TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Dari banyaknya alat kontrasepsi, KB spiral menjadi salah satu yang paling banyak digunakan untuk mencegah kehamilan.
Pasalnya, KB spiral dapat mencegah kehamilan selama 5 hingga 10 tahun.
KB spiral merupakan alat plastik dan tembaga berbentuk T berukuran kecil, yang dimasukkan ke dalam rahim.
Mengingat ada benda asing dalam tubuh, bukan tidak mungkin KB spiral menyebabkan efek samping jangka panjang.
Melansir dari akun TikTok @dokter pasutri, dr Boyke menjelaskan ada beberapa dampak yang bisa terjadi jika menggunakan KB spiral.
Menurut dr Boyke, dampak panjang KB spiral salah satunya bisa memunculkan jamur di rahim wanita.
Namun jamur ini bisa muncul jika perempuan jarang mengecek KB yang dipasang ke dokter.
"Si wanita lupa untuk pemeriksaan, oh sudah aman ini enggak akan hamil enggak ke dokter lagi, tiba-tiba sudah kena jamur dan sebagainya," jelasnya.
Menurut dr Boyke, boleh-boleh saja wanita menggunakan KB Spiral dalam jangka waktu panjang.
Namun wanita tetap harus melakukan pengecekan setiap setahun sekali.
"Boleh-boleh saja, asalkan jangan lupa setahun sekali periksa minimal di USG apakah spiralnya masih ada di situ atau tidak," kata dr Boyke.
Penyebab sudah pasang KB spiral tapi masih hamil
dr Boyke menjelaskan alasan wanita masih hamil meski sudah menggunakan KB spiral.
Ia mengatakan, tingkat efektivitas KB IUD atau spiral tidak mencapai 100 persen.
Efektivitas kontrasepsi ini hanya mencapai 97 persen dalam mencegah kehamilan.
Artinya, masih ada 3 persen kemungkinan untuk gagal.
"Jadi jika ada 100 yang menggunakan IUD, 3 di antaranya bisa hamil," jelas dr Boyke.
Faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya kehamilan adalah karena IUD bergeser dari tempatnya.
Terkadang, para ibu tidak menyadari bahwa IUD-nya telah bergeser sehingga efektivitasnya menjadi berkurang.
Bisa juga karena IUD telah melewati batas kedaluwarsa.n.