TRIBUNBATAM.id, BATAM - Penyidik Polsek Sekupang sedang memburu pelaku penipuan di Batam yang menimpa seorang driver online Batam bernama Saidin.
Selain kasihan kepada korbannya karena mendapat orderan fiktif, penyidik dibuat geram karena pelaku penipuan di Batam itu berani membuat Mapolsek Sekupang sebagai lokasi pengiriman.
Kapolsek Sekupang, Kompol Benhur Gultom melalui Kanit Reskrim Polsek Sekupang, Iptu Ridho Lubis satu di antara polisi yang geram dengan aksi penipuan di Batam itu.
Apalagi korban penipuan di Batam itu merupakan driver online Batam yang sudah berumur.
“Sedang kami selidiki untuk mengungkap pelaku di balik penipuan ini,” ucapnya, Jumat (4/10/2024).
Ridho pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya driver online di Batam untuk selalu waspada saat menerima pesanan dengan sistem COD (cash on delivery).
Menurutnya, kasus penipuan di Batam modus orderan fiktif kian marak terjadi.
“Pastikan penerima barang sudah jelas, dan jika ada hal yang mencurigakan, segera laporkan ke pihak kepolisian," tegasnya.
Sementara Saidin mengungkap apa yang ia alami itu.
Saidin mulainya menerima pesanan sembako berupa pembelian minyak goreng dan beras senilai Rp 188 ribu.
Biaya termasuk ongkos kirim itu kemudian diminta untuk diantar ke Mapolsek Sekupang.
Awalnya, driver online di Batam ini sama sekali tak menaruh curiga.
Dalam benaknya, ia harus menyelesaikan pekerjaannya itu dengan mengantarkannya ke tempat tujuan.
Namun, begitu tiba di Polsek Sekupang, tak ada pihak yang mengaku sebagai penerima pesanan.
Dalam aplikasi, pelaku penipuan di Batam itu menggunakan nama Ana Kumala Sari sebagai pemesan.
Saidin menjelaskan bahwa pesanan tersebut diambil dari kawasan Tiban dan sesuai instruksi, ia mengantarkan barang ke Polsek Sekupang.
Saat mencoba menghubungi nomor pemesan, ternyata nomor tersebut sudah tidak aktif.
"Saya diminta mengantarkan sembako ke Polsek Sekupang, tetapi setelah sampai di sana, tidak ada penerima. Nomor pemesan juga tidak bisa dihubungi," ujar Saidin dengan nada kecewa di depan kantor Polsek Sekupang, Kamis (3/10) malam.
Tak berhenti di situ, beberapa saat setelah kejadian, Saidin menerima telepon dari nomor asing berkode negara Thailand.
Orang di balik telepon tersebut mengaku sebagai perwakilan dari salah satu aplikator dan menawarkan pengembalian uang pesanan.
Namun, Saidin harus menjawab beberapa pertanyaan terlebih dahulu untuk memproses pengembalian tersebut.
Merasa curiga, Saidin memilih untuk tidak menuruti instruksi tersebut, yang diduga merupakan bagian dari upaya penipuan lanjutan.
Mengalami peristiwa itu, Saidin tampak kecewa.
Apalagi pesanan yang ia antar ke kantor polisi.
Ia lantas menemui polisi di lokasi.
Usut punya usut, ia rupanya menjadi korban penipuan di Batam modus order fiktif. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)
Merasa curiga, Saidin memilih untuk tidak menuruti instruksi tersebut, yang diduga merupakan bagian dari upaya penipuan lanjutan.
Mengalami peristiwa itu, Saidin tampak kecewa.
Apalagi pesanan yang ia antar ke kantor polisi.
Ia lantas menemui polisi di lokasi.
Usut punya usut, ia rupanya menjadi korban penipuan di Batam modus order fiktif. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)