AMBON - Pasukan Pattimura menyerang dan membombardir pertahanan tentara Belanda di Benteng Duurstede, Saparua, Maluku pada 15 Mei 1817 silam. Pasukan yang terdiri mayoritas pemuda beberapa wilayah itu langsung menyerbu benteng pertahanan Belanda.
Rencana penyerangan itu sudah dikoordinasikan oleh Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy sejak malam hari pada 14 Mei 1817.
Para pemuda itu sudah sejak malam hari mulai berdatangan ke sekitar benteng Duurstede. Pada pagi harinya, tembakan-tembakan mulai dilancarkan. Tidak lama kemudian, Kapitan Pattimura pun tiba untuk memimpin penyerbuan ke arah Duurstede.
Dua kali penyerbuan dilakukan tanpa hasil. Tembakan-tembakan meriam dari arah benteng tidak dapat ditandingi para pemuda yang hanya bersenjatakan beberapa bedil, pedang, tombak, dan lain-lain, dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Namun, karena tembakan tembakan tersebut itu benteng habis dan akhirnya tentaranya terpaksa menyerahkan diri.
Setiap penghuni benteng tersebut, termasuk Residen Belanda di Maluku van den Berg beserta keluarganya tewas, kecuali putranya yang berumur lima tahun.
Jatuhnya Duurstede bagi Belanda merupakan suatu pukulan yang besar. Oleh sebab itu, tidak lama kemudian mereka menyusun suatu kekuatan untuk merebutnya kembali. Pasukan yang dipimpin Mayor Beetjes itu tiba di Saparua pada tanggal 20 Mei 1817.

Perjalanan mereka memang sangat menyedihkan. Di Pulau Ambon tidak ada desa yang bersedia menyerahkan perahu-perahunya untuk mengangkut pasukan Beetjes ke suatu tempat di hutan-hutan.
Setelah bersusah payah mereka sampai di Pulau Haruku di mana terdapat Benteng Zeelandia.
Di sini pun tidak ada negeri yang berani menyerahkan perahu-perahu untuk mengangkut mereka ke Saparua. Dengan susah payah akhirnya Residen Uitenbroek berhasil memperoleh satu kruisarombai, atau rembaya perang, dan 6 arombay biasa untuk mengangkut sekitar 100 orang pasukan Beetjes Saparua.
Pasukan Beetjes tiba sekitar pukul 11.00, angin musim barat yang terkenal dengan ombaknya dahsyatnya dari arah Laut Banda yang menyebabkan tidak mudah mencari tempat pendaratan.
Akhirnya pasukan Beetjes memilih mendaratkan pasukan di Pantai Waisisil, di sebelah barat Duurstede.
Namun tempat itu justru menjadi yang ideal untuk menahan suatu pendaratan.Namun tempat itu justru menjadi yang ideal untuk menahan suatu pendaratan.
Baca Lebih Lanjut
Kisah Kehebatan Pasukan Hantu Laut Minahasa Bikin Kocar-kacir Tentara Belanda
Sindonews
Kesalahan Strategi Belanda Sebabkan Ratusan Serdadunya Tewas di Pertempuran Minahasa
Sindonews
Intimidasi dan Sabotase, Taktik Licik Belanda demi Taklukkan Perlawanan Minahasa
Sindonews
Strategi Licik Penjajah Belanda Putus Jalur Logistik Bikin Pasukan Minahasa Terdesak
Sindonews
Detik-detik Speedboat Tenggelam di Laut Samala Maluku, Tewaskan 8 Orang, Sempat Miring Lalu Terbalik
Salama Picalouhata
6 Fakta Tawuran Maut di Jatinegara Jaktim, Tewaskan Remaja hingga Warga Pilih Ngumpet
Eko Sutriyanto
Polisi Masih Cari Pelaku Tawuran di Bassura yang Tewaskan Remaja 14 Tahun
Satrio Sarwo Trengginas
Polda Maluku Berduka, Ini Sekilas Karir Almarhum Bripka Edy Wally
Fandi Wattimena
Daftar Harga Buah-buahan di Depan Kampus Unpatti, Ada Alpukat, Anggur hingga Apel
Tanita Pattiasina
Kisah Bus Pariwisata Tetiba Tersesat di Kuburan Warga, Tak Ada Jejak Ban, Berawal Lihat Google Maps
Olga Mardianita