TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Gunung Bidai tampak menjulang 549 meter di atas permukaan laut di Desa Tinjul, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Meski hanya tampak seperti bukit yang dipenuhi hutan, namun Gunung Bidai dianggap punya nilai budaya dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat Melayu Sekanak.

Sebagai informasi, orang Melayu Sekanak adalah masyarakat yang mendiami daerah pesisir di sekitar Teluk Sekanak dan pulau-pulau kecil yang kini berada di Kabupaten Lingga.

Sebagai kelompok yang secara historis terikat dengan daratan. 

Mereka hidup dari kekayaan alam pesisir, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan.

Kehidupan mereka dipusatkan pada desa-desa pesisir yang menjadi fondasi bagi keberlangsungan budaya Melayu tradisional.

Budaya orang Melayu Sekanak sangat dipengaruhi oleh adat istiadat Melayu. 

Dengan bahasa Melayu Sekanak sebagai salah satu identitas linguistik yang memperkuat ikatan mereka dengan leluhur.

Dalam perkembangan masyarakat, bagi mereka Gunung Bidai tidak hanya sekedar bentuk geografi.

Tetapi juga memiliki peran sentral dalam kehidupan spiritual dan budaya mereka.

Salah seorang narasumber yang ditemui Tribunbatam.id, Nurhade atau dikenal dengan sapaan akrab Adhe Bakong, telah menelusuri jejak cerita tentang gunung ini.

Pria yang juga berdarah Melayu Sekanak ini menjelaskan bahwa Gunung Bidai dianggap sebagai tempat yang sakral, dihuni oleh roh-roh leluhur dan kekuatan magis.

Cerita lisan dan mitos lokal menggambarkan, Gunung Bidai sebagai pusat spiritual yang memiliki energi kuat.

"Masyarakat Sekanak percaya bahwa gunung ini adalah tempat tinggal para penjaga alam dan roh leluhur yang harus dihormati," kata Adhe Bakong kepada Tribunbatam.id, Selasa (24/9/2024).

Ia menjelaskan, upacara adat dan ritual sering dilakukan di sekitar gunung sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan.

Tradisi ini menunjukkan hubungan erat antara masyarakat Sekanak dan lingkungan alam mereka.

"Melalui berbagai upacara dan ritual, mereka menjaga hubungan harmonis dengan alam sambil terus melestarikan warisan budaya mereka untuk generasi mendatang," ucap Adhe.

Gunung Bidai, dengan segala keagungan dan maknanya, tetap menjadi simbol kekuatan spiritual dan identitas budaya bagi Orang Melayu Sekanak, menghubungkan mereka dengan leluhur mereka dan dengan lingkungan alam yang mereka hargai dan lindungi.

"Begitulah orang-orang tua kami di Melayu Sekanak mempercayai hal ini. Cerita Gunung Bidai sudah tak asing di telinga mereka yang jadi simbol budaya dan spritual," tambahnya.

Sementara itu, Pemerhati Sejarah dan Budaya Lingga, Lazuardi membenarkan, bahwa Gunung Bidai memiliki banyak cerita bagi warga Teluk Sekanak.

Berdasarkan sumber lisan yang ia temui dari Almarhum Awang, beberapa tahun sebelumnya, bahwa di Gunung Bidai pernah ada sebuah perkampungan.

"Ini informasi lisan dari Almarhum Tok Awang dari Pulau Luton, Desa Langkap. Waktu saya temui sebelum dia meninggal, usia beliau saat itu 80 tahun, dan ini berdasarkan cerita dari beliau," sebutnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Dari cerita itu, dia menjelaskan, bahwa di kaki Gunung Bidai merupakan tempat Hang Tuah bermain saat kecil.

Lazuardi menjelaskan, anggapan Tok Awang, Hang Tuah dibesarkan di pemukiman Suku Melayu Sekanak.

Hal itu dengan adanya saat ini, situs Telaga Tujuh wilayah Air Keruh, Desa Langkap dan Sumur Hang Tuah yang saat ini berada di Sungai Duyung, Desa Tinjul.

