SURYAMALANG.COM, MALANG - Simak berita Arema FC hari ini populer Senin 30 Desember 2024 tentang Presidium Aremania, Ali Rifki merespons ketegangan dualisme.
Ali Rifki mewakili Aremania juga mengambil sikap atas masalah yang dihadapi PT AABBI yang menaungi Arema FC dan Arema Indonesia.
Terakhir duduk perkara dualisme sampai progres Stadion Kanjuruhan di tahun 2025 akan dibahas juga.
Simak berita Arema FC hari ini selengkapnya:
1. Ali Rifki Respon Ketegangan Dualisme
Komentar Ali Rifki Presidium Aremania atas somasi PT AABBI terhadap Arema Indonesia mencuat.
Sebagai Presidium Aremania (Arek Malang Mania), Ali Rifki meminta kawan-kawan untuk menahan diri.
Somasi tidak hanya dilayangkan PT AABBI kepada Arema Indonesia namun juga kepada sejumlah klub yang masih memakai nama Arema.
PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) adalah perusahaan yang menaungi Arema FC.
PT AABBI juga telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM dengan nomor pendaftaran IDM00065610, tertanggal 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017.
Somasi yang dilayangkan PT AABBI berkaitan dengan lisensi sah penggunaan nama Arema di kancah sepak bola Indonesia.
Sejumlah klub yang masih memakai nama Arema diminta untuk mengganti yakni Arema Indonesia, Akademi Arema Ngunut dan SSB Putra Arema.
Selain klub, somasi juga dilayangkan PT AABBI kepada Asosiasi Provinsi (ASPROV) PSSI Jawa Timur yang membawahi ketiga klub yang tampil di Liga 4 tersebut.
Koordinator Presidium Aremania, Ali Rifki berkomentar bijak atas somasi ini.
Ali Rifki berharap somasi itu tidak menyebabkan kegaduhan di kalangan Aremania.
Harapannya, mereka yang mendukung Arema FC maupun Arema Indonesia tetap menjaga kondusivitas.
“Kami mengimbau nawak-nawak agar saling menahan diri" kata Ali Rifki mengutip wearemania, Sabtu (28/12/24).
"Demi menjaga kondusifitas Aremania sejagad raya, dengan tidak saling mencaci maki, mana yang benar dan mana yang salah,” imbuh Ali Rifki.
Ali Rifki yang juga pernah menjabat sebagai Manajer Tim Arema FC itu mengajak Aremania untuk mejadi penonton dalam kasus hukum tersebut.
Sebab, menurut Ali Rifki masalah ini sudah bukan ranah Aremania lagi.
“Mari bersama kita ikuti bagaimana perkembangan proses hukum ini berjalan ke depannya,” imbuhnya.
“Ini sudah bukan ranah kita sebagai suporter, ini ranah hukum yang ditempuh masing-masing klub yang memakai nama Arema” tegas Ali Rifki.
Ucapan Ali Rifki itu juga dituangkan dalam postingan akun Instagram @satuaremania pada Sabtu (28/12/24).
Dalam unggahan tersebut, Aremania sekali lagi dihimbau untuk menahan diri.
'Sehubungan dengan pemberitaan terkait somasi yang dilayangkan pihak PT. AABBI terkait penggunaan nama AREMA di bidang sepak bola kepada tiga klub sepak bola yang menggunakan nama AREMA dan Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur' terang akun @satuaremania.
'Maka kami Presidium Arek Malang Mania (AREMANIA) menghimbau nawak-nawak untuk saling menahan diri demi menjaga kondusifitas AREMANIA se-jagad raya' sambungnya.
'Dengan tidak saling mencaci maki mana yang benar dan mana yang salah, mari bersama kita ikuti bagaimana perkembangan proses hukum ini berjalan ke depannya' imbuh akun resmi Aremania itu.
'Ini sudah bukan ranah kita sebagai suporter, ini ranah hukum yang ditempuh masing-masing klub yang memakai nama AREMA' tutup himbauan tersebut.
2. Duduk Perkara Dualisme
Sejak dibentuk pada 1987, Arema telah mengikuti berbagai kompetisi sepakbola strata tertinggi di Indonesia, mulai dari Galatama, Liga Indonesia, Indonesia Super League (ISL) hingga Liga 1.
Beberapa gelar yang pernah diraih Arema adalah juara Galatama musim 1992-93, juara ISL musim 2009-10, juara Piala Galatama 1992, dan juara Piala Indonesia 2005 serta 2006.
Duduk perkara dualisme klub terjadi pada 2011 ketika Indonesia memiliki dua kompetisi bola papan atas, yakni Indonesia Premier League (IPL) dan ISL.
Saat itu, ketua Yayasan Arema Indonesia, Muhammad Nur, bersama Acub Zaenal, mendaftarkan Arema Indonesia untuk bermain di IPL, kompetisi yang dianggap resmi.
Hanya saja, pada musim kedua PSSI memutuskan IPL sebagai kompetisi ilegal karena adanya konflik internal.
Di sisi lain, kubu Rendra Kresna (sekretaris Yayasan Arema), ternyata tidak setuju dengan keinginan ketua Yayasan Arema yang mendaftarkan Arema ke kompetisi IPL.
