BANJARMASINPOST.CO.ID - Asyik berfoto saat gelombang Pantai Semeti, Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, NTB sedang begitu tinggi, seorang pelajar bernama Merlin (20) terseret arus kencang, viral di media sosial.
Sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia, beredar video memperlihatkan usaha menyelamatkan Merlin oleh sejumlah warga serta para kerabat yang pergi bersamanya saat itu.
Detik-detik usaha penyelamatan Merlin itu pun viral di media sosial, usai diunggah akun X @Pai_C1 Sabtu (21/12/2024).
Dalam video terlihat Merlin yang sedang asyik berfoto di bagaian bawah tebing pantai, hendak menyelamatkan diri dengan naik ke atas.
Namun nahas, lantaran ombak yang tinggi serta arus begitu kuat tubuh Merlin pun terseret ke salam pusaran air.
Sejumlah warga lantas berusaha menyelamatkan Merlin namun kesulitan akibat tubuhnya yang timbul dan tenggelam terbawa arus.
Selain itu medan yang penuh bebatuan dan curam pun semakin menyulitkan proses penyelamatan.
Tampak Merlin yang terombang ambing di air sempat berpegangan pada batu tebing.
Namun sayang Merlin tak dapat bertahan lama lalu kemudian menghilang terseret arus ke arah tengah laut.
Para warga yang menyadari hilangnya Merlin pun sempat berteriak histeris dan kebingungan.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
pantai Semeti
Mengingatkan kita semua agar hati hati kalau melakukan sesi foto foto di pantai...cari lokasi yang tidak berbahaya,” tulis keterangan video.
Korban berusia 20 tahun ini merupakan warga Dusun Gantang, Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Korban berhasil dievakuasi masyarakat Desa Selong Belanak bersama bhabinkamtibmas setempat dan Basarnas Pos Kuta.
Kepala desa Mekar Sari Lalu Yahya mengatakan, Pantai Semeti memang kawasan yang berbahaya karena arus gelombang tinggi yang sering terjadi secara tiba-tiba.
"Tapi jika ada orang yang ke situ ada penjaga namanya Amaq Saumin yang memperingatkan. Dia rumahnya di sana, tapi anak-anak ini kadang-kadang ndak mau dilarang," jelas Yahya.
Yahya mengungkapkan, awalnya korban datang bersama empat orang kawannya berboncengan dengan dua sepeda motor.
"Mereka bersantai kesana. Mereka duduk di atas batu foto-fotoan menurut informasi yang saya terima. Karena foto membelakangi laut sehingga tidak melihat air yang naik itu. Karena membelakangi, keasikan berfoto akhirnya diambil lah (diseret) sama air itu," jelas Yahya.
Yahya menyebutkan, gelombang tinggi di Pantai Semeti ada hitungannya. Hitungan besar terjadi pada hitungan kesembilan.
Dia memperkirakan korban berfoto pada ombak hitungan ketujuh sehingga arus pada hitungan ke delapan dan kesembilan sudah sangat besar.
"Kalau tadi sekedar berfoto pada arus hitungan kedua atau ketiga masih ada waktu untuk ke pinggir. Jadi kalau saya lihat fotonya, memang sangat dekat sekali dengan ombak yang besar itu," jelas Yahya.
Yahya menyebutkan, korban yang sudah terseret arus sangat sulit ditemukan bahkan butuh waktu berhari-hari hingga akhirnya ditemukan.
Namun beruntung arus sudah tidak keras sehingga masih bisa berada di permukaan dan ditemukan di antara dua batu.
Dia menegaskan, pihaknya memasang bendera merah di Pantai Semeti sebagai tanda larangan di beberapa titik.
"Ada tiga, empat titik di sana yang berbahaya. Tapi sekarang memang karena sudah lama dan hilang dan ada juga yang usil mencabut dan lain sebagainya. Jadi dari dulu kita peringatkan bahwa sangat berbahaya," bebernya.
"Disini bukan sekali dua kali kejadian, sangat sering. Bukan orang santai saja, orang mancing ada yang hilang sampai sekarang," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)