TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasar Burung Satria, terletak di Jalan Veteran, Denpasar, Bali, bukan hanya sekadar pasar biasa.
Tempat ini merupakan destinasi wisata unik yang menggabungkan pengalaman berbelanja hewan peliharaan dengan nuansa khas Bali.
Sebagai salah satu pasar hewan tertua di Bali, Pasar Burung Satria telah menjadi pusat bagi pecinta satwa, baik lokal maupun wisatawan, yang ingin menikmati keanekaragaman hewan sambil merasakan atmosfer khas pulau dewata.
Saat memasuki area pasar, pengunjung disambut oleh deretan kios yang menjual berbagai jenis hewan peliharaan beserta pernak-perniknya.
Dari kiri hingga kanan, mata akan dimanjakan dengan pemandangan beragam hewan seperti burung-burung eksotis, ayam hias, anjing, kucing, iguana, ikan, kura-kura, hamster, dan masih banyak lagi.
Suara merdu dari burung-burung yang berkicau memberikan suasana hangat dan ramah, seolah mengajak para pengunjung untuk menjelajahi lebih dalam setiap sudut pasar ini.
Pasar Burung Satria memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tahun 1980-an.
Dibangun di atas lahan milik Puri Satria, pasar ini merupakan inisiatif dari Cokorda Ngurah Mayun Samirana, yang ingin memberikan tempat bagi para pedagang burung yang terdampak oleh pembangunan GOR Lila Buana di Kreneng.
Dengan lahan awal yang hanya seluas 6 x 15 meter dan lima kelompok pedagang burung lokal, pasar ini telah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Perkembangan Pasar Burung Satria tidak hanya terlihat dari segi jumlah pedagang, tetapi juga dari penataan dan fasilitas yang semakin memadai.
Pada tahun 2000, pasar ini resmi diakui sebagai objek wisata oleh Wakil Wali Kota Denpasar saat itu, I Ketut Robin, MBA.
Meski sempat dilanda tantangan, seperti wabah flu burung dan insiden kebakaran, Pasar Burung Satria tetap bertahan dan terus berkembang, bertransformasi menjadi salah satu penunjang pariwisata yang penting di Kota Denpasar.
Kini, Pasar Burung Satria tetap eksis sebagai destinasi favorit bagi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Bukan hanya sebagai tempat untuk membeli hewan peliharaan, pasar ini juga menawarkan pengalaman edukatif dan rekreasi bagi keluarga.
“Selain sebagai tempat untuk membeli hewan-hewan peliharaan, Pasar Burung Satria ini menjadi tempat yang bagus untuk rekreasi dan pembelajaran untuk anak-anak,” ujar Ibu Irin, salah satu pengunjung setia.
“Trus harga hewan-hewan di sini terjangkau juga, jadi lumayan lah untuk hadiah anak-anak, supaya mereka bisa merawat hewan gitu,” tambahnya.
Pasar ini buka setiap hari dari pukul 07.00 WITA hingga 17.00 WITA, dengan waktu tutup yang sedikit bervariasi di sore hari.
Untuk menikmati semua yang ditawarkan, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk yang sangat terjangkau, yaitu Rp 2.000.
Tidak hanya sebagai pusat jual beli, Pasar Burung Satria juga menjadi lokasi favorit bagi berbagai kegiatan komunitas pecinta burung dan satwa, sehingga menjadikannya tempat yang ideal untuk melengkapi wisata budaya Anda di Kota Denpasar.
Pasar Burung Satria adalah lebih dari sekadar pasar, namun juga sebagai simbol dari ketahanan, komunitas, dan warisan budaya Bali yang hidup.
Sebuah tempat di mana tradisi bertemu dengan modernitas, dan di mana setiap pengunjung dapat merasakan keindahan dan keragaman dunia hewan dalam balutan nuansa khas Bali yang tak terlupakan.(*)