"Di sana juga katanya ada makam lama yang tak jauh dari situ ke arah Desa Langkap dan di situ dikatakan dia sebagai kebun atau Kampung Hang Tuah selain di Sungai Duyung. Jadi Ada Telaga Tujuh selain Perigi (Sumur-red) Hang Tuah itu. Itu kata Tok Awang," jelas Lazuardi.

"Jadi Perigi Hang Tuah itu masuk Desa Tinjul dan Telaga Tujuh itu masuk Desa Langkap karena pemekaran. Memang wilayah Tinjul, Langkap dan wilayah lain di lokasi itu berada di Teluk Sekanak," sambung Lazuardi.

Lazuardi menjelaskan, dari bukti lain, bahwa saat ini masih berkembang 'Silat Seh' Hang Tuah dari murid-murid Awang di Desa Langkap dan wilayah sekitar.

Silat Seh lanjut Lazuardi, dipercaya diserap oleh orang Bunian atau Mahluk Ghaib yang menjaga Gunung Bidai.

Lazuardi menerangkan, bahwa Silat Seh merupakan silat yang dimasukkan dengan tenaga dalam.

"Silat yang masuk dengan secara tiba-tiba, dengan ketidaksadaran orang ketika bunyi gong, bunyi gendang, dia masuk secara tiba-tiba. Dipercaya yang masuk itu merupakan makhluk-makhluk Ghaib ke tubuh manusia (orang yang bersilat-red)," terang pria yang kerap disapa War ini.

Selain itu dari cerita Tok Awang, mengatakan ada sebuah batu besar dan perkuburan dengan nisan yang tinggi di kaki Gunung Bidai, yang dianggap bekas perkampungan lama.

"Ini memang sumber lisan dari cerita Tok Awang dan masyarakat di sana," tambahnya.

Cerita tersebut hingga saat ini dipercaya kuat oleh masyarakat Melayu Sekanak, menjadi misteri sendiri tentang Gunung Bidai. 

Selain nilai spiritualnya, Gunung Bidai juga menjadi destinasi wisata alam yang menarik.

Pendakian ke puncak gunung menawarkan panorama menakjubkan serta kesempatan untuk mengalami langsung keindahan dan tantangan alam.

Para pendaki dan wisatawan yang datang ke Gunung Bidai seringkali disarankan untuk menghormati adat dan tradisi lokal sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai budaya yang terkandung di gunung ini.

Keberadaan Gunung Bidai sebagai pusat kegiatan adat dan spiritual menegaskan pentingnya pelestarian budaya dalam kehidupan masyarakat Melayu Sekanak. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca Lebih Lanjut
5 Arti Mimpi Berada di Puncak Gunung, Simbol Kesuksesan dan Kesejahteraan, Kabar Baik Akan Datang!
Widy Hastuti Chasanah
5 Arti Mimpi Melihat Orang-Orangan Sawah, Jangan Sepelekan, Bisa Jadi Simbol Rasa Kesepian hingga Kebohongan
Nindya Galuh Aprillia
Kemolekan busana Po Meurah dan Matra pada penutupan PON 2024
Antaranews
Pendaki Wanita Ini Nyaris Tewas usai Cedera Kaki di Gunung Bawakaraeng Gowa
Sindonews
3 Rekomendasi Penginapan Pantai Gunung Kidul, Tepat di Pinggir Laut
Jendela Dunia
Peneliti Temukan 5 Gunung Bawah Laut Baru di Indonesia!
Detik
Penyintas Pemerkosaan Gisele Pelicot Jadi Simbol Perlawanan Perempuan Prancis
KumparanWOMAN
Viral Pendaki Cewek Pipis di Mata Air Gunung Gede Pangrango, Ulahnya Dikecam!
Detik
4 Arti Mimpi Anak Anjing Bukan Pertanda Buruk, Simbol Kepolosan sampai Kesetiaan
Fidiah Nuzul Aini
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores kembali erupsi setinggi 700 meter
Antaranews