TRIBUNSUMSEL.COM- Studi kasus adalah tahapan yang harus diselesaikan peserta pendidikan profesi guru (PPG) dalam jabatan berbagai jenjang, termasuk di tingkat pendidikan dasar (SD)
Bagi Anda yang membutuhkan, berikut ini contoh studi kasus PPG Dalam jabatan untuk jenjang SD.
Tantangan Mengatasi Perilaku Agresif pada Anak
Seorang anak di kelas 1 SD menunjukkan perilaku agresif, seperti memukul atau mendorong, leman-temannya ketika merasa frustasi atau masrah.
Perilaku ini jelas mengganggu kegiatan kelas dan membuat teman-teman lainnya merasa tidak nyaman.
A. Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan
Saya mulai dengan mengantati siltasi situasi yang memicu perilaku agresil pada anak tersebut.
B. Hasil dari Upaya
Secara bertahap, perilaku agresif anak tersebut berkurang dan mulai menunjukkan kemajuan dalam mengelola emosinya dan belajar berinteraksi dengan teman-temuan secara lebih positif.
Teman-teman kelasnya pun merasa lebih nyaman dan menjadi harmonis.
C. Pengalaman Berharga
Pengalaman berharga yang saya dapatkan adalah: Pentingnya pengajaran keterampilan sosini dan emosional di usia dini.
Mengatasi Masalah Konsentrasi pada Siswa dengan ADHD
A. Permasalahan yang Dihadapi
Seorang siswa di kelas saya memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder yang membuatnya sulit untuk berkunsentrasi dalam pembelajaran.
Siswa ini sering kali kehilangan tokus, bergerak tanpa henti dan sulit mengikuti instruksi.
Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam memahami materi dan menyelesaikan tagas.
B. Upaya untuk Menyelesaikan Permasalahan
Saya menerapkan strategi pembelajaran yang dirancang khusus untuk siswa dengan ADHD Salah satunya adalah memecah instruksi menjadi bagian-bagian kozil dan memberikan waktu istirahat singkat di antara sesi belajar.
C. Hasil dari Upaya
Dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan interaktif, siswa tersebut mulai menunjukkan peningkatan dalan konsentrasi dan keterlibatannya di kelas. Ia menjadi lebih mampu mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas dengan bantuan jadwal dan instruksi yang lebih lerurganisir. Hasil belajarnya pun mengalami peningkalan.
D. Pengalaman Berharga
Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya memahami kebutuhan khusus setiap siswa dan menyesuaikan metode pengajaran.
Setiap siswa memiliki cara belajar yang unik dan dengan strategi yang tepat sehingga mereka semua dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Mengatasi Masalah pada Siswa dengan Kesulitan Membaca
A. Studi Kasus:
Terdapat seorang guru SD kelas 3 yang sedang menghadapi masalah karena terdapat siswa yang kesulitan dalam membaca.
Para siswa tidak mampu mengenali huruf dengan baik, membaca kata-kata yang sederhana dan seringkali membutuhkan waktu lama untuk membaca kalimat.
Persoalan ini cukup mengganggu pemahaman terhadap teks dan mengurangi minat dalam membaca.
Upaya Menyelesaikan Masalah:
1. Melakukan Latihan Membaca Tambahan
Guru melakukan tambahan latihan membaca dengan menggunakan bahasa bacaan yang sederhana dan menarik. Bacaan ini disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.
2. Sesi Membaca Berpasangan
Guru melakukan sesi membaca berpasangan, siswa yang lebih lancar dapat membantu teman yang lain. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan membaca, tetapi dapat menumbuhkan perasaan percaya diri di antara siswa.
3. Permainan Edukatif
Guru menggunakan permainan edukatif seperti bingo huruf yang dimana siswa harus mencari dan mencocokan huruf yang disebutkan oleh guru.
B. Hasil dari Upaya
Secara bertahap, siswa mengenali huruf, mengeja dan kemampuan membaca siswa mengingkat. Kemampuan siswa berbeda tetapi rata-rata ada peningkatan.
C. Pengalaman Berharga
Pengalaman berharga yang saya dapatkan adalah: Dengan menggunakan cara dan media belajar yang menarik dan inovatif bisa meningkatkan kemampuan siswa khususnya membaca.
Analisis Kasus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 6 SD
Pendahuluan
Selama melakukan pengamatan, guru mengetahui beberapa siswa mengalami beberapa permasalahan.
Faktor penyebabnya karena kurangnya ketelitian dalam menyunting sebuah artikel berita. Sehingga, siswa belum dapat memiliki kemampuan menyunting secara manual.
Alternatif Solusi
Hasil dan Dampak
Hasil dari proses alternatif solusi seperti disampaikan di atas adalah dapat meningkatkan motivasi belajar. Selain itu, terjadi peningkatan pada proses pembelajaran bersama siswa.
