Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Senat akademik Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menggelar sidang pleno tertutup untuk memilih enam bakal calon rektor ITB.
Pemilihan pun berjalan lancar dengan dihadiri 51 dari 53 anggota SA ITB.
Keenam balon rektor ITB tersebut, antara lain Prof Brian Yuliarto, Donald Crestofel Lantu, Prof Irwan Meilano, Sigit Puji Santosa, Prof Tatacipta Dirgantara, dan Prof Wahyu Srigutomo.
Mereka akan melanjutkan ke tahap seleksi berikutnya untuk menentukan tiga calon rektor ITB periode 2025-2030.
Berikut profil para balon rektor ITB:
Prof Brian Yuliarto
Prof Brian Yuliarto mengusung tagline ITB transformatif-unggul dengan visi Kinarya transformatif untuk keunggulan global. Ada lima misi yang dibawanya, yakni sistem akademik dan pendidikan yang kuat dan inovatif, ekosistem kolaboratif unggul untuk riset dan inovasi, kontribusi aktif dan signifikan untuk kemajuan dan kemandirian Indonesia, pengelolaan SDM yang unggul, dan peningkatan pendapatan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Program unggulannya, menjalin kerjasama dengan 50 mitra untuk berkolaborasi di bidang pendidikan, penelitian, dan konsultasi; menjalin kerjasama dengan 25 mitra strategis untuk hilirisasi hasil riset inovasi; memetakan dan menentukan 25 super lab dan 40 key lab yang didukung 100 beasiswa S3; analisis kebutuhan pegawai tenaga pendidik di setiap UKP UKA, dan penyusunan roadmap peningkatan kesejahteraan; membangun cafetaria kampus yang nyaman dan higienis di multikampus ITB; dan mempercepat pencairan pendanaan untuk berbagai kerma pendidikan.
Prof Brian ini guru besar Fakultas Teknologi Industri ITB.
Dia menamatkan studi S1 di jurusan teknik fisika ITB pada 1999 dan S2 serta S3 di jurusan quantum engineering and system science department, university of Tokyo pada 2005.
Donald Crestofel Lantu
Donald Crestofel Lantu memiliki tagline mensejahterakan dan memuliakan ITB, dengan visi to become top 150 world class university and world class sustainable entrepreneurial university, the ecosystem builder that drives innovation & impact for the nation.
Donald berharap ITB bisa menjadi universitas top 150 dunia dan menjadi penggerak inovasi serta membawa dampak nyata bagi kemajuan bangsa. Ada enam misi utama yang hendak dijalankannya, yakni:
1. Graduate of Choice through global quality education and inclusive high-quality education for the nation Excellent Collaborative Ecosystem;
2. Research Centres of Excellence with high impact and sustainable research & innovation;
3. Main reference in serving the nation by serving the needs of govt, industry, communities, and the underprivileged;
4. Alumni as the ecosystem builder to collaborate with global & local best-in-class entities;
5. Agile Organization with Faculty/School as the main growth driver driven by motivated Faculties & Staff;
6. Expanding revenue with creative & sustainable financing model.
Donald memiliki latar belakang pendidikan dengan gelar Sarjana Industrial Engineering dari ITB pada 2000, gelar Master of Business Administration (M.B.A.) dari ITB pada 2004, dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Organizational Leadership dari Massey University pada 2012.
Prof Irwan Meilano
Prof Irwan mengusung visi Transformasi humanis, menjadi universitas top dunia, didukung lulusan unggul, kolaboratif, serta inovasi berdampak untuk masyarakat. Ada empat misinya, yakni:
1. Membangun komunitas civitas ITB yang inklusif, di mana dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa memiliki kesempatan untuk berdaya, berkembang, dan mencapai kesejahteraan bersama;
2. Mewujudkan ITB Kinarya sebagai ekosistem pendanaan berkelanjutan melalui pengelolaan sumber daya yang ada dan penciptaan sumber pendapatan baru yang kreatif dan inovatif;
3. Menyelenggarakan pendidikan adaptif yang berbasis teknologi, integrasi lintas disiplin guna membentuk lulusan yang berpola pikir kolaboratif, menjunjung tinggi integritas dan akhlak, serta memiliki keterampilan komprehensif untuk menghadapi tantangan masa depan;
4. Mengembangkan riset dan inovasi yang berorientasi pada dampak nyata dan relevansi tinggi, berada di garis terdepan untuk menghasilkan solusi inovatif bagi tantangan nasional (Indonesia Emas) dan global berbasiskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial, bisnis dan sosial humaniora.
Dia menetapkan lima quick wins yang diharapkan dapat memberikan dampak cepat dan signifikan, meliputi kenaikan insentif, percepatan pencairan dana, innovation, industry, and investors forum, wisuda yang hangat serta kekeluargaan, dan beasiswa bersama alumni.
Prof. Irwan Meilano menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Geodesi di ITB pada 1997. Dia kemudian melanjutkan studi ke jenjang magister dan doktoral dalam bidang Earth Science di Nagoya University, Jepang. Saat ini, Prof. Irwan menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB.
Sigit Puji Santosa
Sigit Puji Santosa mengusung program SUSTAIN: SUccesS through Transformation And InnovatioN (Sukses melalui Transformasi dan Inovasi) untuk membangun ITB sebagai universitas kelas dunia yang berperan aktif dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
Melalui visi ini, dia menargetkan peningkatan daya saing global ITB sebagai perguruan tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia, serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia.
