SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan contoh Jurnal Pembelajaran Modul 2 PSE atau Pembelajaran Sosial Emosional bagi peserta PPG Guru Tertentu Tahun 2024/22025.
PPG Guru Tertentu 2024/2025 akan lebih dominan dilakukan melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Salah satu modul yang nantinya akan di pelajari di pendidikan PPG melalui PMM ialah Modul 2 PSE.
Artikel ini hadir untuk membantu peserta PPG yang sedang melakukan pembelajaran PPG di PMM khususnya yang akan membuat jurnal pembelajaran tentang Pembelajaran Sosial Emosional.
Untuk itu, berikut ini disajikan contoh format dan cara membuat jurnal Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang telah tervalidasi.
Berikut ini hal penting yang perlu untuk diketahui dalam pembuatan jurnal pembelajaran di Modul PPG.
Untuk menghindari kegagalan validasi, pastikan Jurnal Pembelajaran Anda memenuhi kriteria kelulusan, yaitu :
1. Memenuhi minimal 300 kata
2. Tidak mengandung unsur plagiasi
3. Disarankan menggunakan aplikasi pengolahan kata seperti Ms. Word atau Google Docs dan tidak terlalu banyak unsur visual agar dapat terbaca oleh sistem.
4. Unggah Jurnal Pembelajaran dalam format PDF
Pada contoh jurnal Pembelajaran Sosial Emosionaal (PSE) yang akan dibagikan ini memuat beberapa item yang penting diantaranya yaitu :
- Penjelasan tentang Pembelajaran Sosial Emosional
- Modul Ajar
- Umpan Balik
- Dokumentasi saat melakukan aktivitas pembelajaran
Jurnal Pembelajaranku
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Disusun Oleh :
Nama :
No. UKG :
LPTK :
Sebuah Refleksi Pengalaman Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Pada akhir pembelajaran topik kedua ini, saya telah memahami pentingnya pembelajaran sosial emosional (PSE) dan bagaimana menerapkannya dalam kelas. Dengan umpan balik dari rekan sejawat dan kepala sekolah, saya telah menyusun rencana pembelajaran yang terstruktur dan relevan. Laporan ini akan menguraikan langkah-langkah konkret yang saya ambil
untuk menerapkan rencana PSE dalam praktik pembelajaran secara efektif.
Karena sekarang saya memahami dan percaya akan pentingnya pembelajaran sosial emosional (PSE) untuk peserta didik dan diri saya, maka kedepannya, sebagai seorang guru saya akan mengintegrasikan PSE ke dalam setiap aspek pembelajaran di kelas saya.
1. DEFENISI PSE
PSE adalah proses dimana anak dan orang dewasa memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengembangkan identitas yang sehat mengelola emosi dan mencapai tujuan pribadi dan kolektif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang mendukung dan membuat keputusan yang bertanggung jawab dan penuh rasa kepedulian.
2. KONSEP PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Membekali individu dengan alat untuk menavigasi kompleksitas emosi, mengembangkan empati, dan membangun hubungan
interpersonal yang kuat. Dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional ke dalam kerangka pendidikan di sekolah.
Pembelajaran Sosial-Emosional tidak hanya digunakan sebagai sebuah upaya untuk menungkatkan pencapaian akademik, tetapi juga sebuah upaya dalam memelihara kesejahteraan emosional peserta didik dan para pendidik. Tumbuhnya kesadaran diri dan keterampilan regulasi emosi yang diajarkan lewat pembelajaran sosial emosional diharapkan dapat mengatasi akar penyebab stres dan keputusan peserta didik dan guru saat menghadapi tantangan didalam kehidupan.
3. LIMA KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL MENURUT CASEL
1) Self-awareness (kesadaran diri), yaitu kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran dan nilai-nilai yang mempengaruhi prilaku dalam berbagai konteks situasi.
2) Self-management (Manajemen diri), yaitu kemampuaan untuk mengelola emosi, pikiran dan prilaku secar efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan inspirasi.
3) Sosial awareness (kesadaran sosial), yaitu kemampuan untuk memahami perspektif dan berempati dengan orang lain, termasuk termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya dan konteks yang berbeda.
4) Relationship skills (keterampilan sosial), yaitu kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan mendukung serta menavigasi situasi dengan individu dan kelompok yang beragam secara efektif.
