TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Dua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Barat mengikuti debat pertama pada Selasa (5/11/2024) di Pilbup Kobar 2024 ini.

Debat ini mengusung tema 'Membangun Kotawaringin Barat Lebih Maju, Jaya dan Bermartabat'. Diikuti pasangan Nur Hidayah-Suyanto dan Rahmat Hidayat-Eko Soemarno di Pilbup Kobar 2024 ini.

Tema ini mencerminkan visi, bahwa Kotawaringin Barat tidak hanya maju secara fisik dan ekonomi saja, tetapi juga membangun karakter yang dapat dibanggakan masyarakatnya. 

Karena, Kotawaringin Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonkmi, pariswisata dan keberlanjutan lingkungan. 

Ditambah dengan keragaman budayanya membuat Kotawaringin Barat memiliki karakter kuat dan berperan penting dalam pembangunan di Kalteng. 

Ada dua sub tema A dalam debat ini. Pertama, Sub tema A, meningkatkan ekonomi masyarakat dalam memajukan daerah yang teridiri dari A1 - A3. Kedua, sub tema B hilirisasi produk-produk unggulan daerah yang terdiri dari B1-B3. 

Paslon nomor urut 2, Nur Hidayah-Suyanto, mendapat pertanyaan bagaimana strategi untuk mengembangkan pariwisata yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. 

Nur mengungkapkan, cara paslon nomor 2 untuk memajukan potensi pariwisata, yakni dengan mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat melalui pariwisata adalah dengan membuka lapangan pekerjaan. 

Selain itu, lanjut Nur, paslon nomor urut 2 bakal menciptakan kompetisi bisnis yang hebat, meningkatkan inovasi, membangun citra identitas bangsa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mengoptimalkan potensi sumber daya lokal. 

"Dan ini juga tentunya mencerminkan kebudayaan daerah, menggabungkan nilai-nilai budaya seni warisan lokal untuk menciptakan produk dan layanan," ujarnya. 

Suyatno menambahkan, paslon nomor urut 2 akan mengguakan pendekatan MICE yang merupakan singkatan dari Meeting, Insentive, Conference, Exhibition. 

Dia menjelaskan, setiap ada agenda daerah akan selalu ada kepentingan industri pariwisata. 

Karena, menurut Suyatno, dalam sektor pariwisata ini, dari hulu ke hilir menjadi satu kesatuan dan pada akhirnya untuk kesejahteraan masyarakat. 

"Efek domino dari pengembangan pariwisata ini sangat luas mulai dari pendapatan daerah meningkat hingga serapan tenaga kerja yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat," ungkap Suyatno. 

Suyatno menegaskan, pengembangan industri pariwisata penting untuk dilakukan. 

Sementara itu, paslon nomor urut 1, Rahmat Hidayat-Eko Soemarno mendapat pertanyaan tentang bagaimana mengembangkan pariwisata selain Taman Nasional Tanjunh Puting (TNTP) dan memberikan dampak ekonomi pada masyarakat. 

Rahmat sepakat, jika selama ini, Kabupaten Kotawaringin Barat sangat identik dengan TNTP. 

Dia menyebut, jika ingin meningkatkan pendapatan daerah, harus ada pendapatan lain dari daerah. 

"Jadi tidak hanya melulu berputar di Kotawaringin Barat," ucapnya. 

Paslon nomor urut 1, kata Rahmat, sudah menyusun strategi tentang cara mengembangkan pariwisata selain TNTP. Satu di antaranya, dengan memperbaiki sarana dan prasarana wisata pantai. 

"Pantai di Kotawaringin Barat ada 156 kilometer, kalau ini kita benahi. Infrastruktut, sarana dan prasarana dibenahi semua, kami meyakini kunjungan wisatawan nanti tidak hanya ke TNTP," kata dia. 

Selain itu, Rahmat menyebut, Kotawaringin Barat juga memiliki objek lain yang berpotensi menjadi tujuan wisata seperti Danau Seluluk. 

Bahkan, lanjut Rahmat, ada danau di Desa Arga Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng yang berpotensi jadi objek wisata. Namun, kurang diminati karena tak ada sarana dan prasarama penunjang di danau tersebut. 

Lalu, Rahmat dan Eko Soemarno juga berencana membuat pusat perbelanjaan mirip seperti Pasar Senen untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. 

"Dan ke depan nanti turis asing maupun domestik akan banyak membelanjakan uang mereka di Kotawaringin Barat," tuturnya. 

Eko Soemarno mengeklaim, pasangan Rahmat-Eko bakal mampu menciptakan pengembangan pariwisata yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. 

"Karena di Kotawaringin Barat banyak terjadi akulturasi budaya. Di situlah tempat masyarakat berkumpul dari berbagai pulau," ujarnya.

(Tribunkalteng.com/AhmadSupriandi)