Saat ini, ITB berada di peringkat QS 256 dunia, dan ditargetkan naik ke posisi 150 teratas pada 2030. Tantangan utamanya adalah rendahnya jumlah publikasi ilmiah di jurnal bereputasi tinggi, kurangnya kerja sama dengan perguruan tinggi internasional, dan kurangnya jumlah riset inovasi yang memiliki impak tinggi pada masyarakat dan industri.
Oleh karena itu, transformasi terstruktur akan dijalankan untuk membangun ekosistem inovasi yang adaptif dan berkelanjutan. Pilar utama dari program ini meliputi penguatan sistem ITB untuk mendukung tercapainya milestone 2030, yang berfokus pada komersialisasi teknologi, peningkatan publikasi, dan peningkatan kolaborasi riset global.
Strategi transformasi yang diusung Ir. Sigit Puji Santosa mencakup tiga pilar utama:
1. Transformasi Digital - Mengembangkan sistem layanan terintegrasi berbasis teknologi informasi untuk memaksimalkan efisiensi proses administrasi, penelitian, dan pendidikan hingga 40 persen pada 2025.
2. Pengembangan SDM dan Organisasi - Merekrut 4-5 profesor kelas dunia per fakultas setiap tahun, meningkatkan remunerasi kompetitif dosen hingga +50%, serta mendirikan ITB Innovation Park sebagai pusat inovasi untuk mendukung hilirisasi riset.
3. Kolaborasi Riset dan Industri - Menyelaraskan riset unggulan dengan kebutuhan industri dan membangun kemitraan internasional dengan institusi seperti MIT, Oxford, dan Cambridge.
Sigit Puji Sentosa adalah akademisi dan teknokrat yang kini menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Pengembangan di PT Pindad sekaligus tenaga pendidik di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Prof Tatacipta Dirgantara
Visi yang dibawakan Prof. Tatacipta adalah 4th Generation University kelas dunia yang unggul dan mandiri sebagai pelopor perubahan untuk pembangunan bangsa berkelanjutan melalui integrasi pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat serta kewirausahaan dan inovasi multidisiplin, untuk menghasilkan karya dan solusi holistik yang memadukan aspek humaniora, seni, sains, teknologi dan bisnis. Visi tersebut diturunkan menjadi 4 misi, yaitu:
1. Pendidikan Unggul: Menghasilkan lulusan yang berkompeten, berbudi luhur, dan berwawasan global;
2. Riset Inovatif: Menghasilkan karya penelitian dan inovasi unggul, relevan, dan berdaya saing tinggi;
3. Penggerak Kemajuan: Memimpin dan mempelopori kemajuan melalui kontribusi pemikiran dan solusi isu strategis.
4. Insan Berdaya: Memberdayakan seluruh modal insani untuk menghasilkan karya terbaik melalui tata kelola yang baik dan lingkungan yang mendukung.
Tagline yang dibawakan oleh Prof. Tatacipta adalah ITB4thGenUni Empati-Kolaborasi-Inovasi.
Sebagai bakal calon rektor ITB, Prof. Tatacipta telah merencanakan 3 program strategis seperti pendidikan unggul kelas dunia, riset inovasi unggul dan berdampak, dan pemimpin, pelopor, dan penghela kemajuan. Selain itu, terdapat program pemberdaya seperti pemberdayaan modal insani, tata kelola budaya organisasi, kampus yang menginspirasi, kemitraan strategis, kesejahteraan dan jaminan sosial, dan ekosistem ITB Kinarya.
Prof. Tatacipta merupakan lulusan dari ITB baik program sarjana (1988-1993) maupun program magister (1993-1995). Beliau kemudian melanjutkan pendidikan Doktor di Wessex Institute of Technology (1995-1997) yang kemudian ditransfer ke Queen Mary University of London (1997-2000). Prof. Tata juga kembali melanjutkan pendidikan profesi insinyur di ITB pada 2019.
Prof Wahyu Srigutomo
Prof. Wahyu mengusung tagline ITB Bersahabat, Berdaya, Berkontribusi dan Mendunia. Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan visinya yakni ITB sebagai institusi yang bersahabat bagi sivitas akademika dan masyarakat antara lain, berdaya mengoptimalkan potensi menuju kemandirian melalui riset, inovasi, dan diversifikasi sumber daya berkelanjutan; berkontribusi bagi bangsa; serta mendunia melalui reputasi dan kontribusi nyata terhadap tantangan global.
Sementara itu, misinya adalah:
1. Meningkatkan kesejahteraan seluruh sivitas akademika dan menghadirkan konsep ITB seumur hayat melalui diversifikasi dan keberlanjutan sumber keuangan.
2. Mengokohkan reputasi internasional ITB melalui transformasi pengelolaan kampus berkualitas dan berbudaya internasional.
3. Mengoptimalkan potensi ITB untuk mendukung pembangunan nasional melalui riset dan inovasi berdampak, kolaborasi strategis, dan pusat unggulan yang relevan.
4. Menciptakan lingkungan kampus yang nyaman, inklusif dan kolaboratif serta mempererat hubungan bermanfaat dengan masyarakat.