Kebakaran di Los Angeles tak lepas dari fenomena angin Santa Ana. Lantas, apa angin Santa Ana itu? Simak penjelasannya.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Tragedi kebakaran hebat yang meluluhlantakkan wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS) mencengangkan dunia.
Sebab, dalam peristiwa mengerikan ini, dilaporkan ada tujuh orang yang tewas.
Menurut laporan The Guardian, Jumat (10/1/2025), ada ribuan bangunan yang hangus terbakar.
Para pemilik bangunan lebih memilih mengungsi, karena khawatir menjadi korban.
Dari rekaman video yang beredar di laman media sosial, beberapa bangunan sudah tinggal puingnya saja.
Jalanan tampak begitu kacau, karena debu sisa pembakaran beterbangan kemana-mana.
Adapun penyebab kebakaran hebat ini bermula dari kebakaran semak belukar di wilayah Pacific Palisades, Los Angeles.
Kemudian kondisi ini makin parah karena wilayah selatan California mengalami kekeringan akibat curah hujan rata-rata yang kurang dari 10 persen sejak 1 Oktober 2024.
Karena kebakaran itu, api pun dengan cepat meluas akibat tiupan angin Santa Ana.
Lalu, apa itu angin Santa Ana? Kenapa ia bisa membawa dampak yang begitu besar dalam tragedi kebakaran ini?
Angin Santa Ana merupakan fenomena cuaca musiman yang muncul karena kondisi geografis di wilayah barat daya AS.
Sifat Angin Santa Ana yang kering menjadi penyebab parahnya kejadian kebakaran di wilayah tersebut, terutama saat musim kemarau.
Udara kering dan hangat menurunkan kelembaban dan mengeringkan tumbuhan, sehingga menjadi lebih rentan terbakar.
Kencangnya angin Santa Ana yang berembus dengan kecepatan lebih dari 70 mph atau 112 km/jam memicu kejadian kebakaran.
Dilansir dari Kompas.com, Mike Wofford, seorang prakirawan cuaca di kantor National Weather Service di Oxnard, California, menjelaskan bahwa angin ini disebabkan oleh tekanan tinggi yang terbentuk di atas gurun di wilayah barat daya Amerika Serikat.
Tekanan tinggi tersebut bergerak melalui jalur pegunungan di California Selatan, menuju daerah bertekanan lebih rendah yang ada di lepas pantai Pasifik.
Menurut Wofford, kondisi ini menciptakan aliran udara kuat yang bergerak keluar dari Nevada.
Proses ini menyebabkan angin bergerak melalui pegunungan pesisir, Pegunungan San Gabriel, hingga akhirnya keluar menuju wilayah Inland Empire.
“Tekanan tinggi yang terbentuk di wilayah itu, ditambah dengan tekanan rendah di California bagian selatan, menciptakan aliran udara kuat yang keluar dari Nevada dan melalui pegunungan pesisir, Pegunungan San Gabriel, dan keluar ke wilayah Inland Empire,” jelas Wofford, dikutip dari NPR pada Rabu (8/1/2025).
Fenomena angin Santa Ana ini sangat penting untuk dipahami karena berkontribusi pada kondisi yang mendukung terjadinya kebakaran hutan di kawasan Los Angeles dan sekitarnya, khususnya selama musim kemarau yang kerap berlangsung panjang.
Selain itu, profesor di Sekolah Iklim Universitas Columbia, AS, Mingfang Ting menyebut bahwa Santa Ana adalah angin katabatik atau artinya angin ini bertiup menuruni bukit.
Karakteristik lain angin Santa Ana adalah memiliki aliran udaranya yang hangat dan kering dengan kecepatan 40-60 mph atau setara 64-96 km/jam.
Dilansir dari laman Antara, Peneliti Iklim dan Atmosfer dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin sebut bahwa kejadian kebakaran Los Angeles disebabkan fenomena anomali angin Santa Ana.
Dalam pernyataan yang diunggah melalui akun media sosial X pribadinya, yang dikutip di Jakarta pada Sabtu, Erma menjelaskan bahwa kebakaran sering kali terjadi secara alamiah dan dipicu oleh hembusan angin Santa Ana.
Angin Santa Ana dikenal karena sifatnya yang kering dan dapat menyebabkan kebakaran dengan membakar dedaunan yang sudah kering.
"Hanya, normalnya Santa Ana yang dibangkitkan dari sistem tekanan tinggi di California ini seharusnya terjadi saat summer -musim panas-," ungkap Erma.
Erma menyebut jika fenomena ini terjadi pada musim dingin, seperti yang terjadi pada bulan Januari ini sebagai anomali .
“Jika Santa Ana terjadi pada saat winter -musim dingin- seperti Januari saat ini, maka ini benar-benar anomali bahkan penyimpangan iklim," katanya.
Erma menjelaskan lebih lanjut bahwa angin Santa Ana ini dapat berkecepatan hingga 50 km/jam.
Angin tersebut terbentuk akibat adanya sistem tekanan tinggi di hutan dan tekanan rendah yang terpusat di Los Angeles, yang kemudian memicu hembusan angin kering dan panas dari wilayah tersebut.
Pada umumnya, angin Santa Ana terbentuk dari area utara Great Basin, sebuah dataran gurun yang membawa angin panas dan kering.
"Meski winter -musim dingin-, suhu capai 27°C di hutan Angeles menandakan titik-titik api telah terbentuk," ujar Erma.
Menilik catatan sejarah, kejadian kebakaran hutan di AS akibat angin Santa Ana tidak hanya terjadi baru-baru ini.
Pada Oktober 2007, angin Santa Ana yang panas pernah menyebabkan kebakaran hebat di California bagian selatan, di mana Gubernur Arnold Schwarzenegger menyebutnya sebagai bencana hebat.
Pada Oktober 2019, kasus kebakaran hutan dan lahan di kawasan selatan California juga dilaporkan meluas akibat tiupan kencang angin Santa Ana.(tribun-medan.com)