TRIBUN-MEDAN.COM,- Fenomena hujan es yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat pada Senin (28/10/2024) petang merusak sejumlah rumah.
Bahkan, di kawasan Jalan Raya Citayam, Cipayung, Depok, Jawa Barat, ada beberapa warung yang porak poranda.
Kemudian, di wilayah Jalan Raya Pabuaran, Bojonggede, Kabupaten Bogor, papan reklame ambruk, akibat hantama hujan es.
Menurut masyarakat, angin kencang sudah mulai muncul sejak pukul 14.30 WIB.
Jelang sore hari, angin kencang disertai hujan es pun terjadi.
Suara gemuruh dan dentuman akibat hantaman batu es yang mendarat di atap rumah warga menimbulkan suara berisik sekaligus kerusakan.
Setelah peristiwa ini terjadi, banyak masyarakat yang kemudian mencari tahu apa penyebab terjadinya hujan es seperti yang berlangsung di Depok.
Terkait fenomena alam ini, Peneliti Senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS (Institut Teknologi Sepuluh November), Dr Ir Amien Widodo MSi sudah pernah membahasnya.
Menurut Dr Amien, hail atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan hujan es ini terjadi karena awan cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap seperti bentuk jamur.
Awan yang sering muncul dari awal hingga di akhir musim penghujan ini dapat menyebabkan hujan es karena aliran udara ke bawah yang cukup tinggi.
“Dengan didukung suhu permukaan yang rendah, hujan yang akan turun bisa berbentuk butiran es,” jelasnya, dikutip dari its.ac.id, Kamis (26/10/2023).
Amien menerangkan, Cb juga dapat membawa angin puting beliung yang sangat kencang.
Hal ini bisa memperburuk hujan es.
“Hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia, kondisinya semakin parah karena semakin banyak titik yang mengalami hal ini,” ungkap dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini.
Dilansir dari Kompas.com, bahwa jika awan cukup tinggi dan suhu bumi lebih panas, es tersebut akan turun sebagai hujan air biasa.
Namun, jika ketinggian awan lebih dekat ke bumi, maka kristal es tersebut akan jatuh sebagai hujan es.
Semakin besar dan tinggi awan yang terbentuk, maka semakin besar pula es yang mungkin terbentuk.
Diameter hujan es terbesar yang pernah tercatat adalah 20,3 sentimeter dan berat 1 kilogram yang terjadi di Dakota Selatan, Amerika Serikat.
Hujan es bisa merusak dan berbahaya bagi manusia karena bongkahan es tersebut jatuh dengan kecepatan tinggi yang dipengaruhi gaya gravitasi.
Hujan es jatuh dengan kecepatan 170 kilometer per jam.
Menurut Sumarni (56), satu diantara pemilik warung yang tempat usahanya rusak akibat hujan es di Depok mengatakan, ia sempat mendengar suara gemuruh petir disertai angin kencang.
“Kondisi hujannya itu ngeri, banyak suara ‘jeder-jeder’,” kata Sumarni, dikutip dari Tribun Jakarta.
Usai hujan reda, Sumarni menerima kabar dari rekannya bahwa warungnya telah hancur.
Padahal, ia meninggalkan warungnya dalam kondisi rapi.
Usai diterjang hujan es disertai angin kencang, warung milik Sumarni nampak berantakan dengan terpal penutup yang sudah jebol.
Ia hanya bisa pasrah meratapi tempat usahanya yang hancur di Jalan Raya Citayam, Cipayung, Depok, Jawa Barat.
Seorang diri, ia berusaha mengais-ngais barang-barang berharga yang masih dapat diselamatkan dari reruntuhan atap warungnya.
Kata Sumarni, hujan es disertai angin kencang tersebut tidak hanya menghancurkan warungnya saja, banyak rumah warga terdampak.
“Atapnya berterbangan, ganteng-ganteng pada jatuh, asbes,” ungkapnya.
Tak hanya itu, sejumlah papan reklame ambruk di Jalan Raya Pabuaran, Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Satu diantaranya yakni papan reklame yang berada di atas toko Viar Citayam.
Kemudian papan reklame besar yang memuat iklan rokok juga ambruk ke jalan.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Meski demikian, arus lalu lintas menjadi macet di Jalan Raya Pabuaran, Bojonggede.
"Hujannya lebat banget...ditambah angin puting beliung....jadi kayak kabut gitu..kenceng banget. Terus denger bunyi suara benda ambruk gitu. Pas dilihat baliho," kata Udin warga setempat.
Udin menyebutkan usai hujan berhenti warga setempat berusaha mencari tahu adakah korban yang tertimpa atau tidak. Setelah dilihat-lihat tidak ada yang tertimpa.
"Alhamdulillah gak ada korban jiwa. Tadi mah ngeri banget lihat hujannya..mudah-mudahan pada selamat semua," tambahnya.(tribun-medan.com)