TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang ibu tak mampu menyembunyikan perasaannya yang hancur, kala mengetahui buah hatinya menjadi pendiam.
Tangis ibu tersebut pecah saat tahu jika putranya yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi korban bullying selama dua tahun.
Momen pilu itu terjadi di Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terekam kamera dan viral di media sosial.
Dilihat TribunnewsBogor.com dari akun Instagram bandungbanget, ibu tersebut menangis dan langsung memeluk buah hatinya untuk menenangkan diri.
Sementara itu, sang anak mengenakan baju berwarna hijau dan celana biru SMP terlihat tertekan. Wajahnya murung dan tatapannya kosong.
"Momen patah hati seorang ibu di Sindangkerta, Kab Bandung Barat yang menangis saat tahu anaknya selalu dibully oleh hampir semua teman sekolahnya selama 2 tahun," tulis akun medsos, Kamis (31/10/2024).
Masih dalam narasi di video viral beredar, bocah SMP itu dibully hanya karena persoalan sepele.
"Diketahui, ia dibully karena ia terlalu pendiam. Menurut keterangan ibunya, anaknya tersebut adalah seorang yang sangat tertutup," tulisnya.
"Dia tak pernah bercerita pada ibunya kalau ia dibully oleh teman temannya selama ini. Padahal menurutnya, anaknya bukan anak yang suka berbuat neko neko," tambahnya.
Bukan pertama
Perundungan atau bullying di sekolah Kabupaten Bandung Barat diketahui bukan pertama kali.
Media Mei 2024, kasus bullying juga terjadi hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia.
Adapun korbannya adalah Siswi SMK Kesehatan Rajawali berinisial NFN.
Siti Aminah, ibu korban menjelaskan, semasa hidup putri kandungnya menjadi korban bullying atau perundungan oleh teman sekolahnya sendiri.
Siti kini hanya bisa mengenang, betapa NFN dulu adalah sosok yang periang, aktif, dan mudah bergaul.
Ia aktif dalam beberapa kegiatan termasuk di lingkungan sekolah.
"Jadi dia itu ceria, kalau di sekolah juga aktif. Soalnya sebelum kejadian itu kan mau ada acara pagelaran di sekolah, dia jadi panitia dekorasi," kata Siti, Selasa (11/6/2024).
Namun kepribadian putrinya jadi berubah drastis semenjak ia di SMK.
Anaknya itu mendadak sering marah-marah, kadang suka murung, hingga berontak.
Tak jarang kemarahannya tidak disalurkan sehingga memendam amarah.
"Jadi setelah itu berubah. Beberapa kali ngeluh capek, minta dipeluk sama sayang. Tapi juga dia bersyukur soalnya kata dia sekolah sebentar lagi, jadi enggak urusan sama temannya lagi," ujar Siti.
Perundungan yang diterima pelajar asal Kampung Centeng, RT 05/07, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB itu bahkan sempat viral di media sosial.
NFN mengalami depresi akibat perundungan tersebut, yang berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik dan mentalnya.
Puncaknya, ia akhirnya meninggal dunia pada 30 Mei 2024 lalu.