TRIBUNJABAR.ID - Warga Taman Holis Indah, Bandung Kulon, Kota Bandung, mengeluhkan adanya dugaan pungli kepada kendaraan yang melintas.
Keresahan warga ini dibagikan oleh akun Instagram @bandung.banget, Sabtu (26/10/2024).
Seseorang yang mengaku warga Taman Holis Indah mengaku resah dengan adanya pemalakan di sekitar rumahnya.
Terdapat sebuah foto tiket parkir bertuliskan "Karcis Parkir Taman Holis".
Tiket parkir tersebut menunjukkan besaran uang yang harus dibayar kendaraan, yakni RP2.000 untuk motor, Rp5.000 untuk mobil, dan Rp10.000 untuk truk besar.
Selain itu, dalam video yang dibagikan, terlihat sekumpulan orang menyegat beberapa kendaraan yang melintas.
"Saya warga asli Taman Holis Indah, sudah tiga hari merasa amat sangat resah dengan adanya 'pemalakan' kepada mobil dan motor yang lewat," tertulis dalam keterangan unggahan.
Dia bercerita bahwa kendaraan yang hanya melintas di jalan tersebut pun akan tetap dimintai uang.
"Hanya lewat di cegat tengah jalan. Dimintain uang dari 2000-10.000," tulisnya.
Warga itu menjelaskan, dugaan pungli ini berlokasi di sebuah lingkungan perumahan dekat dengan sekolah swasta.
"Ini di lingkungan perumahan. Tepatnya di depan sekolah swasta terkenal," ungkapnya.
"Banyak preman nongkrong disitu, setiap ada mobil yang lewat dipegat dan dimintain uang. Dengan alasan untuk kontribusi Cigondewah," tuturnya.
Warga tersebut mengaku, lokasi pungli yang berada di dekat sekolah membuatnya khawatir anak sekolah ikut menjadi korban pemalakan.
"Saya pribadi merasa sangat resah karena ini di lingkungan perumahan dan di lingkungan sekolah," tulis dia.
"Sebagai ibu rumah tangga saya merasa khawatir anak-anak sekolah juga dipalak," bunyi lanjutan tulisan tersebut.
Lebih lanjut, ia bercerita bahwa anaknya seringkali pulang berjalan kaki melewati sebuah warung di mana para pria diduga preman itu kerap nongkrong.
"Setiap hari anak saya pulang jalan kaki melewati warung tempat nongkrong para preman ini," katanya.
"Bisa dlihat pak, yang satu ngejar, terus datang lagi temannya ngejar mobil yag sebelumnya dipegat," tuturnya.
Menurutnya, ada sekitar lima sampai 10 orang yang kerap menongkrong di warung tersebut.
"Ada warung depan sekolah yang sekarang dipake nongkrong oleh preman-preman ada 5-10 orang dan tiap lewat mobil dan motor dipegat tengah jalan," kata dia.