Liburan Natal dan akhir tahun kerap membuat banyak orang lupa diri soal pola makan. Jangan sampai mempercayai 5 mitos ini yang bisa bikin kesehatan terganggu.
Tak ada salahnya bersenang-senang saat liburan, termasuk dengan menikmati makanan enak. Namun jangan sampai berlebihan hingga membuat stress sampai mengganggu kesehatan.
Pasalnya makanan yang dinikmati saat liburan kerap kali makanan tinggi kalori, sodium, sampai lemak. Alih-alih membuat diri senang, kebiasaan makan yang tak terkontrol ini justru tak bagus untuk kesehatan.
Hindari pula mempercayai mitos-mitos soal kebiasaan makan saat liburan yang bisa bikin diri terlena. Juga mitos terkait kebiasaan lainnya, seperti yang dirangkum Healthline berikut:
Musim liburan identik dengan hal-hal menyenangkan, tapi bukan berarti kamu tak akan mengalami stress. Kegiatan yang terlalu penuh justru bisa memicu stress berlebih. Karenanya kamu harus bisa menemukan cara untuk rileks dan mengisi kembali energi yang hilang.
Cara utamanya dengan tetap memastikan tidur 7-9 jam. Lalu lakukan hobi yang bikin rileks, seperti jalan kaki santai, baca buku, atau menonton film. Jika suka yoga atau meditasi juga bagus dilakukan.
"Dan yang sama pentingnya adalah menetapkan batasan dengan tidak mengatakan ya untuk semua hal dan membuat rencana realistis tentang apa yang benar-benar dapat dilakukan tanpa merasa kewalahan," ujar kardiolog Laxmi Mehta.
![]() |
Banyak orang masih meyakini mitos ini. Mereka tidak makan sarapan, makan siang, atau makan malam demi menghemat asupan kalori untuk waktu makan lainnya. Ternyata cara ini tidak efektif.
Beberapa penelitian menunjukkan melewatkan waktu makan justru bisa membuat seseorang merasa lebih lapar, yang akhirnya memicu makan berlebih. Bahkan sebuah penelitian menemukan melewatkan waktu makan terkait risiko kematian yang lebih tinggi.
Kardiolog Daniel Hermann menyimpulkan, yang terbaik adalah menjalani pola makan dan gaya hidup yang ramah untuk kesehatan jantung.
Mengonsumsi sodium berlebihan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, gagal jantung, pembengkakan jantung, hingga serangan jantung. Hal ini perlu diwaspadai sebab sodium terkandung di dalam banyak makanan.
American Heart Association mengungkap makanan tinggi sodium, termasuk roti, pizza, sandwich, camilan keripik, keju, hingga olahan telur. Penting untuk membaca label makanan kemasan dan hindari yang tinggi sodium.
Hindari pula menambahkan banyak garam dapur ke makanan. Sebagai gantinya, perbanyak makan buah dan sayur.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
![]() |
Saat liburan sering kali olahraga atau aktivitas fisik terabaikan, padahal olahraga sangat penting. Mehta mengungkap olahraga bantu mengalihkan pikiran kamu dari makanan dan mengimbangi asupan kalori berlebih.
Coba tetap olahraga rutin saat musim liburan. Tak perlu olahraga berat, sesederhana jalan kaki ke restoran atau rumah teman yang mengadakan pesta, bisa jadi pilihan.
Mehta juga mengingatkan bukan berarti kalau sudah olahraga, maka boleh bebas konsumsi makanan tak sehat. Sebab olahraga tidak dapat sepenuhnya mengimbangi pola makan yang tidak sehat.
Musim liburan juga membuat orang kerap lupa diri menenggak minuman alkohol. Kebiasaan ini berbahaya untuk jantung. Menurut Hermann, minuman beralkohol tinggi kalori, gula, dan garam.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis pernyataan pada tahun 2022. Pihaknya mengatakan dalam hal konsumsi alkohol, tidak ada jumlah aman yang tidak memengaruhi kesehatan.
"Jika berlebihan, jelas beracun. Konsumsi minuman alkohol terkait dengan penyakit jantung, hipertensi, kardiomiopati, dan obesitas," kata WHO.
Jika ingin tetap mengonsumsinya, batasi 1 gelas saja di pesta. Lalu beralih ke soda, minuman rendah kalori, atau minuman bebas alkohol lainnya.