Punya anak lebih dari satu menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan semua anak mendapatkan kasih sayang yang setara. Hal ini harus dilakukan agar tak ada anak yang merasa terabaikan.
Mungkin kita sebagai orang tua tidak bermaksud membeda-bedakan kasih sayang pada anak.
Tapi terkadang karena situasi dan kondisi tertentu, anak merasa saudaranya mendapat perlakuan yang lebih spesial, sedangkan ia tidak. Kondisi ini sering kali dialami anak tengah, atau populer dengan sebutan middle child syndrome.

Apa itu Middle Child Syndrome?

Psikolog Anak dan Pendidikan dari Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, M.Psi., mengatakan istilah middle child syndrome banyak digunakan untuk mendeskripsikan anak tengah yang cenderung merasa diabaikan.
Middle child syndrome membuat anak merasa tidak dianggap atau kurang diperhatikan dibandingkan kakak atau adiknya.
"Sehingga (mereka) tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri lebih, lebih jago negosiasi konflik, tapi katanya lebih pemberontak dan juga people pleasing sebagai kompensasi perhatian yang kurang ia dapatkan," ujar Orissa kepada kumparanMOM, Kamis (19/9).
Ilustrasi keluarga bahagia Foto: Shutterstock
Namun, middle child syndrome bukan merupakan diagnosis formal untuk gangguan kesehatan mental. Sejauh ini belum ada basis penelitian ilmiah yang kuat terkait middle child syndrome.
Menurut APA atau American Psychological Association, meskipun urutan kelahiran mungkin memiliki pengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang, namun studi terbaru menunjukkan banyak faktor yang lebih berperan signifikan.
Ilustrasi ibu dengan dua anak. Foto: comzeal images/Shutterstock
Misalnya, dinamika hubungan antara anggota keluarga, pola asuh, sosial ekonomi status, dan juga pengalaman hidup traumatis yang anak alami sepanjang hidupnya.
"Jadi, bagi orang tua yang memiliki anak lebih dari 2 jangan khawatir ya. Bukan berarti anak tengah akan kemudian mengalami gangguan kesehatan mental ataupun tidak sesukses kakak atau adiknya," kata Orissa.
Orissa menyarankan,orang tua perlu menyediakan waktu dan menunjukkan kasih sayang sehingga membentuk kedekatan emosional. Upaya tersebut juga akan mendukung tumbuh kembang anak.
Baca Lebih Lanjut
Mengenal Child Grooming, Manipulasi Seksual yang Mengintai Anak
Detik
Menjaga Anak Aman Selama Berkendara dengan Fitur Child Lock
KumparanOTO
Obat Demam Alami untuk Anak, Cari Bawang Bombay hingga Jahe di Rumah
Aullia Rachma Puteri
Riset: Anak Aktif Cenderung Lebih Pintar di Sekolah, Apa Sebabnya?
KumparanMOM
Penampakan Cacing Parasit 'Bersarang' di Kaki Anak 7 Tahun gegara Tak Pakai Sendal
Detik
3 Hal Menarik dari Kasus Dugaan Vadel Badjideh Hamili Lolly Anak Nikita Mirzani
Sindonews
Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem 23-25 September 2024 di Jawa Tengah
Nanda Lusiana Saputri
Psikolog beri kiat hadapi konflik antara orang tua dan anak
Antaranews
Bisa Dicontek, Begini Cara Nikita Willy Menghadapi Anak yang Tantrum
Diah Puspita Ningrum
UNICEF: 6 juta anak terdampak topan super Yagi di Asia Tenggara
Antaranews