TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG- Direktur Dumantara Riset Institute Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H. yang juga penemu teori konstitusi nusantara dan peraih rekor MURI Doktor Hukum Tata Negara Termuda di Indonesia dengan predikat kelulusan Cum Laude Tahun 201I menghadiri acara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Universitas PGRI Palembang menggelar kuliah umum Sabtu, (23/11/2024) di Kampus Universitas PGRI Palembang.
Turut hadir dalam acara kuliah umum yang mewakili Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang adalah Dr. Riswan Aradea, M.M. Kasubag Kemahasiswaan FKIP Universitas PGRI Palembang. Kiki Aryaningrum, M.,Pd. Banpin Kemahasiswaan FKIP Universitas PGRI, dan Rendi Agustinus Gubernur Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang beserta segenap pengurus.
Dr. Riswan Aradea, M.M. dalam sambutan mewakili Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang, memyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H. sebagai Direktur Dumantara Riset Institute.
"Terima kasih atas kedatangannya apalagi ditengah kesibukannya sebagai Wakil Rektor I dan aktifitas lainnya masih sempat menyempatkan diri hadir dalam kegiatan ilmiah FKIP Universitas PGRI Palembang," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP Universitas PGRI Palembang atas terselenggaranya kegiatan kuliah umum ini sebagai bagian kegiatan yang sering dilaksanakan.
Sementara itu, Dr. Hendra Sudrajat, S.H., M.H. menjadi narasumber mengatakan kunci dengan materi kuliah umum “Kajian teori konstitusi nusantara memperkuat wawasan kebangsaan menuju nusantara unggul 2045” di hadapan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang.
"Teori konstitusi nusantara merupakan teori baru yang ditemukan pada tahun 2016 tepatnya di Kabupaten Malang Jawa Timur. Teori Konstitusi nusantara telah ditampilkan dalam beberapa forum ilmiah seperti orasi ilmiah pada wisuda Institut Teknologi Pagar Alam pada sepetember 2024, dan materi tugas mahasiswa di beberapa kampus di Indonesia, termasuk menjadi materi kuliah umum wawasan kebangsaan di Universitas PGRI Palembang," ujarnya.
Lanjut dia, teori konstitusi nusantara memiliki 9 pilar yakni kebiasaan masyarakat, hukum yang hidup, kekuatan pemimpin, konstitusi negara, kewilayahan dan kedaulatan, legalitas konsensus, regulasi negara, dan transformasi nilai.
"Teori konstitusi nusantara sangat tepat untuk memperkuat wawasan kebangsaan sebagai cara pandang Indonesia dalam mengenali diri dan kewilayahannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjaga integrasi bangsa dalam kerangka NKRI, sehingga wawasan kebangsaan memiliki unsur utama yakni cinta tanah air, integrasi bangsa, kesadaran berbangsa dan bernegara, toleransi, dan keadilan sosial," ungkap dia.
Selain itu Dr. Hendrajat yang sapaan akrabnya menyambut baik gagasan BEM FKIP Universitas PGRI Palembang yang melaksanakan kuliah umum wawasan kebangsaan dengan mengambil kajian teori konstitusi nusantara.
"Karena teori konstitusi nusantara memiliki daya ilmiah dan akurasi keilmuan multidipliner termasuk memiliki relasi keilmuan dengan program studi yang ada pada FKIP Universitas PGRI Palembang, sehingga sebagai penemu teori konstitusi nusantara menyampaikan urgensi wawasan kebangsaan yakni untuk pemersatu bangsa, pijakan pembangunan nasional, dan pertahanan negara," kata dia.
Bahkan sebagai seorang peneliti kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan/Kasultanan Palembang Darussalam menyebutkan bahwa benteng Kuto Gawang merupakan konsep pertahan yang tangguh kala itu, yang mesti ditiru dalam strategi pertahanan negara saat ini.
Setelah memahami konsep wawasan nusantara seutuhnya maka akan menjadi salah satu kekuatan dalam mewujudkan nusantara unggul pada tahun 2045, karena pada tahun 2045 Indonesia telah merdeka 100 tahun sehingga disebut sebagai Indonesia Emas.
Nusantara Unggul merupakan gagasan dan cita-cita Dua Lima Nusantara atau Dumantara sebagai lembaga riset independen yang dikenal dengan Dumantara Riset Institute yang telah berdiri sejak tahu 2018 silam.
"Impian nusantara unggul tahun 2045 dengan mewujudkan Indonesia yang unggul dan berdaya saing yang tinggi dalam segala bidang termasuk ekonomi, pendidikan, teknologi, dan moral dengan mengedepankan potensi komparatif dan kompetitif yang di miliki oleh nusantara," tegas dia.
Prinsip dasar nusantara unggul dengan melakukan pembangunan berbasis sumber daya lokal, peningkatan kualitas sumber daya manusia, inovasi dan teknologi, kearifan lokal, dan persatuan nasional.
Memang tidak semudah mencapai nusantara unggul tersebut, sehingga Direktur Dumantara Riset Institute ini memaparkan strategi untuk mencapai nusantara unggul yakni dengan pengembangan infrastruktur yang merata, revolusi pendidikan dan digitalisasi, pemberdayaan ekonomi lokal, keberlanjutan lingkungan, dan kepemimpinan yang berintegritas.