TRIBUNJATIM.COM - AC Milan tampaknya akan menumbalkan gelandangnya untuk mendapatkan pemain West Ham United, Edson Alvarez.
Dikabarkan, AC Milan tertarik untuk memboyong gelandang The Hammers pada jendela transfer Januari 2025 mendatang.
Sementara gelandang yang ingin dibuang oleh AC Milan adalah Ruben Loftus-Cheek.
Memang saat ini AC Milan masih mencari sosok yang bisa memperkuat lini tengah mereka.
Kembalinya Ruben Loftus-Cheek ke Premier League merupakan jalan yang potensial bagi pemain asal Inggris itu.
Jika ia ingin mendapatkan kembali posisi starter, pemain asal Inggris ini harus menyesuaikan gaya bermainnya agar sesuai dengan keinginan Paulo Fonseca.
Jelas terlihat bahwa AC Milan ingin memperkuat lini tengahnya.
Kandidat yang ideal adalah seorang pemain yang mampu beroperasi di lini pertahanan dengan lebih mudah dan memberikan dukungan kepada Youssouf Fofana dan Tijjani Reijnders.
Di Italia, pemain yang sedang dipertimbangkan adalah Belahyane dari Hellas Verona dan Samuele Ricci dari Torino.
Kemudian, ada Edson Alvarez dari West Ham United.
Gelandang West Ham ini telah membuat tujuh penampilan di awal musim ini, lima di Premier League dan dua di EFL Cup, dengan total lebih dari 380 menit.
Dia bukan pemain pilihan utama untuk The Hammers, setelah hanya tiga kali tampil sebagai starter di liga.
West Ham United mungkin tertarik dengan kemungkinan membawa Loftus-Cheek kembali ke London, yang dapat mengarah pada diskusi tentang kesepakatan pertukaran untuk pemain internasional Meksiko, Alvarez.
Kabar AC Milan Lainnya
Sementara itu, AC Milan terbuka dengan kepindahan Luka Jovic ke Juventus pada jendela transfer Januari 2025 mendatang.
Sejauh ini Luka Jovic berada di urutan terbawah dalam daftar striker AC Milan.
Luka Jovic menjadi pilihan terakhir Paulo Fonseca untuk mengisi posisi striker AC Milan.
Oleh karena itu, melepasnya ke Juventus menjadi pilihan AC Milan.
Menurut sebuah laporan, agennya sudah terlibat dalam negosiasi terkait kemungkinan ini, dengan Juventus muncul sebagai tujuan potensial.
Terlepas dari perpanjangan kontrak yang terjadi selama bursa transfer musim panas lalu, terlihat jelas bahwa pemain asal Serbia ini tidak lagi menjadi bagian dari rencana jangka panjang klub.
Menurut Daniele Longo dari Calciomercato.com, agen sang pemain, Fali Ramadani, sudah menjajaki opsi-opsi transfer potensial.
Juventus telah menyatakan ketertarikannya pada sang pemain.
Cederanya Arkadiusz Milik membuat hal ini menjadi sebuah kemungkinan, dan Jovic memiliki hubungan baik dengan rekan senegaranya, Dusan Vlahovic.
AC Milan setuju untuk menjual sang pemain dan telah memulai persiapan untuk kemungkinan ini.
Namun demikian, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap aktivitas transfer Rossoneri, karena Fonseca secara konsisten menganggap Noah Okafor sebagai opsi potensial untuk diturunkan dalam kapasitas ofensif.
Namun demikian, manajemen AC Milan akan tetap waspada terhadap peluang yang ada.
Hasil akhirnya masih belum pasti, namun tidak ada masalah dalam mengidentifikasi pelamar potensial untuk sang striker, yang siap untuk ditransfer.
Kabar lainnya, Pierre Kalulu tampil apik bersama Juventus, hal ini membuat fans AC Milan bertanya-tanya mengenai keputusan Zlatan Ibrahimovic melepas sang pemain ke klub rival.
Ya, keputusan untuk mengizinkan Pierre Kalulu pergi dari AC Milan telah membingungkan para pendukung.
Namun, ketika merenungkan fakta bahwa pemain asal Prancis itu bergabung dengan pesaing langsung, pertanyaan-pertanyaan menjadi lebih jelas untuk dilontarkan ke manajemen AC Milan.
Sebuah laporan menjelaskan alasan di balik keputusan Rossoneri untuk berpisah dengan sang pemain bertahan.
Selama musim di mana AC Milan memenangkan gelar Serie A, Kalulu menunjukkan kemampuannya yang paling mengesankan.
Namun, setelah mengalami cedera, tim jarang melihatnya tampil pada level yang ia mampu.
Meski demikian, ia merupakan aset berharga bagi Rossoneri.
Selama pramusim, Pelatih AC Milan, Paulo Fonseca dikatakan telah mengujinya sebagai bek kanan, sehingga meningkatkan kemampuan sang pemain.
Sementara Emerson Royal akhirnya bergabung dengan klub, ia bisa memainkan peran rotasi yang penting.
Selain itu, dia terus memberikan perlindungan yang kuat di posisi bek tengah.
