Teks cerita sejarah sering kali dianggap sama dengan teks sejarah. Padahal keduanya memiliki pengertian, struktur, jenis, dan ciri-ciri yang berbeda.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teks cerita sejarah, simak penjelasannya berikut ini.
Berdasarkan modul "Teks Cerita Sejarah dan Cerpen Sejarah" yang ditulis oleh Lies Supriyantini, teks cerita sejarah adalah suatu tulisan naratif yang berlatar atau bertokoh dari peristiwa sejarah. Sementara teks sejarah adalah suatu tulisan yang berisi fakta mengenai rentetan peristiwa sejarah.
Namun, penting untuk diingat bahwa teks cerita sejarah berbeda dengan teks sejarah. Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada cara penyajiannya. Teks cerita sejarah disajikan dalam bentuk naratif yang menggunakan peristiwa sejarah sebagai latar belakang atau setting.
Dengan demikian, meskipun teks cerita sejarah ditulis dalam bentuk narasi, tetapi tetap menggunakan unsur latar belakang sejarah yang faktual atau benar-benar terjadi.
Merangkum arsip detikEdu, terdapat dua jenis teks cerita sejarah, yakni:
Teks cerita sejarah jenis ini ditulis berdasarkan imajinasi atau khayalan dari penulis. Namun, cerita jenis ini tetap menggunakan peristiwa sejarah sebagai latar belakangnya. Contoh dari sejarah fiksi, yakni novel, cerpen, legenda, dan roman.
Teks cerita sejarah jenis ini ditulis tanpa menggunakan imajinasi, sepenuhnya didasarkan pada fakta dan peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi. Contoh dari sejarah nonfiksi adalah biografi, autobiografi, cerita perjalanan, dan catatan sejarah.
Terdapat ciri yang membedakan teks cerita sejarah dengan teks lainnya, yakni:
- Teks cerita sejarah disajikan secara kronologi atau berdasarkan rentetan peristiwa di masa lampau.
- Teks cerita sejarah berbentuk teks cerita ulang atau recount
- Teks cerita sejarah seringkali menggunakan kata konjungsi temporal, seperti ketika, setelah, sebelum, sementara dan masih banyak lagi.
- Teks cerita sejarah sering menggunakan kata konjungsi kausal, seperti karena, sebab, oleh karena itu, dan lain-lain.
- Teks cerita sejarah seringkali menggunakan fungsi keterangan tempat dan waktu. Hal ini berkaitan dengan latar, penokohan dan alur.
- Teks cerita sejarah seringkali menggunakan kata-kata bermakna tindakan atau perbuatan. Kata-kata ini menggambarkan rangkaian peristiwa yang dilakukan oleh tokoh dari cerita sejarah.
- Teks cerita sejarah berisi peristiwa sejarah yang faktual atau benar-benar terjadi.
Secara umum, teks cerita sejarah memiliki 3 struktur penyusunan, diantaranya:
Orientasi merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah. Pada bagian ini penulis dapat memulai cerita dengan memperkenalkan latar belakang mengenai suatu peristiwa sejarah, dari mulai waktu, tempat, hingga lokasi.
Urutan peristiwa adalah rangkaian peristiwa sejarah. Pada bagian ini penulis dapat menjelaskan peristiwa sejarah secara kronologis dan runtut.
Penutup adalah bagian akhir dari cerita. Pada bagian ini, penulis dapat membuat kesimpulan atau memberikan penilaian dari sudut pandangnya mengenai cerita yang telah dibuat.
"Kerajaan Malaka"
Malaka adalah salah satu kerajaan di Nusantara yang menjadi pusat perdagangan rempah di Asia. Kapal-kapal dari Gujarat, Bengali, Persia, dan Arab datang ke Malaka untuk berdagang. Kondisi ini menarik perhatian Portugis untuk menguasai wilayah tersebut. Kedatangan Portugis langsung menimbulkan kecurigaan di kalangan rakyat Malaka karena mereka datang bukan atas nama individu, melainkan atas nama negara.
Kapal-kapal mereka juga bukan kapal dagang biasa, melainkan kapal perang yang dipersenjatai dengan meriam yang siap ditembakkan. Armada Portugis pertama yang mendarat di perairan Malaka dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira.
Mereka meminta izin untuk berdagang di Malaka, tetapi rakyat dan Sultan Mahmud Syah menolak permintaan tersebut karena mengetahui bahwa tujuan Portugis sebenarnya adalah untuk menguasai perdagangan di perairan Malaka.
Kemudian, rakyat Malaka yang curiga segera menyerang armada Portugis. Serangan tersebut dijadikan alasan oleh Albuquerque, pemimpin pasukan Portugis, untuk melancarkan serangan balasan.
Perang pun berkobar dengan dahsyat dan menelan banyak korban di kedua belah pihak. Rakyat Malaka tidak mampu menahan serangan Portugis karena harus menghadapi persenjataan modern.
Pada akhirnya, Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Sultan Malaka terpaksa menyingkir ke Pulau Bintan, tetapi perlawanan rakyat Malaka terus berlanjut meskipun bersifat lokal.