WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim sepak bola Scorpion FC menjuarai turnamen sepak bola putri kelompok umur 14 tahun yang berlangsung di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus Jawa Tengah, dengan torehan 53 poin.
Nilai 53 itu diperoleh dari 17 kali menang, dua kali imbang, dan sekali kalah termasuk hasil pada pekan terakhir, Minggu (8/12/2024).
Turnamen yang dimenangkan Scorpion FC bertajuk "Hydroplus Soccer League (HSL) 2024". Turnamen digagas Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama Hydroplus Isotonic Drink dan diikuti 11 Sekolah Sepak Bola (SSB).
Ke-11 SSB tersebut yaitu Laskar Jepara Putri, SKU Pink, Galaxinesia, Scorpions FC, Pedawang Women, Srikandi Kalirejo Undaan, Persig Gribig, Porma, SKU Orange, Women Putra Jaya, dan Garkido GFC yang berasal dari sejumlah wilayah seperti Kudus, Rembang, Pati, serta Jepara.
Sebanyak 275 peserta tampil dengan sistem kompetisi penuh selama 10 pekan. Turnamen ini merupakan wadah lanjutan dari turnamen KU 10 dan KU 12 tahun.
Scorpion FC, SSB asal Kudus, tampil konsisten sepanjang 10 pekan. Alhasil, poin mereka tidak bisa dikejar tim-tim pesaing.
Tim yang dikapteni Yafiqa Rahma Indrayani ini akhirnya naik podium dan mengangkat piala.
"Kemenangan ini berkat kerja sama tim dari teman-teman ditambah semangat dari pendukung di sepanjang musim. Saya sangat senang akhirnya ada liga untuk putri, jadi kami semakin terpacu untuk giat berlatih karena ada liga yang harus kami menangkan. Semoga ke depannya bisa terus jadi juara," ujar Yafiqa, siswi kelas 7 SMP yang mengidolakan pesepak bola timnas Indonesia Rafael Struick ini.
Kebanggaan yang sama disampaikan pemain SSB SKU Pink, Asyifa Sholawa Farizqi. Meski timnya harus puas sebagai runner up, Asyifa berhasil meraih gelar top skor dengan total 30 gol.
Syifa mengaku gembira, kini semakin banyak pesepak bola putri yang ikut ambil bagian bertanding dan berkompetisi.
Ia mengakui kemampuan dan tekniknya semakin terasah berkat mengikuti turnamen ini.
“Sangat bangga bisa jadi top skor di sini apalagi sekarang lawannya sama rata semua, karena lawan-lawannya sudah dari SSB jadi skill-nya pun berbeda. Saya jadi bisa meningkatkan kemampuan ke level yang lebih tinggi. Semoga kompetisi terus berlanjut sampai di titik tertinggi supaya kami semua bisa menjadi pemain timnas Indonesia putri," ucap Syifa.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan rantai pertumbuhan ekosistem sepak bola putri dari level akar rumput harus terus terjaga melalui wadah-wadah kompetisi yang berkelanjutan.
"Visi kami untuk kembali merebut era kejayaan sepak bola putri Indonesia akan segera terwujud. Melalui pembibitan serta proses pengembangan talenta-talenta putri yang berakar dari usia dini, ini menjadi bekal dan memperkokoh fondasi mereka untuk semakin menekuni dunia sepak bola dan siap untuk mengharumkan nama bangsa di level internasional," kata Yoppy.
Yoppy berharap kelak banyak atlet potensial dapat bergabung dengan klub-klub elite sehingga liga sepak bola putri di level nasional bisa kembali rutin digelar.
Rencananya, HSL akan digelar dua kali selama satu tahun.
Sementara itu Manager Program HSL Edi Supriyanto mengatakan turnamen mengadopsi sistem permainan kompetisi penuh dan berlaga dua kali (kandang dan tandang ) dengan format 9 vs 9.
Pertandingan diselenggarakan dengan lapangan berukuran setengah lapangan sepak bola, berdurasi 20 x 2 menit, menggunakan bola ukuran 4 dengan diameter 63,5 hingga 66 cm dan berbobot 0,33-0,36 kg.
"Animo peserta di Kota Kudus dan sekitarnya cukup bagus. Kami mengajak SSB yang ada di kota-kota lain untuk juga membuka kelas bagi para putri untuk dilatih. Sebab dengan demikian, para putri yang memiliki minat dan bakat di dunia sepak bola dapat ditindaklanjuti untuk dilatih secara lebih terprogram dan terstruktur. Terlebih saat ini sudah ada liga sepak bola putri yang menjadi wadah untuk berkompetisi, semoga para putri menjadi lebih termotivasi," ujar Edi.
Sementara Group Brand Head Hydroplus Yose Moriza mengaku bangga melihat antusiasme dan motivasi para peserta selama berlangsungnya turnamen.
“Kami melihat energi dan endurance yang ditunjukan oleh semua peserta selama 10 pekan ini begitu luar biasa. Kami merasa bangga dan semakin terpanggil untuk terus memberikan dukungan, tidak hanya untuk mereka yang berjuang sebagai atlet sepak bola putri, tapi seluruh generasi muda Indonesia yang semakin aktif dan produktif serta menjalani gaya hidup yang lebih sehat dengan beraktivitas fisik," ucap Yose Moriza.