Namun, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa mempertahankannya selama bursa transfer musim panas akan menghasilkan barisan pertahanan yang berat.
Terlepas dari berbagai pendapat yang disebutkan di atas, AC Milan pada akhirnya memutuskan bahwa transfer ini akan saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat, terlepas dari keraguan awal Kalulu, termasuk dari para penggemar.
Alasan di balik transfer tersebut, seperti yang diuraikan dalam laporan Calciomercato, adalah karena Zlatan Ibrahimovic memilih untuk mengambil kesempatan pada Strahinja Pavlovic.
Selain itu, AC Milan akan mendapatkan angka yang mendekati €22 juta untuk kepergiannya, yang tidak dianggap sebagai kesepakatan yang tidak menguntungkan.
Namun demikian, Kalulu telah menjadi sosok yang menonjol di Turin sejauh ini, dan para penggemar sekali lagi mempertanyakan mengapa Rossoneri mengizinkannya pergi dengan persyaratan yang menguntungkan bagi Nyonya Tua.
Dengan opsi pembelian Bianconeri yang telah didiskusikan, AC Milan mungkin telah membuat keputusan yang sulit untuk dibatalkan.
Ruang ganti AC Milan semrawut
Kondisi ruang ganti AC Milan ternyata amburadul.
Terlebih setelah AC Milan mengalami kekalahan dari Fiorentina di Liga Italia pekan lalu.
Ternyata, ruwetnya kondisi ruang ganti sudah tampak sejak akhir Agustus 2024 lalu.
Sejumlah pemain bahkan membangkang ke pelatih Paulo Fonseca.
Salah satunya adalah sosok Rafael Leao.
Diduga ngambek karena tidak dijadikan starter dalam laga melawan Lazio, Theo Hernandez dan Rafael Leao memisahkan diri tim yang sedang berkumpul mendengarkan instruksi pelatih Paulo Fonseca.
Tiga orang ini kemudian berkilah bahwa situasi baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan.
Namun, ketika AC Milan kalah 1-2 dari Fiorentina, Minggu (6/10/2024) di Stadion Artemio Franchi, terlihat lagi indikasi bahwa Fonseca tidak dianggap oleh pemain-pemainnya sendiri.
Indikasi ini tampak saat AC Milan mendapatkan 2 penalti.
Theo Hernandez dan Tammy Abraham bergantian mengambil penalti itu dan keduanya gagal menunaikan tugas.
Belakangan, Fonseca menyatakan sebetulnya bahwa sudah ada hierarki penendang penalti di timnya.
Christian Pulisic seharusnya berada di urutan pertama sebagai eksekutor penalti AC Milan.
Pulisic sudah dikenal punya kemampuan sebagai eksekutor penalti yang andal.
Seperti dikutip dari Football Italia, Pulisic belum pernah gagal mengeksekusi penalti sepanjang kariernya.
Apalagi, dia memang sedang on-fire di AC Milan dengan sudah menyumbang 5 gol dan 2 assist di Liga Italia.
Namun, instruksi Fonseca tampak diabaikan pemain karena ternyata bukan Pulisic yang mengambil 2 penalti AC Milan saat melawan Fiorentina.
Fonseca marah besar dalam jumpa pers usai pertandingan.
"Saya sudah bilang kepada para pemain bahwa situasi ini tidak boleh terjadi lagi," tukas Fonseca seperti dikutip dari SempreMilan.
"Saya marah, eksekutor penalti kami adalah Christian."
Bukan hanya soal mengabaikan instruksi pelatih, sikap para pemain AC Milan juga mengkhawatirkan karena dianggap mementingkan diri sendiri.
Hernandez dan Abraham berebut ingin menjadi pahlawan saat memaksa mengambil tugas menendang penalti dari Pulisic.
"Secara praktis, dia adalah kapten," kritik pandit Sky Sport, Manuele Baiochhini, kepada Theo Hernandez seperti dikutip dari Football Italia.
"Tetapi, dia membuat AC Milan dihukum penalti, lalu gagal mengeksekusi penalti, penalti yang seharusnya tidak dia ambil."
"Theo juga mendapatkan kartu merah langsung di akhir pertandingan karena protes kepada wasit."
"Pemain terbaik harus membantu pelatihnya."
"Theo adalah salah satu kapten AC Milan. Dia seharusnya membantu pelatih tetapi tidak melakukannya."
Kejadian dalam laga melawan Fiorentina semakin menjelaskan situasi di balik layar AC Milan.
Ada banyak pemain AC Milan yang belum siap tampil sebagai sebuah tim.
Ini adalah kelompok pemain yang tidak mendengarkan pelatihnya.
Parahnya lagi, AC Milan punya pelatih yang juga tidak bisa mengendalikan kamar gantinya.
David de Gea tampil apik saat Fiorentina melawan AC Milan
Mantan kiper Manchester United yang kini bergabung dengan I Viola itu bahkan menepis dua gol penalti dari AC Milan.
Hal ini tentu membuat para fans Manchester United tak bisa move on.
