TRIBUN-MEDAN.COM,- Baru-baru ini Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) merilis informasi tentang hasil pemeriksaan terhadap anggur Shine Muscat yang masuk ke negara mereka.
Dari beberapa sampel anggur Shine Muscat yang diteliti, ternyata mengandung pestisida atau bahan kimia berbahaya.
Jika dikonsumsi manusia, maka zat kimia ini akan membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Dikutip dari Kompas.com, Thai PAN dan Dewan Konsumen Thailand (TCC), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) awalnya mengambil 24 sampel anggur Shine Muscat dari lokasi berbeda, termasuk dari toko daring, dan tujuh dari toko buah dan pasar segar, serta 15 dari supermarket.
Pengambilan sampel dilakukan pada 2 dan 3 Oktober 2024.
"Hanya sembilan sampel yang dapat diidentifikasi sebagai barang impor dari China, sedangkan 15 sampel lainnya tidak dapat diidentifikasi asal negaranya," kata Koordinator Thai-PAN Prokchon Usap.
Setelah dilakukan uji sampel, ditemukan fakta mengejutkan.
"Sangat mengejutkan ketika kami melihat bahwa 23 dari 24 sampel mengandung residu pestisida yang melebihi batas yang diizinkan," lanjutnya.
Prokchon menyebutkan bahwa satu sampel anggur muscat mengandung klorpirifos, insektisida, yang dilarang di Thailand.
Dalam kandungan anggur muscat pada 22 sampel lainnya, ditemukan 14 residu kimia berbahaya yang melebihi batas aman 0,01 mg/kg.
Lalu, ditemukan juga 50 bentuk residu pestisida lainnya, 22 di antaranya yaitu triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil, yang belum ditetapkan berdasarkan hukum Thailand.
"Pestisida ini masih ada di jaringan tanaman anggur, dan menghilangkannya dari jaringan tanaman kemungkinan besar tidak mudah," ungkap Prokchon.
Oleh karena itu, Thai-PAN dan TCC mendesak Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand untuk mengambil tindakan segera, termasuk memerintahkan importir dan distributor memberikan label negara asal anggur Shine Muscat yang diimpor.
Sementara, menurut Direktur FDA Dr Wattanasak Sornrung, pihaknya telah memeriksa 264 ton anggur Shine Muscat impor senilai 72 juta baht (Rp 33,6 miliar) sepanjang 2024.
Hasilnya, hanya empat sampel yang ditemukan mengandung residu pestisida di atas standar keamanan. FDA telah mengambil tindakan hukum terhadap importir tersebut.
"FDA akan mengambil tindakan lebih tegas untuk memeriksa buah dan sayuran yang diimpor," kata Wattanasak.
"Lebih banyak sampel akan dibutuhkan, dan alih-alih menunggu tiga hari saat ini, hasil pengujian harus dirilis dalam waktu 24 jam," terangnya.
Lantas, seperti apa bahaya pestisida terhadap kesehatan manusia?
Dikutip dari laman ners.unair.ac.id, pestisida yang masuk ke tubuh dapat merusak sel dan mengganggu fungsi organ.
Jika terjadi secara terus-menerus, paparan pestisida berisiko menimbulkan beberapa masalah kesehatan bagi manusia, seperti: