TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kota Solo, Jawa Tengah, bisa menjadi destinasi wisata untuk liburan saat long weekend pada akhir Januari 2025.
Diketahui, Tahun Baru China atau Imlek kali ini dirayakan pada Hari Rabu, 29 Januari 2025.
Menurut jadwal libur nasional, cuti bersama untuk perayaan ini ditetapkan pada Selasa, 28 Januari 2025, berdasarkan Keputusan SKB 3 Menteri.
Sementara untuk libur nasional tahun baru Imlek 2576 Kongzili jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025.
Dengan adanya cuti bersama dan libur nasional Imlek 2025 ini, libur panjang pun tersedia hingga 5 hari.
Sebab pada Senin tanggal 27 Januari 2025 juga merupakan libur nasional untuk memperingati Hari Isra Miraj.
Apabila kamu belum merencanakan destinasi liburan, maka bisa menjadikan Solo sebagai opsi libur panjang.
Mana saja wisata gratis di Solo yang menarik dikunjungi saat libur panjang Imlek 2025? Simak ulasan TribunSolo.com berikut ini:
1. Taman Cerdas Jebres
Taman Cerdas Jebres juga dikenal sebagai Taman Cerdas Soekarno-Hatta. Lokasinya berada di utara kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo atau belakang Solo Technopark.
Mengutip laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, tidak ada tiket masuk ke taman seluas 3,5 hektar ini. Pengunjung cukup membayar retribusi parkir senilai Rp2.000 untuk sepeda motor.
Meskipun gratis, taman publik ini dilengkapi berbagai fasilitas, antara lain gazebo, arena bermain anak, ruang serbaguna, perpustakaan, ruang IT, ruang teater terbuka, ruang audio visual, radio anak, dan ruang gamelan.
Daya tarik Taman Cerdas Jebres adalah patung dinosaurus dan keberadaan enam patung tokoh pewayangan, yakni, Kresna, Bima, Gatotkaca, Rama, Shinta, dan Hanoman.
Pengunjung juga bisa melihat beragam relief serta patung tembaga tokoh proklamator Indonesia, Soekarno- Hatta, dan bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantara.
2. Taman Balekambang
Taman Balekambang yang berdiri sejak 1921 merupakan perwujudan kasih sayang orangtua kepada anaknya.
Oleh sebab itu, saat berkunjung ke Taman Balekambang wisatawan akan melihat dua patung di tengah taman dan di tengah kolam yang merupakan patung Gusti Raden Ayu Partinah dan Gusti Raden Ayu Partini.
Dulunya, Taman Balekambang tertutup hanya untuk keluarga kerajaan. Namun, sejak 1944 ketika Mangkunegara VIII memerintah, taman ini dibuka untuk umum.
Lokasi Taman Balekambang berada di Jalan Balekambang, Manahan, Kecamatan Banjarsari. Pengunjung tidak dipungut biaya saat masuk ke Taman Balekambang.
Namun, pengunjung perlu merogoh kocek jika ingin naik wahana seperti becak air.
3. Monumen Pers Nasional
Pengunjung Monumen Pers Nasional dapat melihat sejarah perkembangan pers di Indonesia. Melansir dari laman resminya, pengunjung Monumen Pers Nasional tidak dikenai biaya tiket masuk alias gratis.
Tempat wisata edukasi ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 - 15.00 WIB, kecuali libur nasional. Lokasinya berada di Jalan Gajahmada No.59, Timuran, Kecamatan Banjarsari.
Museum ini menyimpan benda-benda bersejarah yang terkait pers, sepertii koran dan majalah kuno.
Adapula koleksi barang terkait pers, seperti mesin ketik, pemancar radio, kamera, hingga memorabilia sejumlah tokoh wartawan nasional.
Selain koleksi, Monumen Pers Nasional juga memiliki perpustakaan dan ruang baca media cetak atau digital. Perpustakaan berada di lantai dua dan memiliki ribuan koleksi buku, dari sastra hingga referensi.
Sementara, ruang baca media cetak atau digital berada di bagian belakang museum dan menyediakan layanan baca surat kabar atau majalah dari seluruh Indonesia secara gratis.
Di ruang baca ini pula, pengunjung dapat membaca koran atau majalah kuno yang sudah didigitalisasi lewat komputer layar sentuh.
4. Taman Tirtonadi
Jika ingin menikmati wisata gratis di Solo, traveler bisa mengunjungi Bendungan Taman Tirtonadi.
