GridHEALTH.id -Infeksi paru-paru atau pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai faktor selain debu.
Infeksi ini terjadi ketika organisme berbahaya, seperti bakteri, virus, jamur, atau zat berbahaya lainnya, masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan.
Berikut adalah beberapa penyebab infeksi paru-paru yang umum selain paparan debu.
Bakteri Streptococcus pneumoniae adalah penyebab pneumonia bakteri yang paling umum.
Bakteri lain yang sering menimbulkan infeksi paru-paru termasuk Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, dan Klebsiella pneumoniae.
Infeksi ini sering terjadi ketika bakteri masuk ke paru-paru melalui saluran napas yang terinfeksi atau dari bagian tubuh lain melalui aliran darah.
Bakteri pneumonia lebih sering menyerang orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak, lansia, atau orang dengan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
Pada banyak kasus, infeksi virus lebih umum terjadi pada anak-anak dan biasanya ringan, tetapi bisa menjadi lebih serius pada orang tua atau mereka yang memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya.
Infeksi virus seringkali lebih sulit diobati dibandingkan infeksi bakteri karena antibiotik tidak efektif melawan virus.
Infeksi jamur dapat disebabkan oleh organisme seperti Aspergillus, Histoplasma capsulatum, dan Cryptococcus.
Infeksi jamur paru-paru biasanya terjadi ketika seseorang menghirup spora jamur dari lingkungan, seperti tanah atau kotoran burung.
Infeksi ini bisa ringan tetapi bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, seperti aspergillosis atau histoplasmosis, jika tidak segera diobati.
Kerusakan ini membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi paru-paru kronis seperti bronkitis dan pneumonia.
Selain itu, merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan paru-paru untuk membersihkan lendir dan patogen dari saluran pernapasan, yang meningkatkan risiko infeksi.
Polutan udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, bahan kimia, dan gas berbahaya dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan paru-paru.
Dalam jangka panjang, paparan polusi udara meningkatkan risiko terkena infeksi paru-paru dan penyakit pernapasan kronis lainnya seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Orang yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, terutama jika mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kondisi kesehatan lain yang mendasarinya.
Misalnya, penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, diabetes, dan penyakit jantung lebih rentan terhadap infeksi paru-paru karena kondisi mereka melemahkan sistem kekebalan tubuh atau menyebabkan penumpukan lendir di paru-paru, yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan virus.
Penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis, yang sering diobati dengan obat imunosupresan, juga meningkatkan risiko infeksi paru-paru karena melemahnya sistem pertahanan tubuh.
Ketika seseorang tidak sengaja menghirup benda asing ini, misalnya saat muntah, makan, atau minum, benda tersebut dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan peradangan atau infeksi yang disebut pneumonia aspirasi.
Orang yang memiliki gangguan menelan, seperti pasien stroke atau orang lanjut usia, lebih rentan terhadap pneumonia aspirasi.
Gejala pneumonia aspirasi termasuk batuk, demam, dan sesak napas.
Pekerjaan di pabrik, pertambangan, atau tempat yang menggunakan bahan kimia beracun dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan membuat pekerja lebih rentan terhadap infeksi.
Misalnya, pekerja di industri konstruksi yang sering terpapar asbes berisiko mengalami mesothelioma, sejenis kanker paru-paru yang disebabkan oleh paparan serat asbes.
Pekerja pertanian yang terpapar debu organik juga bisa mengembangkan penyakit paru yang dikenal sebagai "farmer's lung" akibat infeksi dari bakteri atau jamur.
Tubuh mereka lebih sulit melawan patogen yang masuk ke dalam saluran pernapasan, sehingga infeksi lebih mudah terjadi dan seringkali lebih parah.
Penderita penyakit autoimun, pasien yang menjalani transplantasi organ, atau orang yang sedang menjalani kemoterapi adalah kelompok yang paling rentan terhadap infeksi paru-paru akibat sistem kekebalan yang lemah.
Pada musim hujan atau ketika suhu turun, virus dan bakteri penyebab infeksi paru-paru lebih mudah menyebar.
Udara dingin juga bisa memperburuk kondisi paru-paru, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
Orang yang tinggal di daerah dengan iklim dingin atau lembap sering kali mengalami peningkatan kasus infeksi pernapasan, termasuk pneumonia, selama musim dingin.
Infeksi paru-paru bisa disebabkan oleh berbagai faktor selain debu.
Bakteri, virus, jamur, merokok, polusi udara, aspirasi, serta penyakit kronis dan gangguan sistem kekebalan adalah beberapa penyebab utama yang berkontribusi terhadap terjadinya infeksi paru-paru.
Menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah faktor-faktor risiko ini sangat penting untuk mengurangi risiko terkena infeksi dan menjaga kualitas hidup yang baik.
Nah, itu dia penyebab infeksi paru-paru selain karena debu. Semoga bermanfaat!