David de Gea menjadi man of the match di kemenangan Fiorentina mengalahkan AC Milan dengan skor 2-1 di Stadion Artemio Franchi, Senin (7/10/2024).
De Gea mampu menggagalkan dua tendangan penalti AC Milan yakni dari Theo Hernandez (45+1') dan Rafael Leao (56').
Sementara gol AC Milan tercipta dari tendangan voli Christian Puliic.
Dua gol Fiorentina ke gawang AC Milan dicetak Y. Adli (35') oleh Albert Gudmundsoon (73').
Laga melawan AC Milan menjadi pertandingan keempat David de Gea di Liga Italia.
Ia bergabung ke Fiorentina di penghujung bursa transfer musim panas kemarin itu.
Bahkan David de Gea mencatatkan penampilan fantastis di Liga Italia.
Ia hanya kalah satu kali, dan meraih dua kemenangan, termasuk yang terbaru melawan AC Milan.
De Gea melakukan dua penyelamatan penalti dan ia kini menjadi penjaga gawang pertama sejak Federico Marchetti di Carpi- Lazio pada 8 Mei 2016 yang menyelamatkan dua penalti dalam satu pertandingan Serie A.
Meski tampil heroik di laga itu, namun David de Gea tak mau menerima pujian berlebih.
Kiper 33 tahun ini lebih memilih fokus pada kemenangan tim dan kerja keras yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.
"Penalti yang berhasil diselamatkan adalah suatu kegembiraan, terlebih lagi atas kemenangan ini."
"Kemenangan malam ini sangat penting melawan klub besar seperti Milan. Kami bekerja sangat keras dan akhirnya mulai membuahkan hasil."
"Ini malam yang luar biasa. Saya lebih suka membicarakannya daripada penyelamatan penalti, karena kami ingin membuat para penggemar senang," kata De Gea kepada DAZN.
Sebenarnya De Gea memiliki catatan penyelamatan penalti yang biasa-biasa saja di sepanjang karirnya.
Sebelum melakukan dua penyelamatan penalti melawan Milan, De Gea hanya bisa menggagalkan 12 kali penalti dari 74 total penalti.
Artinya ada 62 penalti yang tak berhasil diselamatkannya. Namun kini angka itu meningkat menjadi 14 penyelamatan dari 76 kali.
Penalti terakhir yang diselamatkan sebelum ini adalah pada musim 2022/2023 saat mementahkan eksekusi striker Aleksandar Mitrovic saat bermain di Fulham kala itu.
Adapun atas hasil ini, AC Milan masih berada di luar empat besar.
Bahkan posisi AC Milan berada di batas klub yang bisa berpartisipasi di kancah Eropa musim depan.
Rossoneri saat ini menempati posisi keenam di klasemen Liga Italia hingga pekan ketujuh.
Tim asuhan Paulo Fonseca itu mengoleksi 11 poin dari 7 pertandingan yang dijalani.
Rinciannya, AC Milan mendapatkan 3 kemenangan, 2 hasil imbang, dan 2 kekalahan.
Adapun Fiorentina berada di papan tengah di urutan 11 klasemen dengan 10 poin berkat dua kemenangan dan empat kali seri.
Profil Lengkap David de Gea
David De Gea adalah pemain sepak bola asal Spanyol.
Ia lahir di Madrid, Spanyol, 7 November 1990.
Pemain dengan nama lengkap David De Gea Quintana itu memiliki tinggi badan 193 cm.
Ia adalah kiper andalan dari tim nasional Spanyol dan Manchester United. (1)
Karier
David Dea Gea memulai kariernya pada 2001 dengan bergabung bersama Athletico Madrid (junior).
Di Athletico Madrid (junior) ia bergabung kurang lebih sampai dengan 2008.
Setelah itu pada 2008 ia mendapat kesempatan bermain di Athletico Madrid B.
Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2009 ia masuk dalam tim utama Athletico Madrid.
Bersama Athletico Madrid ia berhasil menjuarai Liga Europa 2009-2010 dan UEFA Supercup 2010-2011.
Pada 2011 De Gea diboyong oleh Sir Alex Ferguson ke Old Trafford.
Ketika itu usianya baru 21 tahun.
Meski begitu, Sir Alex Ferguson mempercayakan penjagaan gawang Manchester United kepadanya.
Hal ini tak lepas dari penampilan yang luar biasa dari David De Gea ketika membela timnas Spanyol U-21 di Piala Eropa 2011.
Bersama dengan Manchester United ia telah meraih berbagai prestasi seperti juara English Super Cup (2012), Liga Inggris (2013), FA Cup (2016) dan Liga Europa (2016-2017).
Meski begitu, David De Gea resmi masuk skuad tim nasional Spanyal di level senior pada 2014.
Kala itu usia De Gea sudah mencapai 23 tahun.
Prestasi
Klub
Atletico Madrid:
- Liga Europa (2009-2010)
- UEFA Supercup (2010-2011)
Manchester United:
- English Super Cup (2012)
- Liga Inggris (2013)
- FA Cup (2016)
- Liga Europa (2016-2017) (2)