TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita open BO setelah cerai dari suaminya. Dia Open BO demi memenuhi biaya kuliah S2. 

Wanita itu telah cerai dari suaminya bernama Ayi. 

Dilansir dari SCMP via TribunTrends, fakta ini terkuak ketika pria tersebut menemukan jurnal data pelanggan yang dibuat oleh sang mantan istri.

Jurnal tersebut menulis dengan jelas uang pemasukan sang mantan istri, yang ternyata uang tersebut untuk kuliah S2.

Ada pula daftar nama pelanggan hingga penghasilan mantan istri yang cukup signifikan.

Diduga uang yang didapat dari jual diri tersebut bisa saja untuk membeli rumah, mobil, dan keperluan lainnya.

Ayi sudah menceraikan istrinya pada Mei 2021 lalu.

Mereka cerai dengan kesepakatan agar sang suami memiliki hak asuh atas kedua anak.

Belum lagi perjanjian istrinya tidak membayar tunjangan untuk anak.

Ayi memilih untuk tidak meminta tunjangan untuk mantan istrinya dengan alasan agar sang istri bisa menghadapi masalah keuangan.

Apalagi istri Ayi sedang mengejar gelar master S2.

Lalu betapa syoknya saat Ayi menemukan fakta bahwa mantan istrinya kini menjual diri alias Open BO.

Tak main-main, jurnal yang ditemukan Ayi begitu merinci terkait pekerjaan mantan istrinya.

Dalam jurnal tersebut mantan istri Ayi merinci dari profesi klien, horoskop, dan biaya Open BO.

Ayi juga mengungkapkan bahwa setelah lulus, mantan istrinya masih menjual diri bahkan berpenghasilan hingga NT$200.000 (Rp 95 juta) per bulan.

Setelah memergoki jurnal dan pendapatan sang mantan istri, Ayi pun memintanya berkontribusi dalam menghidupi anak-anak.

Ayi mengajukan gugatan hukum agar istrinya membayar NT$15.000 (Rp7 juta) per bulan untuk setiap anak.

Mantan istri Ayi pun menolak, ia beranggapan bahwa suaminya tak membiayai apapun saat kuliah S2.

Selain tak membiayai kuliah, mantan istri Ayi menilai suaminya bak mencampakkan dan menyebabkan mantan istri Ayi bekerja Open BO.

Hal ini tentu membuat hubungan Ayi dan mantan Istrinya panas, hingga akhirnya Ayi terus menguliti pekerjaan mantannya.

Istrinya menjelaskan bahwa dia memperoleh rumah dan mobil dengan mengambil pinjaman bank yang cukup besar.

Hal ini tentunya menjadi beban kehidupan Ayi, tetapi dia melakukannya untuk memudahkan bertemu dengan anak-anaknya.

Dia berpendapat bahwa gugatan hukum Ayi, yang mengutip aset keuangannya sebagai bukti tidak adil dan meminta pengadilan untuk menolak klaim Ayi.

Selama proses pengadilan, Ayi menyerahkan foto-foto buku catatan mantan istrinya sebagai bukti keterlibatannya dalam pekerjaan tersebut.

Namun, pengadilan memutuskan bahwa nama dan nomor yang disertakan kurang jelas, dan tidak dapat dijadikan sebagai bukti bahwa mantan istri Ayi bekerja di dunia malam.

Mengenai tunjangan anak, hakim menekankan bahwa kedua orang tua seharusnya bertanggung jawab untuk menghidupi anak-anak mereka.

Lalu hakim meminta mantan istri Ayi untuk membayar NT$5.000 per bulan untuk setiap anak.

Kasus ini dilaporkan langsung situs berita Taiwan ETtoday, dan viral di media sosial Taiwan.

“Apakah pekerja seks perlu memiliki gelar saat ini?” tanya salah satu warganet.

“Terlepas dari tekanan finansial atau tidak, tunjangan anak adalah wajib bagi suami dan istri meski cerai."

