Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Pemberian makan bergizi gratis (MBG) untuk anak sekolah, balita ibu hamil, dan ibu menyusui ditarget tak hanya mampu menyelesaikan masalah stunting.
Wakil Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imipas, Otto Hasibuan mengatakan program MBG juga dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Dalam penyerapan tenaga kerja, dia mencontohkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Susukan, Ciracas yang merekrut 46 warga sekitar untuk terlibat memasak MBG.
"Dia (SPPG) dibantu memberdayakan ibu-ibu sekitar di sini, jadi ibu-ibu sekitar sini yang mungkin bisa memasak juga di rumah atau di warung diajak," kata Otto di Jakarta Timur, Senin (6/1/2025).
Pada hari pelaksanaan MBG perdana, SPPG Susukan menyiapkan sebanyak 3.055 porsi makanan untuk dibagikan kepada para siswa yang tersebar di sembilan tempat pendidikan.
Menu yang disajikan berupa daging ayam, sayur bayam dan jagung, buah semangka, dan tahu, seluruhnya dimasak pada SPPG Susukan beralamat di Jalan Industri, Kelurahan Susukan.
Kemudian dalam hal meningkatkan ekonomi, kebutuhan pasokan pangan yang didapat seluruhnya diambil dari pasar tradisional sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Pedagang tempe sekitar sini juga laku, sayur laku, ayam laku, telur laku semuanya, buah laku. Jadi yang mereka malas jualan jadi giat. Nah transportasi laku karena akan dibawa kan," ujarnya.
Sementara terkait target penerima, Otto menuturkan pemberian MBG ini akan terus dilakukan secara bertahap hingga seluruh anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita terpenuhi asupan gizinya.
Meski untuk tahap awal ini pemberian MBG baru dilakukan pada 190 titik secara nasional, tapi seiring waktu nantinya titik distribusi dan jumlah penerima akan bertambah.
"Kita harapkan akan bisa mencapai 937 titik, dan targetnya di bulan ini akan dicapai penerima manfaatnya itu 3 juta orang. Kemudian kalau di 2025 itu diharapkan 15 juta," tuturnya.
Meski untuk tahap awal ini pemberian MBG baru dilakukan pada 190 titik secara nasional, tapi seiring waktu nantinya titik distribusi dan jumlah penerima akan bertambah.
"Kita harapkan akan bisa mencapai 937 titik, dan targetnya di bulan ini akan dicapai penerima manfaatnya itu 3 juta orang. Kemudian kalau di 2025 itu diharapkan 15 juta," tuturnya.