Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengatakan, mata pelajaran coding dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran prakarya atau keterampilan.
Melalui proyekproyek prakarya, kata Abdul Mu'ti, siswa dapat berfokus pada pengembangan aplikasi atau program sederhana.
"Guru keterampilan yang memiliki jam mengajar lebih sedikit dapat mengajar mata pelajaran ini. Saya berharap, agar jumlah jam mengajar untuk mata pelajaran coding ditingkatkan, atau bahkan menjadikan coding sebagai mata pelajaran tersendiri. Namun, hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut," ujar Abdul Mu’ti melalui keterangan tertulis, Jumat (21/11/2024).
Hal tersebut diungkapkan oleh Abdul Mu'ti usai meninjau praktik pembelajaran coding di SMP Prima Cendekia Islami, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Kemendikdasmen berencana untuk memulai memperkenalkan kelas coding sebagai mata pelajaran pilihan di tingkat SD dan SMP di tahun ajaran yang akan datang.
“Tentu tidak mulai dari kelas 1, mungkin bisa dari kelas 4, kelas 5 atau kelas 6 tergantung dari kesiapan masingmasing sekolah dan juga kesiapan gurunya dan saranaprasarananya. Ini sekali lagi masih bagian dari proses,” tutur Abdul Mu'ti.
Dirinya menyampaikan bahwa Kemendikdasmen melihat sebenarnya mata pelajaran coding bukanlah mata pelajaran yang baru.
Menteri Mu’ti mengungkapkan, bahwa saat ini banyak sekolah yang telah mengajarkan coding sejak kelas 4, kelas 5 atau kelas 6 di SD.
Ia menambahkan, bahwa Kemendikdasmen akan mencoba untuk mengeksplorasi terkait mata pelajaran coding apakah dapat menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
“Saya harap nanti ada akan ada kesempatan lain untuk melihat mata pelajaran coding di SD, mudahmudahan bisa melihatnya di kotakota lain,” pungkas Abdul Mu’ti