Jegal Dominasi Barat, Ekonomi BRICS Kini Lebih Unggul dari G7Sindonews | 2024-10-11T12:07:57+08:00
JAKARTA - Porsi negara-negara BRICS dalam produk domestik bruto (PDB) global diukur melalui purchasing power parity (PPP) berhasil tumbuh stabil mencapai 36,7%. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dalam rangkaian pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara BRICS di Rusia, Kamis (10/10/2024). Para pejabat tersebut bertemu di Moskow untuk mendiskusikan kemungkinan perbaikan pada sistem moneter dan keuangan internasional menjelang KTT BRICS 2024 di Kazan akhir bulan ini.
Rusia merupakan ketua BRICS saat ini. "Negara-negara BRICS adalah mesin pertumbuhan ekonomi global," ujar Anton Siluanov, dilansir dari Russia Today, Jumat (11/10/2024). Dia mengungkapkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata ekonomi kelompok ini akan mencapai 4,4% pada 2024-2025.
"Jika kita melihat negara-negara G7, itu adalah 1,7%. Jelas siapa yang berkembang lebih dinamis," kata Siluanov. Namun ia menambahkan bahwa ini bukanlah masalah persaingan, melainkan tugasnya adalah untuk memastikan tingkat pertumbuhan negara anggota BRICS yang lebih tinggi dari ekonomi BRICS untuk memastikan pendapatan masyarakat mengalami peningkatan. Kelompok negara berkembang BRICS, yang sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan mengalami ekspansi besar-besaran setelah Iran, Ethiopia, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA) bergabung pada Januari lalu. Lebih dari 30 negara termasuk anggota NATO, Turki, telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi ekonomi ini. Menurut data dari IMF, pangsa G7, yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jepang, Italia, AS, Inggris, dan Uni Eropa dalam PDB global dalam hal PPP telah mengalami penurunan yang stabil selama beberapa tahun terakhir, turun dari 50,42% pada 1982 menjadi 30,39% pada 2022. Lembaga yang berbasis di Washington ini memperkirakan angka tersebut akan turun tipis menjadi 29,44% tahun ini.
Baca Lebih Lanjut
50+ Negara Berkolaborasi Meluncurkan BRICS International Fashion Federation
Antaranews
Negara Berkembang Timbun Emas 800 Ton, Cadangan Devisa AS Anjlok di Bawah 60%
Sindonews
Baparekraf Developer Day 2024 Siapkan SDM Unggul untuk Era Ekonomi Digital
Sindonews
Dosen Ekonomi Unjani Beri Pendampingan Manajemen Laporan Keuangan DKM di Cisarua Bandung Barat
Muhamad Syarif Abdussalam
Bom Waktu di Jantung Ekonomi Rusia Diramal Bakal Meledak
Sindonews
Asyik! Peserta Indonesian Idol 2024 Bisa Ikut Audisi Lebih dari Sekali
Sindonews
Bank Dunia: Asia Timur-Pasifik tumbuh lebih lambat dari sebelum COVID
Antaranews
Unggul di Pendidikan Jarak Jauh, UT Raih Akreditasi Internasional dari AAOU
Sindonews
5 Tanda Ekonomi RI Sedang Tidak Baik-baik Saja
Detik
Dorong Percepatan Perjanjian Ekonomi Digital ASEAN untuk Integrasi Ekonomi Kawasan