Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan Bumi akibat pelepasan energi. Dalam memantau gempa, ada tiga jenis alat pendeteksi gempa bumi yang perlu kamu tahu.
Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu. Adapun skala yang digunakan untuk menghitung besarnya kekuatan gempa adalah Skala Richter (SR). Apabila ingin mengukur besar kecilnya getaran tanah akibat gempa, kamu bisa menggunakan satuan bernama Magnitudo.
\nBadan pendeteksi gempa di berbagai belahan dunia umumnya menggunakan tiga jenis alat pendeteksi gempa, yakni Seismometer, Akselerograf, dan Intensitymeter. Bagaimana cara ketiganya? Simak di bawah ini.
Seismometer adalah sensor yang digunakan dalam pengamatan gempa bumi. Dalam pelaksanaannya, ada juga seismograf dan seismogram pada peralatan gempa bumi.
Seismograf merupakan alat yang digunakan untuk mencatat gempa bumi, sedangkan seismometer adalah sensor dari seismograf. Hasil rekaman dari seismograf disebut seismogram yang selanjutnya dianalisis ketika terjadi kejadian gempa.
Melansir laman Stasiun Geofisika Tangerang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seismogram mengandung berbagai macam informasi, seperti kombinasi pengaruh sumber seismik, lintasan perambatan, dan noise pada lokasi perekaman.
Akselerograf atau strong motion seismograph adalah alat yang digunakan untuk merekam guncangan tanah yang sangat kuat sehingga percepatan permukaan tanah terukur.
Mengingat seismograf sangat sensitif, suatu kejadian gempa dapat menghasilkan rekaman yang off scale atau bahkan berhenti ketika terjadi guncangan gempa bumi yang sangat kuat. Pada kondisi tersebut diperlukan akselerograf agar kejadian gempa tetap tercatat dengan baik.
Intensitymeter merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui intesitas kejadian gempa. Alat ini merupakan bagian dari jaringan monitoring gempa bumi kuat BMKG.
Hingga saat ini, belum ada teknologi yang bisa memprediksi terjadinya gempa. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan jika belum ada ilmu maupun teknologi yang bisa memprediksi secara akurat waktu terjadinya gempa.
"Sudah kita pahami bersama, bahwa hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan tepat dan akurat mampu memprediksi terjadinya gempa (kapan, di mana, dan berapa kekuatannya), sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya," jelasnya dalam detikNews pada Kamis (15/8/2024) lalu.
Itulah tiga jenis alat pendeteksi gempa bumi yang perlu kamu tahu. Pernah menggunakan salah satunya, detikers?
"Sudah kita pahami bersama, bahwa hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dengan tepat dan akurat mampu memprediksi terjadinya gempa (kapan, di mana, dan berapa kekuatannya), sehingga kita semua juga tidak tahu kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya," jelasnya dalam detikNews pada Kamis (15/8/2024) lalu.
Itulah tiga jenis alat pendeteksi gempa bumi yang perlu kamu tahu. Pernah menggunakan salah satunya, detikers?