TRIBUNJAKARTA.COM - Simak dampak negatif silent treatment kepada anak saat mereka melakukan kesalahan.

Diketahui, silent treatment adalah sikap diam atau menghindar dari seseorang, baik sengaja maupun tidak sengaja. 

Sikap ini biasanya dilakukan dengan menolak berbicara secara lisan.

Silent treatment bisa terjadi dalam berbagai jenis hubungan, termasuk hubungan romantis, dengan anggota keluarga, teman, rekan kerja, bahkan orangtua ke anak.

Namun ternyata melakukan silent treatment kepada anak yang melakukan kesalahan itu tidaklah baik.

Dikutip dari Primaku, dampak silent treatment pada anak akan membuat mereka dapat mengalami perasaan diabaikan.

Selain itu, dapat pula timbul perasaan cemas, gelisah, ketakutan, hingga merasa tidak aman. 

Akibatnya, anak mencari perhatian dengan cara berperilaku menantang, mencari perhatian, atau berbuat berbagai hal untuk menghentikan orang tua bersikap demikian.

Konsekuensi jangka panjang dari silent treatment dapat memengaruhi kemampuan anak untuk membangun hubungan dengan orang lain di kemudian hari hingga selalu merasa khawatir akan ditinggalkan oleh orang-orang di sekitarnya.

KLIK SELENGKAPNYA: Anak Tiba-tiba Menyendiri Bisa Jadi Tanda Korban Kekerasan, Ini 8 Ciri Lainnya
KLIK SELENGKAPNYA: Anak Tiba-tiba Menyendiri Bisa Jadi Tanda Korban Kekerasan, Ini 8 Ciri Lainnya

Lantas bagaimana cara mengatasi konflik dengan anak?

Sebelumnya orangtua harus membangun komunikasi yang baik dengan anak.

Ketika memiliki konflik dengan si Kecil, orangtua perlu membangun koneksi kembali dengannya, memastikan ia dapat meregulasi emosinya, dan mengkomunikasikan konflik dengan bahasa yang mudah dipahami anak. 

Dikutip dari Mitrakeluarga.com, ada beberapa cara menegur anak tanpa melakukan silent treatment:

1. Berpikir bahwa disiplin itu menghukum

Seringkali orang tua lupa bahwa tujuan mendisiplinkan anak adalah memberikan pedoman dan batasan yang tegas sehingga si Kecil tidak perlu dihukum. 

Nah, disiplin di sini berarti menetapkan aturan dan batasan sehingga anak-anak tahu dan paham “Do and Don'ts” nya serta konsekuensi yang akan mereka terima.

Hal ini bertujuan agar anak-anak akhirnya belajar bagaimana cara mengatur diri mereka agar tidak perlu mendapat 'hukuman'.

2. Hindari membuat batasan atau aturan yang tidak perlu

Sebagian orang tua ternyata percaya bahwa untuk membekali anak dengan disiplin, orang tua harus membuat banyak sekali aturan. 

Dalam membuat aturan dan batasan sebaiknya libatkan anak. 

Ajak anak berdiskusi dan berikan anak kesempatan untuk mengutarakan ide dan pikirannya. 

Hal ini berujuannya adalah agar anak mampu memahami manfaat aturan dan Batasan yang dibuat untuk dirinya.

3. Jangan bersikap sinis dan menghakimi

Beberapa orang tua secara keliru percaya bahwa hukuman verbal dan sikap sinis serta menghakimi tidak akan berdampak buruk pada anak-anak mereka.

Padahal kekerasan fisik dan hukuman, akan meninggalkan luka emosional yang membekas hingga ia dewasa. 

Baca Lebih Lanjut
7 Hal Penyebab Putus Sama Pacar Saat Berantem, Jangan Dilakukan
Dok Grid
Dampak Krisis Peran Ayah pada Tumbuh Kembang Anak
Despa Liana Sari
RK: Reklamasi Jangan Selalu Dilihat Buruk, Singapura-Dubai Melakukan
Detik
Sosok 4 Anak Kakek Paryono Penjual Dawet, Enggan Temui Ayahnya Meski saat Lebaran: Cuek, Gak Peduli
Ficca Ayu Saraswaty
Apa Itu Child Grooming? Waspadai Tanda-tanda dan Dampaknya pada Psikologis Anak
Sindonews
Komnas PA Ungkap Anak Pelaku Tawuran Justru Bangga Bila Pernah Ditangkap Polisi
Nur Indah Farrah Audina
Anak Mama Masih Ngompol saat Tidur Malam? Simak Sederet Cara untuk Mengatasinya
Siti Nawiroh
Nasib Pilu Anak Yatim: Diperkosa Bergilir Sampai Dianiaya, Datang ke Kantor Polisi Laporan Ditolak
Damanhuri
No Drama-drama! Begini 6 Cara Mengajarkan Anak Terbiasa Menggosok Gigi
Siti Nawiroh
Viral Duel Siswa SD di Cianjur, Orangtua Sepakat Damai
M Syofri Kurniawan