Padahal, ketika itu Rendra diketahui sudah mengundurkan diri dari yayasan.
Kubu Rendra Kresna beralasan, saat saham Arema dilepas oleh pemilik Arema terdahulu, PT Bentoel pihak Rendra lah yang mendapat amanat dan berhak atas arah tujuan Arema.
Dua kubu itu lantas sama-sama membentuk klub bernama Arema, lalu mengikuti dua kompetisi berbeda.
PT Arema Indonesia pimpinan M. Nur, mendapat suntikan dana dari konsorsium Ancora dan mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (IPL) dengan nama Arema Indonesia.
Di sisi lain, Arema versi Rendra berkompetisi Liga Super Indonesia menggunakan nama Arema Cronus.
Seiring meredupnya konflik internal di tubuh PSSI, kompetisi ISL akhirnya diakui sebagai satu-satunya kancah tertinggi dalam strata sepakbola Indonesia.
Arema telanjur terbagi menjadi dua klub.
Kendati demikian, PSSI mengabulkan dua kubu mereka untuk tetap bisa berkompetisi.
Arema Indonesia, sebagai klub yang terhukum karena mengikuti Liga ilegal (LPI), akhirnya wajib mengulang kompetisi dari level Liga Nusantara.
Hal itu didasarkan pada hasil kongres PSSI di Bandung pada 2017.
Saat ini Arema Indonesia, yang kerap disebut sebagai Arema asli, berkompetisi di Liga 4.
Sementara Arema Cronus yang berkompetisi di ISL, berganti nama menjadi Arema FC dan tetap mengikuti kompetisi teratas, kini disebut Liga 1.
PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), perusahaan yang menaungi klub Arema FC telah memegang lisensi sah atas nama Arema.
Keputusan itu telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM dengan nomor pendaftaran IDM00065610, tertanggal 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017.
Itu sebabnya ada hak untuk melakukan somasi jika ada yang menggunakan nama Arema tanpa seizin PT AABBI.
Sebaliknya, Arema Indonesia mengklaim pihaknya telah diakui oleh PSSI pada 2012 silam.
Selain itu, PT Arema Indonesia sudah terdaftar di Kemenkumham sejak 2004 dengan NPWP PT Arema Indonesia.
Arema Indonesia pun telah meraih banyak prestasi seperti menjadi juara Liga Indonesia musim 2009-2010 hingga masuk 16 besar Piala AFC.
3. Progres Stadion Kanjuruhan
Progress renovasi Stadion Kanjuruhan, kandang Arema FC di Kabupaten Malang, telah mencapai 99,5 persen.
Pada Sabtu (28/12/2024), Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti melakukan peninjauan ke Stadion Kanjuruhan.
Dari hasil tinjauannya, renovasi stadion yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan Abipraya ditargetkan rampung pada 31 Desember 2024.
Artinya, tahun 2025 stadion bisa digunakan oleh Arema FC dalam menggelar laga kandang Liga 1 2024/2025.
Diana mengatakan, secara keseluruhan, renovasi Stadion Kanjuruhan sudah memenuhi standar.
“Alhamdulillah hampir selesai, mohon dipercepat untuk penyelesaian monumen dan landscapenya dirapikan."
"Mudah-mudahan renovasi dapat selesai sesuai target pada 31 Desember 2024,” kata Diana Kusumastuti.
Ia berpesan kepada pelaksana konstruksi agara tetap mempertahankan Gate 13 menjadi TKP Tragedi Stadion Kanjuruhan sesuai dengan kondisi eksisting.
Namun harus ditambahi proteksi untuk menghindari kejadian serupa.
“Untuk railing di Gate 13, mohon dipertahankan. Namun bisa ditambahkan proteksi misalnya dengan pagar besi supaya ke depannya tidak ada penonton yang bersandar ke railing tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur Airyn Saputri Harahap menambahkan, proses renovasi Stadion Kanjuruhan dilaksanakan sejak 4 September 2024.
Total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 357 miliar.
Renovasi mencakup pembongkaran stadion, renovasi bangunan stadion, landscape, renovasi track atletik dan lapangan sepak bola, serta mechanical, electrical, dan plumbing (MEP).
“Stadion Kanjuruhan ini luasnya mencapai 3,4 hektar dan dapat memenuhi kapasitas 21.603 penonton, yang terdiri dari Tribun Barat untuk VVIP 108 seat, VIP 2.465 seat, Media 134 seat, serta Disabilitas 16 seat."
"Terdapat pula Tribun Umum, yang terdiri dari Tribun Timur dengan total 4.352 seat, serta Tribun Utara dan Tribun Selatan dengan total masing-masing 7.264 seat,” bebernya.
Dengan adanya renovasi ini, Airyn berharap Stadion Kanjuruhan dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi penonton, khususnya Aremania.
Baik dari segi jalur evakuasi, konstruksi, kelistrikan, dan prasarana keamanan.
“Semoga bisa meningkatkan kenyamanan dan kelayakan stadion sesuai dengan standar FIFA,” tukasnya.
(Reporter suryamalang.com/Luluul Isnainiyah/Rifky Edgar)