"Memiliki anak berarti mereka bertanggung jawab setidaknya selama 18 tahun pertama kehidupan anak,” komentar warganet lain.

Sementara itu, baru-baru ini viral para istri di China berbondong-bondong mendaftar untuk ikut perkemahan khusus.

Perkemahan itu bukan sembarang perkemahan.

Pasalnya, perkemahan itu bertujuan untuk mencegah para suami kepincut pelakor.

Dilansir TribunTrends dari World of Buzz Selasa (24/9/2024), sejumlah wanita setengah baya mendaftar kamp pelatihan daya tarik seks.

Pada kamp pelatihan tersebut, mereka mempelajari teknik merayu dan mencegah perselingkuhan.

Di bulan Juli, sekelompok wanita bertemu di kota Hangzhou di provinsi Zhejiang untuk program yang diselenggarakan selama dua hari tersebut.

Tiap peserta dikenakan biaya 2.999 yuan atau sekitar Rp 6,4 juta.

Poster yang mengiklankan acara tersebut sempat viral beberapa waktu lalu.

Pada poster itu tertulis, “Daya tarik seks adalah seorang wanita yang mengambil kendali atas hidupnya,”.

Mereka yang mendaftar kamp pelatihan tersebut juga harus mengenakan dresscode yakni cheongsam ketat yang dipadukan dengan stoking hitam .

Pada hari pertama, mereka menghadiri kuliah tentang “hakikat cinta” dan mempelajari teknik mencapai orgasme.

Sementara itu, hari kedua menekankan pada ciuman, tarian sensual, dan permainan merobek kaus kaki.

Mereka juga terlibat dalam latihan bermain peran yang bertujuan untuk mengajarkan mereka cara menunjukkan pesona mereka dalam situasi intim.

Para istri dikabarkan tertarik ke kamp pelatihan tersebut setelah membaca slogan: “Bangkitkan kembali gairah dalam pernikahan Anda, hidupkan kembali kehidupan erotis Anda.”

Para peserta mengatakan kursus tersebut membantu mereka menemukan harga diri dan mendorong mereka untuk percaya bahwa wanita paruh baya bisa menjadi kuat dan menarik.

Media Tiongkok menyatakan bahwa kamp tersebut diselenggarakan oleh sebuah perusahaan bernama Sex Appeal Academy.

Perusahaan itu memiliki banyak instruktur wanita yang mengklaim bahwa mereka adalah terapis tingkat lanjut dalam hubungan intim dan seks.

(*/tribun-medan.com) 
 


 
     
 

Baca Lebih Lanjut
Tangis Mantan Suami Istri Bertemu usai 22 Tahun Cerai, Dulu Pisah karena Ekonomi Sulit, Anak Terharu
Mujib Anwar
Kesaksian Wanita Jadi Selingkuhan Suami Teman 19 Tahun, Kesal Tak Kunjung Cerai, Kini Ingin Lepaskan
Mujib Anwar
Ada Beasiswa Kuliah ke Jerman untuk S2-S3, Ini Syarat Daftarnya!
Detik
Kuliah Lagi Menjelang Senja
Detik
Beasiswa KAUST Arab Saudi S2-S3: Jadwal, Syarat, dan Cara Daftar Kuliah
Detik
Baru 2 Bulan Menikah, Wanita Ini Dihajar Suami Sampai Koma 3 Bulan Gegara Game, Dikompori Mertua
Septrina Ayu Simanjorang
4 Beasiswa S2-S3 Luar Negeri Khusus Perempuan Tanpa Batas Usia, Berani Daftar?
Sindonews
Ini Alasan Ruben Onsu dan Sarwendah Cerai usai 11 Tahun Menikah
Sindonews
Sebelum Bunuh Suami, Dosen di Medan Daftarkan Korban ke Asuransi Jiwa, Segini Nominalnya jika Cair
Pravitri Retno W
Sosok Faris Ikut Program Fast Track S1-S2 di UGM, Lulus dengan IPK Nyaris Sempurna!
Detik