TRIBUNJAKARTA.COM - Simak dampak negatif silent treatment kepada anak saat mereka melakukan kesalahan.
Diketahui, silent treatment adalah sikap diam atau menghindar dari seseorang, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Sikap ini biasanya dilakukan dengan menolak berbicara secara lisan.
Silent treatment bisa terjadi dalam berbagai jenis hubungan, termasuk hubungan romantis, dengan anggota keluarga, teman, rekan kerja, bahkan orangtua ke anak.
Namun ternyata melakukan silent treatment kepada anak yang melakukan kesalahan itu tidaklah baik.
Dikutip dari Primaku, dampak silent treatment pada anak akan membuat mereka dapat mengalami perasaan diabaikan.
Selain itu, dapat pula timbul perasaan cemas, gelisah, ketakutan, hingga merasa tidak aman.
Akibatnya, anak mencari perhatian dengan cara berperilaku menantang, mencari perhatian, atau berbuat berbagai hal untuk menghentikan orang tua bersikap demikian.
Konsekuensi jangka panjang dari silent treatment dapat memengaruhi kemampuan anak untuk membangun hubungan dengan orang lain di kemudian hari hingga selalu merasa khawatir akan ditinggalkan oleh orang-orang di sekitarnya.
Lantas bagaimana cara mengatasi konflik dengan anak?
Sebelumnya orangtua harus membangun komunikasi yang baik dengan anak.
Ketika memiliki konflik dengan si Kecil, orangtua perlu membangun koneksi kembali dengannya, memastikan ia dapat meregulasi emosinya, dan mengkomunikasikan konflik dengan bahasa yang mudah dipahami anak.
Dikutip dari Mitrakeluarga.com, ada beberapa cara menegur anak tanpa melakukan silent treatment:
Seringkali orang tua lupa bahwa tujuan mendisiplinkan anak adalah memberikan pedoman dan batasan yang tegas sehingga si Kecil tidak perlu dihukum.
Nah, disiplin di sini berarti menetapkan aturan dan batasan sehingga anak-anak tahu dan paham “Do and Don'ts” nya serta konsekuensi yang akan mereka terima.
Hal ini bertujuan agar anak-anak akhirnya belajar bagaimana cara mengatur diri mereka agar tidak perlu mendapat 'hukuman'.
Sebagian orang tua ternyata percaya bahwa untuk membekali anak dengan disiplin, orang tua harus membuat banyak sekali aturan.
Dalam membuat aturan dan batasan sebaiknya libatkan anak.
Ajak anak berdiskusi dan berikan anak kesempatan untuk mengutarakan ide dan pikirannya.
Hal ini berujuannya adalah agar anak mampu memahami manfaat aturan dan Batasan yang dibuat untuk dirinya.
Beberapa orang tua secara keliru percaya bahwa hukuman verbal dan sikap sinis serta menghakimi tidak akan berdampak buruk pada anak-anak mereka.
Padahal kekerasan fisik dan hukuman, akan meninggalkan luka emosional yang membekas hingga ia dewasa.