Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - MF, perempuan berusia 24 tahun berasal dari Desa Tamankuncaran, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang berhasil membuat heboh warga setempat.
Bagaimana tidak, seorang janda tiga anak ini seolah menemukan bayi baru lahir di teras rumahnya. Padahal bayi laki-laki yang ia temukan itu adalah anak kandung yang baru dilahirkannya.
Peristiwa ini dibenarkan oleh Kapolsek Tirtoyudo, AKP Supriyono. Ia mengatakan kejadian ini terjadi pada pukul 20.00 WIB pada Kamis (10/10/2024).
Ketika dikonfirmasi, Minggu (13/10/224), Supriyono menjelaskan, sebelum pihaknya mendapatkan laporan dari warga terkait penemuan bayi tersebut.
“Setelah mendapatkan laporan, pihak yang kami yan sedang bertugas langsug menuju ke tempat kejadian,” katanya.
Ia melanjutkan, setibanya di rumah MF, ia bayi tersebut dibungkus kain yang diletakkan di kursi teras rumahnya. Bayi tersebut kemudian dilarikan ke Puskesmas Tirtoyudo untuk mendapatkan perawatan leih lanjut.
Selanjutnya pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan memeriksa MF. Seketika MF yang saat itu diam saja kemudian menangis. Ia mengakui bahwa bayi tersebut adalah anak yang baru ia lahirkan.
Pernyataan MF ini diperkuat dengan bekas darah yang ada di kakinya. Kemudian di dalam kamarnya juga terdapat bercak darah di atas kasurnya.
“Ternyata MF ini melahirkan sendiri di dalam kamarnya, karena ada bekas darah juga di kasur dan di kaki,” jelasnya.
Dikatakan Supriyono, MF melahirkan anaknya tanpa seorang suami. Sehingga hal ini yang membuat dirinya nekat tidak mengakui anaknya. Di sisi lain, MF saat ini berstatus janda dengan tiga anak.
Kemudian, tetangga tidak ada yang mengetahui bahwa MF selama ini tengah mengandung. Menurut tetangga, MF ini jarang keluar rumah. Ditambah MF memiliki postur tubuh gemuk sehingga tetangga tidak menaruh curiga kepadanya.
Sementara, kondisi bayi yang sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Tirtoyudo dalam keadaan sehat. Bayi tersebut kemudian dirawat oleh MF.
“Kami akan mendampingi MF melalui perangkat desa agar kejadian ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.