TRIBUNJATIM.COM - Sosok ibu-ibu tak mau lunasi biaya travel diduga bukanlah orang susah.
Hal tersebut muncul dari komentar di media sosial.
Viral ibu-ibu diduga tak mau lunasi travel usai liburan di Pulau Putri bareng keluarga.
Video ini pertama kali diunggah akun TikTok Are.
Dalam video yang diunggah tersebut pria yang bernama Are sedang menagih pelunasan biaya travel yang harus dilakukan oleh ibu-ibu tersebut.
Ibu-Ibu tersebut diduga kabur dan tak mau lunasi biaya travel sebanyak Rp 8 Juta.
Melihat dari komentar rupanya ibu-ibu tersebut bekerja di Kementerian PU.
'Ibu Dheana namanya.. orang Kementerian PU.. punya apartemen di Kalibata, rumah di Depok klo ga salah,' tulis akun @dh***
Bahkan akun tersebut juga menyebutkan bahwa DF bukanlah orang yang susah, sehingga tidak mungkin alasannya karena tak ada uang.
"Saya kenal ibu dheana.. mereka itu orang kaya, alasan ga punya uang itu ga mungkin.. coba di selesaikan dengan baik bos.. karna saya yakin mereka bukan ga punya uang tapi ada hal lain," tulisnya lagi.
Kronologi Kejadian
Kronologi ibu-ibu diduga tak lunasi pembayaran travel usai liburan di Pulau Putri alasan anak sakit.
Unggahan video memperlihatkan seorang suami istri tengah menjadi perhatian lantaran diduga tak mau lunasi pembayaran travel.
Video ini diunggah akun TikTok @Are, dalam video tersebut terlihat seorang ibu menggunakan jilbab pashmina pink dan sang suami diduga tak ingin melunasi pembayaran tavel.
Menurut informasi yang beredar ibu tersebut berasal dari Depok.
Kejadian ini berawal ketika wanita berinisial DF menggunakan jasa travel untuk berlibur ke Pulau Putri bersama suami dan anaknya selama 3 hari 2 malam (3H2M) mulai 25-27 Desember 2024.
Sebelum memulai perjalanan, admin travel telah mengirimkan invoice kepada DF, dengan mencantumkan rincian harga, minimal pembayaran uang muka (DP), dan pelunasan.
Dari sana terjadi kesepakatan, DF menyetujui rincian tersebut dan membayar DP pertama pada 7 Desember 2024.
Kemudian, ketika DF meminta perpanjangan waktu perjalanan (add night), invoice diperbarui, dan DF kembali membayar DP kedua pada 18 Desember 2024.
Pada H-1 keberangkatan (24 Desember), pihak travel mengirimkan tiket masuk Ancol serta kontak Tour Leader (TL) yang akan mendampingi mereka selama perjalanan.
Namun, pada hari H (25 Desember), DF tidak menyelesaikan pelunasan padahal sudah diingatkan oleh admin maupun TL sebelum perjalanan dimulai.
Sesampainya di Pulau Putri, DF hanya membayar sebagian dari total tagihan, dengan alasan dia belum tahu apakah akan melanjutkan perjalanan 3H2M atau mempersingkatnya menjadi dua hari satu malam (2H1M).
Pihak travel juga telah menjelaskan pada DF jika perubahan yang mendadak itu tidak bisa dikarenakan semua fasilitas sudah dipesan dan dibayarkan.
Seusai pihak travel menegaskan soal ini, DF kemudian mencari alasan untuk pulang, pada hari pertama, DF mengeluhkan anaknya sakit dan membutuhkan obat tertentu.
Demi kenyamanan wisatawan, pihak travel segera mencarikan obat hingga ke pulau terdekat dan mengantarkannya langsung ke DF.
Saat kembali diminta melunasi pembayaran, DF kembali menolak pembayaran dengan alasan fokus pada kondisi anaknya.
Keesokan harinya, DF secara tiba-tiba meminta untuk dipulangkan, mengaku mendapat anjuran dokter pribadi anaknya untuk melakukan pemeriksaan darah.
DF bersikeras hanya ingin membayar untuk layanan 2H1M, sementara pihak travel menuntut pelunasan sesuai pesanan awal.
Situasi mulai memanas ketika DF memesan kapal kepulangan justru menggunakan jasa travel lain, ia bahkan mengebaikan proses pembayaran travel.
Perdebatan terjadi di resepsionis Pulau Putri, namun DF tetap memaksa untuk pulang bersama keluarganya tanpa melunasi tagihan.
Karena pembatalan yang mendadak ini, fasilitas yang telah dipesan dan dibayarkan untuk tanggal 26–27 Desember tidak digunakan.
Dalam unggahan video TikTok @Are, terlihat DF dan sang suami hendak pergi begitu saja dengan menggunakan kapal lain.
Namun berusaha dicegah oleh pengunggah video, karena pembayaran yang belum dilunasi.
Hingga saat ini belum ada penyelesaian antar kedua belah pihak.