Lokasinya, bersebelahan dengan Terminal Bus Tirtonadi.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, bendungan ini merupakan pertemuan Kali Gajah Putih dan Kali Pepe. Bendungan yang baru diresmikan pada 2019 ini, memiliki bangunan jembatan di atasnya.
Uniknya, material jembatan tersebut sebagian besar menggunakan kaca, baik di lantai maupun pembatas kanan dan kiri.
Desain atap jembatan juga dibuat cukup estetik dengan dominanasi warna biru.
Bantaran sungai di sekitar bendungan dilengkapi dengan jalur pedestarian dan taman.
Bendungan ini juga dilengkapi dengan dermaga sehingga ke depannya dapat menunjang menunjang wisata air.
5. Benteng Vastenburg
Pencinta sejarah bisa mengunjungi Benteng Vastenburg saat menyambangi Kota Solo. Benteng Vastenburg merupakan benteng peninggalan Belanda, berdasarkan informasi dari Kompas.com, Selasa (24/8/2021).
Benteng yang dibangun pertama kali pada 1745 ini, awalnya digunakan oleh Belanda untuk mengawasi Keraton Surakarta Hadiningrat.
Memasuki akhir abad ke-20, Benteng Vastenburg sempat terbengkalai serta berada di tengah konflik kepemilikan. Pada 2010, benteng ini akhirnya ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya, sekaligus mengalami perbaikan.
Bentuk bangunan Benteng Vastenburg berupa bujur sangkar dengan dinding batu bata setinggi enam meter, serta dilengkapi dengan bastion. Pengunjung tidak dipungut tiket masuk, hanya perlu membayar retribusi parkir saja.
Lokasinya dekat dengan pusat perbelanjaan Pusat Grosir Solo (PGS), tepatnya di Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.
6. Alun-alun Kidul
Alun-alun Kidul berada dalam kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat. Tidak ada tiket masuk bagi wisatawan yang ingin menjelajahi area ini.
Wisatawan dapat melakukan sejumlah aktivitas di kawasan Alun-alun Kidul, antara lain menikmati wisata kuliner, belajar sejarah, naik andong keliling kompleks keraton, atau sekadar duduk santai.
Pengunjung juga bisa memberi makan kerbau bule yang merupakan koleksi pusaka dari Keraton Surakarta. Lokasi Alun-alun Kidul berada di Jalan Gading, Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon.
7. Gedung Djoeang 45
Gedung Djoeang 45 merupakan wisata baru di Kota Solo yang buka pada 20 September 2019 lalu, berdasarkan informasi dari Kompas.com (12/10/2019).
Destinasi wisata baru ini menjadi populer di kalangan milenial karena instagramable.
Lokasinya berada di Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.
Penerangan yang temaram, berpadu dengan bangunan lawas bercorak Eropa memberikan kesan eksotis Gedung Djoeang 45.
Meski terkesan kekinian, Gedung Djoeang 45 merupakan bangunan lawas yang direvitalisasi.
Gedung ini berdiri pada 1880. Pada zaman kolonial Belanda, Gedung Djoeang 45 berfungsi sebagai kantin para tentara, kemudian beralih fungsi menjadi solosiehoe internaat atau asrama, meliputi balai pengobatan.
8. Taman Sunan Jogo Kali
Taman Sunan Jogo Kali adalah salah satu taman di Kota Solo yang terletak di Kelurahan Pucang Sawit. Wisatawan yang berkunjung ke taman ini tidak dipungut biaya.
Mengutip Kompas.com (14/9/2022), primadona wisata di Taman Sunan Jogo Kali adalah kapal naga. Namun, penumpang harus merogoh kocek Rp 30.000 per orang.
Menaiki kapal naga, pengunjung akan diajak menyusui Sungai Bengawan Solo. Durasinya sekitar 20 hingga 30 menit bergantung dari derasnya aliran air sungai.
9. Pasar Gede
Pasar yang dibangun sejak 1927 ini, juga memiliki arsitektur bergaya Belanda. Di pasar tradisional ini, pengunjung bisa mencicipi aneka kuliner khas Solo, antara lain nasi liwet, timlo, tengkleng, brambang asem, dan lainnya.
Tidak ada tiket masuk bagi pengunjung Pasar Gede Solo. Wisatawan cukup membayar biaya retribusi parkir jika membawa kendaraan.
Pasar Gede Solo juga menjadi incaran fotografer yang mengabadikan foto human interest aktivitas pedagang dan pembeli.
(*)