5) Responsibel decision making (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab), yaitu kemampuan membuat pilihan yang tepat dan konstruktif tentang prilaku pribadi dan interaksi sosial
CERITA PENGALAMAN BERMAKNA
Pengalaman saya ini berawal ketika saya mengajar di kelas XII IPS .Setiap saya masuk dikelas tersebut saya selalu dihadapi masalah dari seorang anak yang Bernama Delfianto yang mana anak tersebut selalu membuat kekacauan dikelas seperti menggangu teman saat pembelajaran berlangsung, sering mintak permisi, tidak membuat tugas, tidur dikelas. Suatu Ketika pada saat pemebalajaran Sejarah dia telat masuk kelas sepuluh menit dari saya masuk , kemudian saya tanya alasan mengapa terlambat dia jawab makan dikantin. Sebelumnya sudah dibuat kesepakatan kelas kalua sudah telat lewat dari 5 menit maka harus lapor guru piket terlebih dahulu. Maka sesuia kesepakatan saya menyurunya lapor ke guru piket terlebih dahulu baru masuk . Tapi alangkah terkejutnya saya dia langsung jawab dengan nada tinggi “ Mending saya tidak masuk buk! Terlalu
banyak aturan sekolah ini’ “ Prang.....!!! sambil menendang pintu dengan emosinya yang dia berlalu pulang.
Hari berikutnya saya memanggil anak tersebut mencoba untuk mencari tau apa permasalahan yang membuat dia cepat emosi. Saya ajaklah untuk bercerita dari hati ke hati akhirnya dia mengakui bahwa memang dia sulit untuk mengendalikan emosinya dan mudah terpancing amarah. Maka saya berfikir bahwa kasus anak ini perlu ditindak lanjuti agar tidak berulang karena itu merupakan salah satu prilaku menyimpang yang apabila dibiarkan akan berakibat fatal. Saya mengambil Tindakan dengan mencerikatan kepada guru BK. Karena saya beranggapan permasalahan ini tentunya perlu mendapat penanganan yang tepat,karena apabila dibiarkan hal tersebut dapat mempengaruhi berbagai aspek penting dalam perkembanagn peserta didik tersebut terutama prestasi dan hasil belajar. Peserta didik yang sulit mengendalikan emosi menjadi tidak bisa maksimal, dapat
menggagu ketenangan belajar teman yang lainnya serta terdapat kemungkinan bisa dijauhi oleh teman-temannya.
Dari pantauan saya setelah diserahkan ke guru BK, maka guru BK melakukan pendekatan secara emosional dan social. Dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan dan treatment yang sesuai dengan kebutuhannya maka secara berlahan anak tersebut bisa mengendalikan emosinya dengan baik.
PEMBELAJARAN YANG BISA DIAMBIL
Pentingnya mengenalkan peserta didik tentang pembelajaran sosial emosinal sedini mungkin agar mereka bisa mengolah emosinya sendiri dan orang lain, cara berempati sesama teman serta cara menjalin kerjasama yang baik pentingnya kita sebagai pendidik untuk menciptakan pembelajaran sosial emosional dilingkungan sekolah secara konsisten karena sejatinya seorang pendidik bukan hanya sebagai penilai akademik tapi juga bertanggung jawab dalam mengolah emosi peserta didik. Saya juga belajar untuk memahami karakter peserta didik dan lebih sabar dalam menghadapi peserta didik dalam pembelajaran sosial
emosionalnya
AKSI DAN TINDAK LANJUT
Setelah belajar dari pengalaman yang saya tuliskan saya berkomitmen untuk menciptakan aspek - aspek yang ada didalam pembelajaran sosial emosional kedalam setiap pembelajaran yang saya terapkan. Saya juga akan lebih sering mengajak siswa melakukan diskusi kelompok untuk bersama - sama menyelesaikan materi pembelajaran secara kolaborasi. Agar mereka bisa saling mendukung dan beremapati satu sama lain. Komunikasi saya dengan setiap peserta didik juga akan menjadi fokus saya dalam rangka menciptakan sosial emosional peserta didik serta mengajak mereka untuk bersama - sama berupaya untuk menemukan solusi dari setiap permasalah yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Saya juga akan mengajak rekan - rekan dewan guru untuk bersama - sama menciptakan pembelajaran sosial emosional disetiap pembelajaran baik ketika belajar maupun tidak dalam proses belajar dan mengajar
UMPLAN BALIK
KESIMPULAN
Pembelajaran sosial emosional adalah salah satu pembelajaran yang sangat penting guna membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya terjamin dari akademisnya namun juga terjamin dalam pengolahan sosial emosionalnya. Pengalaman dalam penerapan pembelajaran sosial emosional ini juga telah banyak mengajarkan saya tentang pentinganya sosial emosional dalam
setiap aspek kehidupan yang kita hadapai. Melalui kerjasama, komunikasi, rasa empati, serta kesadaran diri yang baik membuat ikatan antara pendidik dan peserta didik bisa terjalin dengan harmonis sehingga dapat mempengaruhi tercapainya tujuam pembelajaran yang efektif dan efisien. Semoga tulisan yang telah saya buat ini dapat bermanfaat dikemudian hari bagi rekan - rekan semua.
Referensi Jurnal Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) - (KLIK DISINI)
Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dengan klik Di Sini.