Kesimpulan
Menjalankan langkah-langkah pada solusi alternatif solusi dapat memberikan dampak yang baikbagi mereka. Diharapkan peningkatan pada hasil belajar juga dapat terjadi secara konsisten dan terus berkembang.
Analisis Kasus Pembelajaran Matemaika SD
Pendahuluan
Ketika proses pembelajaran matematika, guru mendapatkan permasalahan pada proses pengerjaan tugas. Sebab, masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas tersebut.
Analisis Kasus
Terdapat faktor yang dapat memengaruhi banyaknya siswa tidak mengerjakan tugas, antara lain:
Kurangnya pemahaman pada materi bangun ruang.
Siswa belum memiliki keterampilan dalam menyelesaikan contoh soal materi bangun ruang.
Solusi
Solusi yang dapat ditawarkan pada kasus ini adalah sebagai berikut:
Kesimpulan
Melalui proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan solusi tersebut, mungkin siswa akan mengalami peningkatan dalam penyelesaian tugas tersebut. Siswa juga akan terbiasa dalan memahami materi bangun ruang.
Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?
Permasalahan yang pernah saya hadapi adalah salah satu anak di kelas saya kurang memahami materi pembelajaran. Sebab anak tersebut yang hiperaktif sehingga cenderung sulit untuk memfokuskan diri saat proses pembelajaran berlangsung.
Ia juga kerap mengganggu teman, selalu mencari keributan, bersikap egois, superior, dan temperamen. Hal ini tentu memberikan dampak negatif untuk dirinya sendiri, guru, dan teman yang berada di lingkungan kelas yang sama.
Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?
Upaya yang saya lakukan dalam menyelesaikan masalah ini adalah guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan merangsang bagi semua siswa, termasuk anak hiperaktif.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang kepribadian anak hiperaktif dan penerapan strategi yang efektif, guru dapat membantu anak hiperaktif mencapai potensi belajar mereka, dengan memberikan tugas yang berbeda diantara teman yang lainnya.
Guru membuat 2 soal yang berbeda meskipun anak yang hiperaktif ataupun temannya yang lain tidak mengetahui bahwa soal yang diberikan ternyata berbeda. Hal itu dilakukan agar anak hiperaktif tidak merasa rendah diri karena dibedakan dengan temannya yang lain.
Guru juga memberikan hukuman jika anak mengganggu teman di kelasnya dengan cara meminta anak untuk bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya.
Apa hasil dari Upaya Anda tersebut?
Hasil dari upaya tersebut adalah anak yang hiperaktif bisa fokus mengerjakan soal yang berbeda. Melalui pendekatan, anak hiperaktif menjadi lebih mudah diatur dan tidak lagi mengganggu temannya. Semua yang dilakukan guru agar anak hiperaktif menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut?
Pengalaman berharga yang bisa saya petik ketika menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pendekatan secara personal kepada anak yang bersangkutan, memberikan tugas yang berbeda dengan anak yang lainnya, memberikan nasihat dan teguran.
Juga memberikan kegiatan pembelajaran tambahan, menumbuhkan sikap bertanggung jawab ketika anak melakukan kesalahan. Jika anak tersebut tidak ada perubahan, saya sebagai guru memanggil orang tua anak untuk menjalin kerja sama. Semua upaya dilakukan guru agar anak hiperaktif bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
Permasalahan yang Dihadapi
Saya pernah menghadapi masalah dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas rendah.
Masalah terbesar adalah perbedaan yang signifikan dalam kemampuan murid. Beberapa murid cepat menangkap materi, sementara yang lain butuh pendampingan lebih lama.
Langkah-langkah Penyelesaian
Identifikasi Kebutuhan: Saya melakukan asesmen untuk mengetahui siapa yang memerlukan pendampingan intensif.
Pendampingan Individual: Saya mendorong siswa yang pasif dengan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu mereka lebih aktif.
Pembagian Kelompok: Siswa dibagi berdasarkan kemampuan, dengan tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Penggunaan Media Pembelajaran: Saya memanfaatkan media visual dan alat peraga agar materi lebih mudah dipahami.
Hasil dari Langkah yang Dilakukan
Perubahan positif terlihat, terutama pada siswa yang sebelumnya pasif.
Mereka menjadi lebih berani mengungkapkan pendapat dan siswa lainnya menunjukkan kemajuan dalam pemahaman materi.
Pengalaman Berharga
Pengalaman ini mengajarkan saya untuk selalu memahami kebutuhan siswa dengan lebih baik, menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif.
Itulah 7 contoh Studi Kasus PPG Dalam Jabatan 2024 untuk jenjang SD, lengkap tersedia file PDF.