TRIBUNSOLO.COM - Sebaiknya para siswa mencoba mengerjakan sendiri terlebih dahulu.
Berikut Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 halaman 57 Kurikulum Merdeka terdapat pada Buku Bahasa Indonesia Kelas VII Kurikulum Merdeka untuk SMP/MTs, Bab 2 Berkelana di Dunia Imajinasi:
1.Siapa nama tokoh pada teks di atas?
Kunci Jawaban: Mao
2.Tempat imajinatif apa yang mereka tinggali?
Kunci Jawaban: Sekolah peri juara
3. Apa yang mereka pelajari di sekolah mereka?
Kunci Jawaban: Mereka mempelajari sihir
4.Menurut kalian, bagaimana sifat Mao?
Kunci Jawaban: Mao bersifat baik, penyabar dan riang gembira
5. Menurut kalian, bagaimana sifat Piru?
Kunci Jawaban: Sifat piru baik, bersemanagat, dan tekun
6.Mengapa Piru mendapatkan perlakuan buruk dari Yari dan teman-temannya?
Kunci Jawaban: Karena Piru mau berteman dengan Mao yang banyak membuat kesalahan saat belajar sihir
7.Bagaimana Piru dapat terhindar dari perlakuan tersebut?
Kunci Jawaban: Kedatangan Mao yang membuat Piru selamat karena Mao memberikan banyak makanan
8.Apakah kalian setuju dengan perbuatan Piru?
Kunci Jawaban: Ya setuju, karena Piru mau menolong dan berteman dengan Mao
9. Dalam cerita ini, Yari menerima balasan atas perilaku buruknya. Apakah yang dialami Yari pada akhir cerita?
Kunci Jawaban: Perkataan Yari tidak pernah lagi didengar oleh teman-temannya karena sifat dengkinya.
10. Apakah kalian pernah menemukan seseorang dengan perilaku seperti Yari dan teman-temannya dalam kehidupan sehari-hari?
Kunci Jawaban: Jawab iya jika kamu pernah menemukan teman yang suka menghasut dan dengki dengan pencapaian orang lain.
11. Menurut kalian, apakah amanat cerita ini? Apakah tujuan penulis menampilkan tokoh dengan karakter seperti Yari, Mao, dan Piru?
Kunci Jawaban: Amanat cerita ini adalah tidak meremehkan atau merendahkan orang lain. Jangan mudah percaya ajakan teman untuk membenci seseorang. Jangan menjauhi teman yang dikucilkan.
Terakhir, berbuat baik kepada siapapun termasuk orang yang membenci kita.
Tujuan penulis menampilkan tokoh dengan karakter berbeda adalah agar kita menyadari bahwasanya manusia mempunyai beraneka ragam watak dan sifat.
(*)