TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak cara Naomi Daviola Setyani (17), siswi kelas XII SMK 3 Semarang mengganjal perut selama tiga hari tersesat di Gunung Slamet.
Minumnya, Naomi mengaku harus turun ke bawah gunung karena terdapat sumber mata air.
Naomi viral di media sosial tersesat di Gunung Slamet selama tiga hari.
Naomi akhirnya bisa bertemu dengan Tim SAR dan bisa kembali ke rumahnya di Kelurahan Karangroto, Kecamatan Genuk dalam kondisi selamat.
Video ketika Naomi ditemukan pun viral di media sosial.
Naomi bahkan terlihat lemas dengan pakaiannya yang sudah dipakai tiga hari.
Setelah kondisinya baik, Naomi pun bercerita bagaimana caranya bertahan hidup.
Di sana, Naomi mengandalkan roti untuk mengganjal perutnya.
Roti tersebut terpaksa dimakan irit-irit sebab Naomi tak tahu kapan akan ditemukan tim sar.
"Dari roti yang kemarin saya bawa masih bisa dimakan dan emang harus di irit-irit,"
"Gak tahu aku bakal berapa lama (hilang)," kata Naomi dikutip dari video yang beredar di TikTok, Kamis (10/10/2024).
Selama tiga hari hilang, Naomi mengaku selalu kehujanan pada malam harinya.
Ia pun berteduh di bawah pohon menggunakan jas hujan dengan suasana gelap gulita.
Naomi bercerita selama tersesat hanya bisa mengikuti pergerakan burung yang seolah-olah memandu jalannya.
Burung tersebut yang menjadi penolong bagi Naomi.
"Kalau burungnya naik, saya ikut naik. Kalau turun, saya ikut turun. Burung itu bahkan berhenti menunggu saya jika saya berdiam diri," kenangnya.
Pada Selasa pagi, burung tersebut kembali muncul dan membawa Naomi ke pinggir jurang di Gunung Malang. Saat itulah ia mendengar seseorang memanggil namanya.
Sekitar pukul 10.00 WIB, tim SAR akhirnya menemukannya.
"Begitu melihat petugas SAR berbaju oranye, saya langsung berteriak minta tolong," ujarnya penuh lega.
Tak hanya itu, Naomi mengungkapkan awalnya berangkat mendaki dari ajakan kegiatan di TikTok dan meninggalkan Semarang pada Sabtu (5/10/2024).
Ia menyebut ini sebagai pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan yang diorganisir melalui media sosial.
"Biasanya saya mendaki bersama teman-teman sekolah atau saat acara Pramuka," ujarnya saat ditemui Tribunjateng.com, Rabu (9/10/2024).
Awalnya, perjalanan mendaki Gunung Slamet berjalan lancar.
Namun, situasi berubah saat turun dari gunung. Naomi merasa ditinggalkan oleh rombongannya, yang awalnya terdiri dari tujuh orang.
"Tiga orang dari rombongan kami turun duluan. Saya berada di tengah, tapi ketika melihat ke belakang, dua orang yang semula ada di sana tiba-tiba hilang," tuturnya.
Naomi mendapati jalur yang ia lalui saat turun terasa berbeda, dan ia tidak melewati Pos Plawangan seperti yang dilalui saat naik.