TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di wilayah Kabupaten Subang. Sabtu(28/9/2024) 

Kegiatan PKM Fakultas Kedokteran UPI tersebut dilaksanakan di 3 lokasi yakni Gedung KONI Subang, Gedung PGRI Subang dan RSUD Ciereng Subang yang diisi dengan kegiatan sosialisasi tentang kesehatan

Di RSUD Subang kegiatan PKM Fakultas Kedokteran UPI memberikan sosialisasi kepada pasien diabetes tentang Bahaya Penyakit Diabetes Millitus 

SB12809

Dekan Fakultas Kedokteran UPI, Prof.dr. Hamidie Ronald Daniel Ray, M.Pd. Ph.D, mengatakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Kedokteran UPI di Subang ini, digelar di tiga tempat, salah satunya di RSUD Ciereng Subang dengan sasaran para pasien diabetes yakni dengan memberikan sosialisasi tentang bahaya penyakit Diabetes Millitus.

"Kegiatan sosialisasi bahaya diabetes melitus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kadar glukosa darah sejak dini," ujar Profesor  Hamidie Ronald Daniel Ray kepada Tribunjabar, Sabtu(28/9/2024)
 
Menurut Profesor Hamidie, Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang berbahaya karena dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf. 
 
"Komplikasi diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan kerusakan saraf pada kaki," katanya

SB22809


 
Dikatakan Hamidie, Beberapa faktor risiko diabetes melitus, antara lain: kegemukan, kurang aktivitas fisik, diet tidak seimbang, riwayat penyakit jantung, dan hipertensi. 
 
"Penyakit ini bisa di cegah dengan cara rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, menerapkan pola makan sehat, melakukan pengecekan gula darah secara berkala, dan mengelola stres," katanya

Hamidie berharap, sosialisasi terkait bahaya penyakit Diabetes Millitus yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran UPI di RSUD Subang bisa memberikan pemahaman dan kesadaran dini kepada masyarakat akan bahaya penyakit tersebut.

"Semoga dapat memberikan kesadaran sejak diri terkait bahaya penyakit tersebut dan membantu pasien diabetes melitus mendapatkan pengetahuan yang benar tentang diabetes melitus dan membantu pasien diabetes melitus terhindar dari mitos dan hoax tentang diabetes melitus agar lebih kuat secara mental dalam menghadapi penyakit tersebut,  sekaligus bisa menurunkan angka penderita," ungkapnya

Sementara itu Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr.dr.Imas Damayanti, M.Kes mengatakan dalam sosialisasi tersebut bahwa Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

"Diabetes atau penyakit gula (gula darah tinggi) adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang perlu waspadai oleh masyarakat.Adapun tanda utama dari penyakit ini adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal," katanya.

Dikatakan Imas, Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi.

"Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh. Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh," ungkapnya

Pada kesempatan tersebut, dokter Imas Damayanti menjelaskan beberapa penyebab Diabetes Melitus. Diantaranya usia sudah lebih dari 40 (empat puluh) tahun, bahkan sekarang usia remaja pun banyak yang sudah menderita Diabetes Millitus, faktor keturunan mempunyai riwayat keluarga yang menderita Diabetes Melitus, kehamilan dengan gula darah tinggi, bayi yang memiliki berat badan lahir mencapai 4kg atau lebih, dan lain sebagainya.

"Secara umum, penyakit Diabetes Melitus terjadi akibat gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan akumulasi menumpuknya kadar gula dalam darah dan berada diatas ambang batas normal yang bersifat kronis dan jangka panjang," terangnya

Beliau juga menambahkan gejala dari Diabetes Millitus antara lain, intensitas buang air kecil yang cukup sering, cepat merasa lapar, sering merasa haus, berat badan turun drastic, sering merasa kesemutan, gatal diarea kemaluan dan luka yang sulit sembuh atau bahkan menghitam.

"Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular tapi berbahaya. Karena tingginya kadar glukosa darah dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata dan system saraf. Oleh karena itu, jika seseorang terkena Diabetes Melitus dan tidak segera mendapat penanganan, maka akan menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan dan bahkan kerusakan saraf pada kaki," tuturnya

Melihat begitu banyaknya penyakit berbahaya yang mengiringi Diabetes Mellitus, maka diharapkan orang yang menderita penyakit tersebut segera memeriksakan diri ke dokter untuk segera mendapat penanganan dan obat untuk dapat mengontrol kadar glukosa pada tubuh.

"Orang awam biasanya hanya akan berpikir bahwa Diabetes Melitus hanyalah penyakit karena terlalu banyak mengkonsumsi gula. Sehingga mereka hanya akan mengurangi minuman manis dalam kesehariannya. Padahal batas konsumsi gula adalah hanya sebanyak 50 gram atau sama dengan 4 sendok makan," ucapnya

Diharapkan dengan adanya penyuluhan Diabetes Melitus, dari Fakultas Kedokteran UPI dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk tetap dapat menjaga kadar glukosa pada tubuh sejak dini.

"Dengan masyarakat yang sehat, maka akan tercipta kemasyarakatan yang baik.Maka dari itu tetap jaga pola hidup sehat setiap hari dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan tak berlebihan mengkonsumsi gula, serta rajin berolahraga," ucapnya

Sementara itu, Dirut RSUD Ciereng Subang, dr.Ahmad Nasuhi mengucapkan terima kasih dan rasa bangganya RSUD Subang telah dipilih menjadi tempat Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran UPI 

"Kami sangat bangga bisa dipilih jadi tempat kegiatan PKM Fakultas Kedokteran UPI, dengan menggelar sosialisasi Bahaya Penyakit Diabetes Millitus," ucapnya

Seperti diketahui penyakit Diabetes Millitus penyakit yang paling menakutkan bagi masyarakat khususnya diusia 40 tahun keatas.

"Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular tapi berbahaya. Karena tingginya kadar glukosa darah dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata dan system saraf," katanya

Semoga dengan adanya sosialisasi tentang bahaya Penyakit Diabetes Mellitus ini bisa memberikan pemahaman sejak dini, cara pencegahan agar terhindar dari Diabetes.

"Kedepan tentunya kami berharap, Fakultas Kedokteran UPI bisa terus bersinergi dengan RSUD Subang untuk bersama-sama memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat demi terwujudnya masyarakat Subang yang sehat dan bebas dari penyakit," ucapnya

Selain menggelar sosialisasi tentang bahaya Penyakit Diabetes Millitus, Fakultas Kedokteran UPI juga menggelar senam sehat bersama masyarakat dihalaman RSUD Subang (*)

Caption: Kegiatan PKM Fakultas Kedokteran UPI di RSUD Subang dengan Sosialisasi Bahaya Penyakit Diabetes Millitus.foto : Tribunjabar / Ahya Nurdin

Baca Lebih Lanjut
FKG UI Edukasi Warga Cikeas Bogor Terkait Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak
Sindonews
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Jakarta Raih Medali Perak di Kompetisi Sains Internasional 2024
Sindonews
UTM Masuk Jajaran Elite Kampus Terakreditasi Unggul, Jalan Mulus Pendirian Fakultas Kedokteran
Januar
2 Mahasiswa Kedokteran Unpad Masuk Daftar Peneliti Terbaik Dunia 2024
Sindonews
Bahaya Obat Dijual Bebas di Warung, Dosen Unsrat Manado Sebut Setuju Aturan Baru BPOM
Chintya Rantung
Kemenkes: Nasib PPDS Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Ditentukan Paling Lambat 2 Minggu Ke Depan
Adi Suhendi
FK-UI dan Empat Mahasiswa Asing Lakukan Deteksi Dini DBD di Depok
Detik
Cegah Neuropati, Mahasiswa Fisioterapi UI Sosialisasikan Makanan Rendah Gula
Sindonews
Keseringan Makan Tahu-Tempe Bisa Picu Penyakit Asam Urat? Ini Faktanya
Detik
RS EMC Pekayon Hadirkan Sport Clinic bagi Masyarakat Pecinta Olahraga
Sindonews