SURYAMALANG.COM, MALANG - Universitas Negeri Malang menambah empat guru besar berbagai bidang yang akan dikukuhkan pada Kamis (14/11/2024).

Mereka adalah Prof Habiddin SPd MPd MSi PhD, guru besar bidang asesmen pembelajaran kimia.

Lalu Prof Dr Eng Siti Sendari ST MT, guru besar bidang interaksi manusia dan mesin.

Serta Prof Dr I Nyoman Ruja SU, guru besar dalam bidang ilmu sosiologi pedesaan berkelanjutan dan Prof Dr Martutik MPd, guru besar bidang analisis wacana dan pembelajarannya.

Menurut Prof Dr Martutik MPd, bidangnya bukan hal baru jika dibandingkan dengan morfologi, sintaksis.

"Mengapa bidang ini penting? Karena menurut saya, pembelajaran bahasa Indonesia sekarang di sekolah, selama ini guru di kelas hanya memberikan teori-teori," jelas Martutik pada wartawan di sela gladi bersih pengukuhan di gedung A19 UM, Rabu (13/11/2024).

Ia 'merekam' hasil pengalaman selama mendampingi mashasiswa PPL, PPG atau Asistensi Mengajar (AM) untuk mahasiswa S1. 

"Kesan saya, pembelajaran di sekolah itu lebih menekankan pada  pemahaman teori bahasa. Jadi anak-anak SMP dan SMA dijejali pada teori-teori. Kalau masuk kelas, guru hanya memberikan teori-teori. Seperti bagaimana ciri teks deskripsi, ciri struktur. Padahal hakekat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dengan memakai pendekatan fungsional," kata dia. 

Jadi masih belum pada upaya meningkatkan penggunaan keterampilan bahasa yang baik.

"Sehingga pembelajaran bahasa jadi sangat tidak menyenangkan kalau saya lihat di sekolah. Anak-anak jadi jenuh karena menghafal teori. Jadi tidak diajari bagaimana menggunakan bahasa. Mungkin ini juga karena gurunya dalam memahami  kurikulum," jawab dosen dari Fakultas Sastra UM ini.

Karena itu dalam pidatonya, ia memilih pembelajaran bahasa Indonesia harus berbasis kajian wacana.

Ditanya apakah siswa tidak boleh belajar teori struktur, kebahasaan? "Ya boleh tapi tidak utama. Karena pada prinsipnya belajar bahasa itu adalah belajar untuk digunakan dalam komunikasi. Sehingga bisa memahami, buat menulis," kata wanita berhijab ini.

Untuk pengimplementasiannya adalah menggunakan teks yang otentik di luar kelas.

"Sementara ini, kesan saya, guru jika mengajarkan teks deskrispsi, guru tidak mengambil teks langsung dari lapangan. Tapi membuat sendiri atau mengedit dan disesuaikan hanya untuk menjelaskan ini lo teks deskripsi. Tapi di kelas, guru membuat sendiri. Jadi tidak otentik. Harusnya carilah yang ada di lapangan. Sehingga yang dipelajari anak-anak itu memang betul ada dan ditemukan di masyarakat," pungkasnya.

Sedang Prof Habiddin dalam pengukuhan nanti menjelaskan tentang Visualisation in Chemistry Tools For Chemistry Teaching and Assessment.

"Adanya bentuk simbolik atau chemical languange menuntut siswa berimajinasi untuk memvisualkan konsep-konsep kimia. Tapi konsep kimia antara siswa dan mahasiswa berbeda. Maka untuk meningkatkan kemampuan siswa/mahasiswa untuk melakukan visualisasi diterapkan pembelajaran Pictorial-based learning (PcBL)," kata dosen di FMIPA ini.

PcBL adalah pendekatan pembelajaran menggunakan visual. Bisa lewat gambar, grafik, tabel dan lainnya. 

Sedang Prof Siti Sendari menjelaskan tentang kolaborasi manusia dan mesin sebagai mitra.

Mesin bisa memberikan apa yang sesuai perilaku manusia. Untuk itu dikembangkan Genetic Network Programming (GNP) dan Reinforcement Learning (RL). 

Adopsi itu memberikan kemampuan dan kemudahan dalam pemrograman. Tapi tantangannya adalah kapasitas memori yang besar dan komputasi yang berat.


Sedang Prof Nyoman Ruja menjelaskan bahwa teori perangkap kemiskinan itu menunjukkan bahwa kurangnya investasi pada pendidikan dan kesehatan.

"Hal ini menghalangi masyarakat miskin untuk lepas dari kemiskinan," katanya.

Kemiskinan di Indonesia merujuk pada individu adalah tidak memiliki daya yang cukup. Dimana pendapatannya hanya Rp 472.525 per orang/per bulan.

Sedang kemiskinan ekstrim diukur dengan Rp 322.170 per orang/per bulan.

"Program pemberantasan kemiskinan ekstrim di masa depan harus fokus pada strategi holistik dan inovatif  agar mencapai keberhasilan berkelanjutan," kata dia.

Salah satunya dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan, pemberdayaan ekonomi lewat dukungan kewirausahaan dan lainnya. Sylvianita Widyawati
---

Baca Lebih Lanjut
Di Solo, Dewan Guru Besar Tuntut Gelar Profesor Kehormatan Dihapuskan: Tidak Jelas Sumbangsihnya
Ryantono Puji Santoso
Tambah Deretan Guru Besar Unesa, Rektor: Peran Profesor sebagai Ujung Tombak Inovasi
Timesindonesia
Unej kukuhkan tujuh guru besar sebagai lokomotif perguruan tinggi
Antaranews
Belajar dengan Siswa Makin Seru, Guru SMPN 1 Bakarangan Tapin Bikin Pembelajaran Berbasis Teknologi
Edi Nugroho
PGRI ajak guru kuasai pedagogi modern dan pembelajaran transformatif
Antaranews
Itenas Kukuhkan Prof Tarsisius Kristyadi Jadi Guru Besar Tetap Baru dalam Bidang Konversi Energi
Muhamad Syarif Abdussalam
Goes to Campus: STIKI Malang Hadirkan Pengalaman Belajar Baru di Kampus bagi Siswa Kelas Menengah
Timesindonesia
Sanusi-Lathifah Jamin Pendidikan Gratis Hingga Pemberian Intensif Guru Non ASN di Kabupaten Malang
Dyan Rekohadi
Debat Kedua Pilbup Malang, Sanusi-Lathifah Bicara Pendidikan Gratis Hingga Intensif ke Guru Non ASN
Ndaru Wijayanto
Gubes Unesa Sebut Pembelajaran Online by Design Bisa Efektif Jika Dilakukan dengan Tepat
Timesindonesia