Regenerasi sel-sel tubuh dan jaringan secara alami sudah terjadi. Namun, tidak secepat kerusakan-kerusakan sel yang diakibatkan oleh penyakit
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama pihak swasta melakukan kerja sama dalam penelitian terkait sel punca yang dapat digunakan untuk terapi pengobatan stroke.
Peneliti Pusat Riset Biomedis BRIN Ratih Rinendyaputri mengatakan, sebelumnya kedua belah pihak masing-masing telah meneliti sel punca.
Dari hal tersebut, kemudian ditemukan potensi kerja sama penelitian terkait toksisitas dan kematian sel neuron.
“Regenerasi sel-sel tubuh dan jaringan secara alami sudah terjadi. Namun, tidak secepat kerusakan-kerusakan sel yang diakibatkan oleh penyakit. Sel-sel regeneratif ini dapat dipercepat dengan sel punca,” ujar Ratih dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat.
Dalam kerja sama ini, tim peneliti akan berfokus pada pengembangan prototipe nasal drop berbasis sekretom dan (hUCMSC) untuk terapi stroke.
Selanjutnya, tim peneliti akan membuat peta jalan penelitian selama dua tahun yang diujikan dari pasien uji diformulasi nasal drop.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan purwarupa yang lebih baik ke depannya.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Biomedis BRIN Sunarno mengemukakan, stroke merupakan penyakit neurodegeneratif dengan angka kematian dan morbiditas/angka kesakitan tinggi di dunia.
Oleh karena itu, ia mendorong kolaborasi melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menciptakan inovasi dalam pengobatan stroke yang berguna bagi masyarakat.
“Jangan sekadar target, publikasi, dan paten saja,” imbuhnya.
Diketahui, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa potensi pengobatan sel punca atau stem cell begitu besar, sehingga dalam pengolahannya perlu penerapan protokol keamanan yang ketat.
Dante menyatakan, terapi sel punca memiliki potensi besar dalam pengobatan regeneratif, yang dapat menyembuhkan jaringan yang rusak, memulihkan fungsi organ, dan mengobati penyakit kronis atau yang sulit disembuhkan.
“Namun, dengan potensi besar ini, kita juga punya tanggung jawab untuk memastikan setiap produk dibuat dengan presisi, penuh kehati-hatian, dan mengikuti protokol keamanan yang ketat,” kata Dante.
Baca Lebih Lanjut
Ilmuwan Sukses Kembalikan Penglihatan Monyet Pakai Sel Punca Manusia
KumparanSAINS
Kerjasama Penelitian dan Pelatihan, RS Siloam Gandeng Singapore Clinical Research Institute
Ahmad Sabran
BPOM: Pengobatan untuk terapi tingkat lanjut diperkirakan jadi tren
Antaranews
Sel-sel tubuh manusia mewarisi energi dari ibu
Antaranews
BRIN hadirkan tiga rumah program riset baru untuk tahun depan
Antaranews
BRIN tekankan sikap "science temper" untuk tingkatkan publikasi ilmiah
Antaranews
BRIN: Periset manfaatkan koleksinya untuk pengembangan gim lokal
Antaranews
Terapi akupunktur dapat membantu menurunkan kolesterol
Antaranews
Pakar BRIN Sebut 5 Jenis Keong Ini Bisa Jadi Obat Herbal, Apa Saja?
Detik
Peningkatan Layanan Kesehatan di RSUD Bontang dengan Alat Baru TMS dan EEG untuk Syaraf dan Otak
Timesindonesia