TIMESINDONESIA, JAKARTA – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kembali membuat gebrakan besar untuk meningkatkan performa Timnas Indonesia di kancah internasional. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengumumkan tiga pelatih baru yang akan memimpin berbagai tingkatan tim nasional: Patrick Kluivert untuk Timnas Senior, Alex Pastoor untuk Timnas U-23, dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatih yang berperan untuk mendukung transisi lintas kelompok usia.
Keputusan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PSSI untuk membawa Indonesia tidak hanya bersaing di tingkat Asia Tenggara tetapi juga menembus kompetisi dunia, termasuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta, Erick Thohir menekankan bahwa pemilihan tiga pelatih ini bukan hanya didasarkan pada pengalaman, tetapi juga visi yang selaras dengan kebutuhan sepak bola Indonesia.
1. Patrick Kluivert (Pelatih Timnas Senior)
Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda, membawa nama besar dan pengalaman luas ke Indonesia. Sebagai pemain, Kluivert pernah membela klub-klub elit Eropa seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, dan Barcelona. Di level internasional, ia mencetak 40 gol dalam 79 penampilan untuk Timnas Belanda.
Sebagai pelatih, Kluivert memiliki rekam jejak yang beragam, termasuk menjadi pelatih kepala Curacao, asisten pelatih di Paris Saint-Germain, serta menjabat sebagai direktur akademi di Barcelona. Kluivert dikenal dengan pendekatan taktis berbasis serangan, sering menggunakan formasi 4-3-3 yang menekankan permainan cepat dan penguasaan bola.
Kluivert menyatakan ambisinya untuk membawa Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 2026. Target awalnya adalah memastikan performa impresif dalam dua pertandingan kualifikasi awal melawan Australia pada 20 Maret 2025 dan Bahrain pada 25 Maret 2025.
2. Alex Pastoor (Pelatih Timnas U-23)
Alex Pastoor adalah pelatih asal Belanda dengan pengalaman melatih klub-klub di Eropa, termasuk Sparta Rotterdam dan NEC Nijmegen. Pastoor memiliki reputasi sebagai pelatih yang fokus pada pengembangan pemain muda, menjadikannya pilihan ideal untuk Timnas U-23 Indonesia.
Tugas utama Pastoor adalah mempersiapkan Timnas U-23 menghadapi turnamen besar seperti Asian Games dan Kualifikasi Olimpiade 2028.
3. Denny Landzaat (Asisten Pelatih dan Penghubung Antar Tingkatan)
Denny Landzaat, mantan pemain Timnas Belanda yang pernah bermain di AZ Alkmaar dan Wigan Athletic, ditunjuk sebagai asisten pelatih. Perannya melibatkan pengawasan langsung terhadap pemain di berbagai tingkatan usia untuk memastikan filosofi sepak bola yang seragam di semua level tim nasional.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan penjelasan mendalam mengenai alasan di balik pemilihan pelatih-pelatih ini. Dalam konferensi pers, Erick menyatakan bahwa keputusan ini didasarkan pada beberapa faktor:
1. Kesamaan Budaya Sepak Bola
Erick menyoroti kesamaan antara budaya sepak bola Belanda dan gaya bermain yang sesuai dengan karakteristik pemain Indonesia.
“Pelatih Belanda dikenal memiliki pendekatan taktis yang disiplin tetapi juga fleksibel, cocok untuk meningkatkan kualitas pemain kita yang berbakat tetapi memerlukan bimbingan dalam hal konsistensi dan mentalitas,” ujar Erick.
2. Pengalaman dan Kredibilitas Internasional
Ketiga pelatih ini memiliki pengalaman luas di level internasional, baik sebagai pemain maupun pelatih. Hal ini diharapkan dapat membawa standar profesionalisme yang lebih tinggi ke dalam sistem pelatihan tim nasional.
3. Fokus pada Regenerasi dan Pengembangan Pemain
Erick menekankan bahwa Indonesia tidak hanya membutuhkan pelatih yang mampu membawa trofi dalam jangka pendek, tetapi juga pelatih yang mampu membangun fondasi kuat untuk masa depan.
4. Strategi Jangka Panjang
Dengan kontrak yang berlaku hingga 2027, Erick berharap para pelatih ini dapat membawa kontinuitas dan stabilitas dalam program pengembangan sepak bola nasional.
Penunjukan tiga pelatih ini bukan hanya sekadar keputusan teknis, tetapi juga bagian dari visi besar untuk membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Setelah terakhir kali tampil di Piala Dunia pada tahun 1938, harapan ini menjadi target ambisius yang kini terlihat lebih realistis dengan dukungan program yang terstruktur dan manajemen yang lebih profesional.
“Ini adalah awal baru untuk sepak bola Indonesia. Dengan pengalaman dan visi para pelatih ini, kami yakin Timnas Indonesia dapat bersaing di level tertinggi. Ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga membangun identitas sepak bola Indonesia yang disegani dunia,” kata Erick Thohir. (*)