TRIBUNMADURA.COM - Lansia berusia 70 tahun di Sumatera Selatan (Sumsel) pasrah gagal umroh.
Hal ini lantaran uang Rp28 juta miliknya hangus terbakar.
Diketahui, lansia tersebut bernama Nunsia.
Jelang akhir tahun 2024, ia harus menghadapi musibah kebakaran rumah.
kebakaran terjadi di dua buah rumah di Desa Rengas II, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, pada Jumat (27/12/2024).
Imbas kebakaran rumah tersebut, Nunsia kini ditampung di posko kebakaran yang didirikan BPBD Ogan Ilir.
Rizal, putra Nunsia mengungkapkan, saat terjadinya kebakaran, rumah dalam keadaan kosong karena ditinggal pemilik.
"Kebetulan kemarin rumah itu sedang kosong," kata Rizal, Sabtu (28/12/2024), melansir dari Sripoku.
Rizal yang sedang bekerja menyadap karet di kebun, diberi tahu istrinya bahwa ada api yang berasal dari rumah Nunsia.
Rumah yang terbakar itu berada persis di samping Rumah Rizal.
"Jadi ada dua rumah yang terbakar. Rumah milik ibu dan adik saya," ungkap Rizal.
Diduga, kebakaran akibat korsleting atau hubungan pendek arus listrik yang berasal dari ruang tengah rumah.
Api dengan cepat membakar bangunan yang lantai atasnya terbuat dari kayu itu.
Dinding dan sebagian atap rumah milik Rizal juga sempat dilalap api, namun cepat dipadamkan.
"Semuanya ludes terbakar. Ada dua sepeda motor di dalam rumah ibu yang hangus," tutur Rizal.
Selain itu, uang tunai Rp 28 juta yang dipersiapkan untuk biaya umroh juga ludes dan tinggal menjadi abu.
"Rencananya uang itu untuk biaya ibu berangkat umroh," kata Rizal.
Kisah lain, kebakaran rumah di Kabupaten Bangkalan, Madura, jadi sorotan.
Api menyala dengan hebat karena warga tak punya nomor pemadam kebakaran alias damkar.
Rumah besar di kawasan padat pemukiman, Kampung Rongkemasan, Desa/Kecamatan Arosbaya, Bangkalan Kamis (24/10/2024) menjelang waktu Subuh.
Di tengah kobaran api, terekam dalam video tentang percakapan dua orang perempuan dalam Bahasa Madura yang sama-sama kebingungan atas peristiwa kebakaran itu.
‘Pemadam adhek yeh ? (Tidak ada pemadam?). ‘Nelponah sapah jek reng lok andik’ (Mau nelpon siapa, tidak punya nomor damkar).
Kasi Penyelamatan Damkar Satpol PP Kabupaten Bangkalan, Ortiz Iskandar membenarkan bahwa warga sekitar lokasi kejadian kebakaran kebingungan karena tidak mempunyai nomor telpon pihak damkar.
“Masyarakat awam 100 persen tidak punya nomor kami, apalagi dalam keadaan panik,” ungkap Ortiz kepada Tribun Madura.
Karena itu, ia berharap kepada masyarakat untuk selalu menyimpan nomor-nomor darurat.
Mulai dari nomor puskesmas untuk kebutuhan ambulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PLN, hingga pihak Damkar Kabupaten Bangkalan.
“Sehingga kalau ada peristiwa seperti pagi tadi, itu lama terbiarkan."
"Telpon masuk ke damkar sekitar pukul 04.30 WIB. Kami tiba di lokasi kejadian sudah tidak mendapatkan api besar, tinggal pembasahan saja,” jelas Ortiz.
Meski tinggal pembasahan, lanjutnya, namun proses tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu jam.
Selain karena ukuran rumah tergolong besar, pihak damkar berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan tidak ada bara api yang kembali menyala.
“Rumah itu besar ukuranya, api cepat membesar, menghabiskan bagian atap dan plafon rumah yang mayoritas berbahan kayu."
"Kerugian sekitar 400 juta, kami juga khawatir karena di situ kawasan padat penduduk,” pungkas Ortiz.