SRIPOKU.COM - Duka pilu harus dirasakan Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon saat mendatangi pemakaman ibunya pada Jumat (6/12/2024) pagi.

Kedatangan Sudirman disambut isak tangis sanak saudara dan keluarganya.

Tampak pada video, Sudirman tiba di rumahnya dengan pengawalan ketat dari petugas lapas dan anggota polisi, serta didampingi kuasa hukumnya, Titin Prialianti.

Dengan kedua tangan diborgol, Sudirman hanya bisa menangis saat jenazah ibunya dimakamkan di TPU Gede Malangsari, Kota Cirebon.

Menurut Titin, Sudirman baru mengetahui ibunya meninggal dunia pada Jumat pagi.

Sairoh, ibunda Sudirman meninggal dunia pada Kamis (5/12/2024).

Terpidana kasus Vina Cirebon, Sudirman, mendatangi pemakaman ibu
Terpidana kasus Vina Cirebon, Sudirman, mendatangi pemakaman ibunya pada Jumat (6/12/2024) pagi.

Sudirman terakhir kali bertemu sang ibu pada hari ulang tahunnya, 20 November 2024 lalu.

“Jam 08.00 WIB dia baru tahu kalau ibunya udah meninggal, itu pun perasaan dia dari semalam sudah gelisah. Saya gak bisa tidur bu semalam, terus saya pengen telepon, gitu kata Sudirman,” ungkap Titin dikutip dari Youtube Nusantara TV, Sabtu (7/12/2024).

Saat menelepon kakanya, Sudirman kemudian mendengar suara yasin, dan akhirnya mengetahui kalau ibunya sudah meninggal dunia.

“Dia antara percaya dan enggak, bingung bener gak sih meninggal,” ujar Titin lagi.

Momen Sudirman datang ke pemakaman ibunya dengan tangan diborgol pun disinggung oleh Dedi Mulyadi.

Dedi mengaku miris melihat Sudirman dijagat seketat itu.

“Sudirman dikawal dengan tangan diborgol dan senjata laras panjang. Hati saya tersayat, jiwa saya terketuk, seorang manusia yang begitu lemah tanpa daya, jangankan melawan, berlari pun dia tak mampu,” kata pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Dedi Mulyadi pun mempertanyakan kenapa Sudirman diperlakukan seperti itu.

“Mungkin memang itu SOP-nya, tetapi SOP harus ada pertimbangan nalar kemanusiaan dan siapa yang sebenarnya menjadi objek pengawalan kita,” kata Dedi lagi.

Ia pun mempertanyakan apakah Sudirman sebahaya itu sehingga harus dijaga sebegitu ketatnya.

“Nalar kita bisa bekerja untuk memastikan seseorang berbahaya atau tidak, berbahaya kah seorang Sudirman sehingga pengawalannya harus seperti itu dengan terborgol?,” tanya KDM lagi.

Dedi Mulyadi sampai berkaca-kaca melihat video pemakaman ibunda Sudirman.

“Sudirman adalah salah satu cerita tentang pedihnya menjadi orang kecil di negeri ini,” katanya.

Tak hanya sedih atas kepergian ibunda Sudirman, Dedi Mulyadi juga sedih dengan apa yang dialami Sudirman di pemakaman sang ibu.

“Saya menyampaikan bela sungkawa pada ibu Sudirman, dan saya pun menyampaikan belasungkawa atas pertistiwa yang dialami Sudirman saat menengok ibunya,” kata dia lagi.

Kang Dedi pun menegaskan kalau keluhannya itu merupakan ungkapan dirinya sebagai seorang rakyat biasa.

“Dan mesti saya ucapkan dan saya ceritakan. Saya tidak mewakili diri saya terpilih menjadi seorang Gubernur, saya hanya mewakili diri saya dan hati saya yang mesti saya ucapkan,” tegasnya.

Kang Dedi pun berharap ibunda Sudirman diberikan tempat terbaik di sisi-NYA.

“Semoga ibunya mendapat kemuliaan di alam akhir, mengakhiri derita yang dialami oleh dirinya, karena anaknya terpenjara meski tanpa dosa,” pungkas Dedi.

 

Baca Lebih Lanjut
Belum Sempat Bebas, Sudirman Terpidana Kasus Vina Cirebon Lepas Kepergian Ibunda di Tengah Proses PK
Galih permadi
Putusan PK Vina Cirebon: Keluarga Harap Mahkamah Agung Tolak
Nanda Lusiana Saputri
Kekayaan Dedi Mulyadi, Pantesan Enteng Kerahkan 23 Pengacara Bantu Kasus Siswa SD Tewas Dibully
Putra Dewangga Candra Seta
Babak Baru Kasus Dugaan Pemerasan terhadap Supriyani, sang Guru Honorer Jadi Saksi Sidang Hari Ini
Pravitri Retno W
Kondisi Terkini Bocah 4 Tahun yang Saksikan Ayahnya Membakar Ibunya, Alami Trauma
Rival al manaf
Guru Supriyani Bebas, Aipda AM Akhirnya Akui Minta Uang Damai Rp50 Juta, Polisi Lain Terima 2 Juta
Mujib Anwar
USAI Diperiksa Propam, Aipda AM Akui Peras Guru Supriyani Rp 50 Juta Uang Damai,Polisi Lain Kebagian
Tommy Simatupang
Mantan Kapolsek Ngaku sudah Minta Uang Rp 2 Juta ke Guru Honorer, Nasib Uang Damai Rp 50 Juta?
Torik Aqua
DBD Melonjak di Cirebon, Ada 1.687 Kasus, Dinkes: Jangan Tunggu Nyamuk Berkembang Biak!
Seli Andina Miranti
Peduli Penyandang Disabilitas BUMN Pembiayaan Mikro Ini Gagas Ruang Pintar Jendela Ibu
Willy Widianto