Tak hanya cat dan semen, toko bangunan ini juga menawarkan nasi dengan berbagai lauk rumahan. Ada 24 jenis lauk dengan harga mulai Rp 10.000 per porsi.
Pasti banyak yang tak menyangka di dalam sebuah toko bangunan terdapat warung nasi. Warung tersebut belakangan ini mencuri perhatian karena lokasinya yang anti-mainstream.
Nama warungnya adalah Warung Nasi Toko Bangunan yang berlokasi di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan. Meskipun lokasinya 'nyeleneh', tapi warung nasi ini selalu ramai.
Bahkan jenis lauk-pauknya cepat habis dalam waktu singkat. David, selaku pemilik warung nasi dan toko bangunan tersebut menceritakan ide awalnya berawal ingin memudahkan karyawan.
![]() |
Alam Sutera dikenal dengan kawasan elit. Makanan dengan harga terjangkau sukar dicari. Ini menyulitkan para karyawan yang bekerja di kawasan tersebut.
Begitu juga yang dialami oleh karyawan toko bangunan milik David. Karenanya, ia memutuskan untuk membuka warung nasi agak karyawannya bisa makan dengan harga murah.
"Pada awalnya kan saya dan karyawan susah ya untuk cari makan di wilayah ini. Karyawan saya ada 30 orang, akhirnya saya ambil satu juru masak buat bantu masak," tutur David saat ditemui detikFood (04/12/24).
![]() |
David mengatakan bahwa ia menggunakan modal sekitar Rp 400.000-an untuk membuka warung nasi. Awalnya pun hanya menyediakan 4 jenis lauk. Namun, kini terus bertambah.
Mengingat konsumennya bukan hanya karyawannya sendiri, melainkan masyarakat umum. Kini, David menyediakan sekitar 24 jenis lauk yang berbeda-beda setiap hari.
"Ada 8 menu yang utama, sisanya kita ganti-ganti menunya biar gak bosan. Di sini mulai Rp 10.000 aja udah bisa makan nasi pakai lauk dan sayur," tuturnya.
Menunya ada mulai dari tempe orek, tongkol balado, telur dadar, sayur kailan, sayur cuciwis, mie goreng, ikan goreng, ayam goreng, terong balado, dan cumi asin.
![]() |
Meskipun harganya terjangkau, tetapi David menegaskan bahwa makanan di warungnya dibuat dengan bahan-bahan berkualitas. Ini untuk mendapatkan rasa makanan yang lezat.
"Walau murah, tapi gak berarti murahan. Buat minyak goreng aja kita pakai yang premium dan nggak pernah dipakai dua kali," tutur David.
Terlihat dari jenis lauknya pun segar dan royal bumbu. Seperti ayam balado yang berukuran besar dengan balutan bumbu balado yang royal.
Dimakan pakai mie goreng yang kenyal dan gurih, lalu dilengkapi dengan nasi, satu gorengan, dan satu butir telur asin harganya hanya Rp 19.000.
![]() |
Warung Nasi Toko Bangunan buka mulai pukul 06.00 pagi. Namun, setelah jam makan siang sekitar pukul 13.00 lauk-pauknya sudah mulai banyak yang habis.
Selain lauk-pauk, warung ini juga menawarkan gorengan dan jajanan pasar. Menurut David, gorengan menjadi jajanan paling disukai masyarakat sekitar.
Mulai dari tahu isi, tempe, hingga bakwan yang dibanderol Rp 5.000 per dua buah. Saking jadi favoritnya, dalam sehari David bisa menjual 1.200 gorengan.
"Gorengan kita produksi sendiri, kita cuma jual selama 6 jam biasanya itu sudah habis. Jadi bisa jual 1.200 gorengan. Kalau jajanan pasar itu titipan," tuturnya.
![]() |
Tak semata-mata mencari keuntungan, dengan membuat warung makan ini, David justru bertujuan untuk bersedekah dan memuliakan karyawannya.
"Awalnya yang saya pikirin itu karyawan aku, gimana mereka bisa gampang cari makan harganya murah. Kalau kita muliakan karyawan pasti mereka setia dan ya ada aja berkahnya," tutur David.
Selain itu, David juga memperbolehkan bagi siapapun yang tidak mampu untuk makan gratis di warungnya setiap hari, tanpa syarat apapun.
"Saya sudah pesan ke karyawan yang jaga warung, kalau ada yang gak bisa bayar, kasih aja jangan ditagih. Karena memang ingin bersedekah aja," tutupnya.