pengerjaan, tergantung pada pilihan gambarnya.
Jika gambar simple, perlu waktu tiga hari sampai seminggu termasuk pengeringannya.
Tapi paling lama 14 hari hingga sebulan.
"Kalau orangnya minta detil, rapi, kadang bisa sebulan," katanya.
Sedang contoh gambar, Aku Helena bisa diperoleh dari pemesan atau ia carikan desainnya dengan tanya budget.
"Kadang juga saya tanya tema apa. Atau saya carikan desain dan tema. Umumnya ya suka gambar kartun seperti The Simpson atau gambar realis," papar Helen.
Menurut Helena, usaha jasa seperti ini kebanyakan ada di Bali dan Jogja.
"Saya sekarang lebih memasarkan ke IG. Pemesan luar negeri umumnya tahu ya dari IG saya. Biasanya mereka mau terima bersih. Saya diminta membelikan sepatu putih Nike untuk dilukis," katanya.
Pemesannya adalah warga Indonesia yang bermukim di luar negeri.
Sebelum melukis di atas sepatu, ia akan membuatkan gambar dulu dan foto untuk disetujui pemesan.
Jika sudah oke, lanjut Helena, baru ia lukis. Kadang-kadang direvisi juga.
Sedang untuk pemesan umum, kebanyakan menyukai warna dark karena umumnya cowok.
Sedang gambar yang disukai umumnya tokoh kartun seperti Tom and Jerry.
Sedang biaya jasa paling rendah Rp 100.000 sampai termahal Rp 6,5 juta.
Harganya mahal karena ia harus membuat gambar leak hampir satu bulan.
Pemesannya hampir seluruh daerah di Indonesia. Terjauh dari Wamena, Papua. Tapi jasa lukisnya di luar ongkos kirim. (SURYA MALANG/Sylvianita Widyawati/Malau)