Alergi makanan merupakan respons berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu dalam makanan, yang disebut sebagai alergen.
Reaksi ini terjadi ketika tubuh menganggap protein dalam makanan sebagai ancaman dan melepaskan antibodi yang memicu gejala alergi.
Meski tidak semua orang bereaksi terhadap alergen, bagi mereka yang memiliki alergi, konsumsi alergen dapat menimbulkan gejala mulai dari yang ringan hingga berat, bahkan mengancam nyawa. Dalam artikel ini, kita akan melihat jenis-jenis alergen yang diidentifikasi di berbagai negara serta risiko yang dapat ditimbulkan.
Jenis Alergen Makanan di Indonesia
Di Indonesia, alergen makanan diatur melalui Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Berikut ini adalah jenis-jenis alergen yang ditetapkan dalam peraturan tersebut:
Ilustrasi resep udang balon yang viral. Foto: Jaded Art/Shutterstock
Jenis Alergen di Negara Lain
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) mengatur sembilan alergen utama, dikenal sebagai "Big Nine". Alergen tersebut mencakup susu, telur, ikan, krustasea (seperti udang dan kepiting), kacang pohon (tree nuts), kacang tanah, gandum (gluten), kedelai, serta wijen, yang ditambahkan ke dalam daftar pada tahun 2021.
Di Australia dan Selandia Baru, Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) mengidentifikasi alergen utama seperti susu, telur, kacang pohon, kacang tanah, ikan, kedelai, gandum (gluten), wijen, dan kacang lupin.
Sementara itu, di Eropa terdapat 14 alergen utama yang diatur oleh Food Standards Agency (FSA), yaitu seledri, serealia mengandung gluten, krustasea, telur, ikan, kacang lupin, susu, moluska, mustard, kacang pohon, kacang tanah, wijen, kedelai, dan sulfit.
Meskipun terdapat kemiripan dalam daftar alergen di berbagai negara, perbedaan ini mencerminkan pola makan lokal dan risiko yang lebih tinggi pada populasi tertentu.
Bahaya Alergen Makanan
Reaksi alergi makanan dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Pada beberapa kasus, gejala bisa muncul hanya dalam hitungan menit setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung alergen. Berikut adalah beberapa bahaya utama yang perlu diwaspadai dari alergen makanan:
Anafilaksis – Reaksi alergi parah yang mengancam nyawa. Gejala termasuk kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah, hingga kehilangan kesadaran. Anafilaksis memerlukan tindakan medis segera, biasanya melalui injeksi epinefrin.
Gejala pencernaan – Termasuk mual, muntah, sakit perut, dan diare, yang dapat mengganggu kualitas hidup, terutama jika terjadi berulang kali.
Gangguan kulit – Beberapa alergi makanan menyebabkan ruam, eksim, atau pembengkakan pada kulit.
Gangguan pernapasan – Alergen dapat memicu sesak napas, mengi, atau hidung tersumbat.
Alergen makanan adalah masalah kesehatan serius yang dihadapi di seluruh dunia. Berbagai negara memiliki regulasi ketat untuk melindungi konsumen dengan mewajibkan pelabelan yang jelas pada produk pangan. Bahaya dari alergen, terutama risiko anafilaksis, memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai alergen dan bahayanya, konsumen dapat lebih waspada dalam memilih makanan, sehingga dapat menghindari risiko kesehatan yang tidak diinginkan.
Baca Lebih Lanjut
Jennifer Coppen Larang Orang Asing Sentuh Anaknya, Ini Bahayanya Menurut Dokter!
KumparanMOM
Mengenal Warna Taupe dan Perpaduan Warna yang Cocok
KumparanWOMAN
Mengenal Lebih Banyak Makanan dan Tradisi Korea lewat '2024 Kimchi x K-Food Promotion in Jakarta'
Sindonews
Apa itu Mesin Koil Winding? Mari Mengenal Lebih Dalam Mesin yang Satu Ini
Sabrina Karisma Putri
Real Food vs Ultra Processed Food: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan Anda?
Rizki Dwi Setiawan
Park Hyatt Jakarta Suguhkan Masters of Food and Wine
Sindonews
Beda Hipertensi dan Hipotensi yang Berhubungan dengan Tekanan Darah
Aullia Rachma Puteri
Cuma Rp85.000, Bisa Makan Chinese Food Sepuasnya di Aston Banyuwangi
Timesindonesia
Kenapa Bersin Berbau? Ini Alasan dan Macam-macam Baunya, Perhatikan
Dok Grid
Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif, Jenis, Tahapan, dan Contohnya, Mahasiswa Wajib Tahu
Sindonews